Penobatan Raja Thailand: Pelukan Sang Raja hingga Narsis Keluarganya

Senin, 06 Mei 2019 - 12:39 WIB
Penobatan Raja Thailand:...
Penobatan Raja Thailand: Pelukan Sang Raja hingga Narsis Keluarganya
A A A
BANGKOK - Ada pemandangan tak biasa dalam ritual penobatan Maha Vajiralongkorn sebagai raja Thailand. Pemimpin yang bergelar Raja Rama x itu tiba-tiba menarik kakak perempuannya, Putri Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi, untuk berpelukan.

Foto-foto ritual penobatan raja baru tersebut juga dipublikasikan di akun Instagram keluarga kerajaan, thairoyalfamily. Pemandangan narsis di media sosial juga dipamerkan anggota keluarga kerajaan. Hal ini tak biasa, karena hukum di kerajaan tersebut melarang ekpose publik terkait segala sesuatu yang berhubungan dengan kerajaan dan keluarganya.

Undang-undang (UU) pencemaran nama baik keluarga kerajaan Thailand menjadi salah satu hukum paling keras di dunia. UU itu menjaga ketat penyebaran gosip kerajaan dan mencegah kritik publik terhadap kerajaan dan keluarganya.

Raja Maha Vajiralongkorn, 66, resmi dimahkotai pada Sabtu, 4 Mei 2019, dalam sebuah upacara mewah yang kaya akan simbolisme dan ritual.

Monarki menjadi perhatian masyarakat Thailand dan proyeksi kekuatannya tidak dapat diabaikan di kerajaan, mulai dari potret raja berwajah keras, ritual kaku, hingga penampilan publik yang disampaikan setiap malam di berita televisi.

Tetapi, Raja Rama X tetap menjadi sosok yang sangat pribadi, yang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri. Penobatannya yang diliput stasiun televisi setempat telah membangkitkan rasa ingin tahu publik atas kejadian di dalam dalam kerajaan.

"Saya ingin melihat mereka sedikit lebih leluasa sehingga kita bisa mengenal mereka," kata Jin, seorang mahasiswa 22 tahun yang berada di dekat Grand Palace, yang menolak untuk memberikan nama lengkapnya.

Pengenalan istri keempat Raja Vajiralongkorn, Ratu Suthida—seorang pramugari yang berubah menjadi pengawal kerajaan, yang kemudian dinikahi raja—menggelitik minat publik yang menonton.

Jin mengatakan dia kagum dengan pernikahan raja dengan rakyat jelata.

Ritual Intimasi


Sepanjang formalitas penobatan, raja tetap tanpa senyum. Hal itu sesuai dengan tradisi upacara yang suram dan simbolis yang diadakan di depan sejumlah pejabat istana dan jenderal.

Tetapi ritual hari Sabtu, yang melambangkan transformasi dari manusia menjadi seperti dewa, memberikan gambaran intim tentang sang raja.

Sebuah upacara pemurnian dengan air yang dipimpin oleh para Brahmana Hindu memperlihatkan raja mengenakan jubah putih dengan satu bahu terbuka. Inilah momen sederhana dari seorang raja yang biasanya terlihat berseragam militer.

Interaksi yang tidak dijaga juga membuat "lidah media bergoyang". Surat kabar memuat foto-foto pertemuan hangat Jumat malam antara raja dan keluarganya di aula istana.

Ada senyum lebar dan pelukan untuk Putri Ubolratana, kakak perempuannya yang suka posting di Instagram. Putri raja yang jadi perancang busananya, Sirivannavari, 32, dan putra raja, Dipangkorn, 14, 14 tahun—anak-anak dari istri kedua dan ketiga—memandang aksi pelukan itu.

Sesuai kebiasaannya, Putri Ubolratana—dipandang sebagai salah satu bangsawan yang lebih mudah didekati publik—mem-posting foto selfie berseri-seri dengan adik perempuannya, Sirindhorn.

Pada hari Minggu, Putri Ubolratana merilis foto ponsel adik laki-lakinya yang mengenakan mahkota emas 7,3kg, dengan memberi tagar #coronationday dan #onceinalifetime.

Pertemuan hangat Putri Ubolratana dengan adik laki-lakinya itu muncul setelah sang adik menghancurkan aspirasi politiknya menjelang pemilu 24 Maret lalu. Raja Vajiralongkorn saat itu membatalkan pencalonan sang kakak sebagai calon perdana menteri dari sebuah partai politik yang sekarang bubar.

Tak hanya Putri Ubolratana, Putri Sirivannavari juga narsis di media sosial dengan mem-posting foto dirinya di Facebook, di mana dia mengenakan pakaian tradisional emas elegan saat upacara.

Tidak ada indikasi apakah kerlip informalitas menunjukkan arah baru dari mesin humas istana, atau hanya kebetulan dari modernitas para bangsawan yang "dipersenjatai" dengan smartphone.

Tetapi pengamat mengatakan efeknya bisa berfungsi untuk membuka saluran komunikasi dengan publik.

"Gambar-gambar Raja Vajiralongkorn mengenakan mahkota suci dan kemudian bersosialisasi dengan anggota keluarga melayani tujuan ganda, menjadikannya suci dan relatif mudah didekati," kata antropolog Edoardo Siani dari Universitas Kyoto.

Orang Thailand yang lebih tua lebih terbiasa dengan bangsawan mereka yang memegang posisi terpencil dan terhormat.

Kanha Kitvej, 80, warga yang semasa hidupnya pernah menyaksikan tentara berbaris di Grand Palace mengatakan seharusnya ada "jarak" antara bangsawan dan publik.

"Saya adalah subjeknya (raja)," kata Madam Aunyaporn Wisanurak, 62, yang secara sukarela membagikan makanan selama penobatan, menggemakan sentimen itu. Dia bersikeras bahwa buletin berita kerajaan setiap malam memberikan banyak wawasan tentang aktivitas raja.

"Orang-orang Thailand sudah tahu setiap kegiatan raja mereka," katanya, seperti dikutip AFP, Senin (6/5/2019).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2071 seconds (0.1#10.140)