Pangeran Fahad Lepas Singgasana Demi Teknologi dan Media Daring
A
A
A
PANGERAN Fahad bin Faisal Al Saud bisa dibilang berbeda dari pangeran pada umumnya. Alih-alih memilih kehidupan kerajaan yang penuh kemewahan dan bergelimang pelayanan, Fahad lebih memilih menjadi dirinya sendiri. Dia menjadi pangeran yang memiliki passion dan memilih berkiprah di dunia teknologi dan media sosial (medsos).
Tak heran banyak yang menjulukinya sebagai “The Tech Dude”. Sebetulnya siapa Pangeran Fahad? Dia cucu dari saudara lelaki raja Arab Saudi dan keturunan anggota kerajaan keluarga Saud (House of Saud). Dia bisa dengan mudah menjalani kehidupan kelas atas di Arab Saudi. Namun, sebaliknya dia membuat nama untuk dirinya sendiri sebagai pengusaha teknologi dan penguasa media daring. Semua ini berawal dari kesukaannya beraktivitas di bangku kuliah.
Kala itu dia tercatat sebagai mahasiswa Teknik Mesin, Ilmu Manajemen dan Teknik serta Studi dan Sastra Timur Tengah (Timteng) di Universitas Stanford. Dia ikut mendirikan banyak klub dan organisasi, termasuk Perkumpulan Islam pertama universitas pada tahun 2003. Dia pun lulus dengan gelar di bidang Teknik Mesin dan gelar minor ganda dalam Ilmu Manajemen dan Studi Timur Tengah.
Kemudian memulai kariernya sebagai Kepala Operasi Pengguna untuk Facebook Arabic, yakni jejaring sosial versi Arab pada tahun 2009. Dikutip Business Insider , di sinilah, sang pangeran “jatuh cinta” dan seolah menemukan dunianya yang lain. “Facebook adalah alasan saya tidak memilih MBA sekarang. Facebook adalah MBA saya.
Facebook adalah PhD saya. Bekerja di Facebook adalah peluang pendidikan paling besar yang pernah saya minta. Sungguh menakjubkan bisa mengerjakan sebuah proyek yang dapat mengubah hidup orang,” ungkapnya kala itu melalui wawancara dengan Business Insider.
Sejak saat itu, medsos langsung booming dan juga membuat revolusi tersendiri di dunia Arab. Fahad melihat Facebook sebagai kendaraan untuk perubahan sosial daripada kekuatan independen. “Media sosial adalah alat. Tidak ada bedanya dengan telepon, televisi, dan palu. Tetapi itu telah memaksa banyak orang untuk lebih transparan dan bertanggung jawab atas apa yang mereka katakana,” ujarnya.
Dia juga melihat medsos membantu mendorong penciptaan lapangan kerja di Timteng dan di seluruh dunia. “Ini memberi banyak orang peluang untuk bekerja, kreasi, inovasi, startup. Kami memiliki generasi besar wirausahawan yang tidak akan memiliki kesempatan itu tanpa jejaring sosial ini,” katanya. Fahad pun seolah berniat mengabadikan diri dan hidupnya untuk teknologi demi kemaslahatan orang banyak.
Sejak meninggalkan Facebook pada Agustus 2011, dia mendirikan beberapa startup teknologi, termasuk New Arabic Media (Na3M) Games dan Appiphany. Na3M berfokus pada pembuatan game multiplatform dengan sentuhan Arab. “Kami ingin membuat konten yang berfokus pada identitas dan budaya kami sebagai orang Arab. Rasanya luar biasa bangga dengan sesuatu yang telah Anda sumbangkan dan yang telah membantu memberdayakan kawasan ini,” katanya.
Sementara, Appiphany membuat aplikasi apik seperti catnip untuk pencandu media sosial. Salah satu aplikasi mereka yang paling populer adalah InstaFeed, program yang memungkinkan pengguna Instagram untuk membagi temanteman yang mereka ikuti menjadi “saluran tertentu yang dapat dinyalakan dan dimatikan”.
Dia juga banyak berinvestasi di Popover Games, pembuat permainan kasino sosial lintas platform. Di sini dia membantu mengembangkan program obrolan terjemahan otomatis yang memungkinkan pemain dari berbagai bahasa berkomunikasi melalui permainan.
“Di Popover kami ingin membuat game warisan, permainan telah dimainkan selama berabad-abad dan generasi di seluruh dunia, tetapi itu tidak tersedia untuk dimainkan di Facebook. Idenya adalah untuk mem bantu mengo muni kasikan budaya dan mendobrak hambatan bahasa dengan membiarkan orang bermain game yang secara budaya penting bagi mereka dengan pemain lain di seluruh dunia,” ungkapnya.
Saking seriusnya, dia akhirnya menjadi cofounder dan menjual Popover Games ke pengembang game kasino Playsino. Saat ini Fahad tinggal di Los Angeles dan bertugas sebagai Kepala Urusan Kemahasiswaan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi di Kedutaan Besar Kerajaan di Konsulat Hukum Konsulat Arab Saudi di Los Angeles, California.
Dia berkonsultasi dengan pemerintah Arab Saudi mengenai teknologi cyber dan programprogram yang berorientasi pada kaum muda sebagai sebuah pekerjaan yang menurutnya sangat cocok. “Setelah menjadi kepala Facebook dalam bahasa Arab dan memiliki pengalaman itu, rasanya sangat wajar untuk diminta memberi saran, terutama setelah hal-hal terjadi dengan Musim Semi Arab. Saya sangat senang,” sebutnya.
Fahad juga berperan sebagai pemimpin dalam pengembangan dan penelitian bisnis untuk proyek energi alternatif bersama yang berbasis di Los Angeles antara UCLA dan Kota Raja Abdulaziz untuk Sains dan Teknologi.
Pengakuan di dunia internasional
Fahad yang lahir di Taif ini diperkirakan masih terbilang muda, yakni sekitar 30 tahun. Namun, dia benar-benar ahli dalam pertumbuhan teknologi di Timteng. Tak heran banyak prestasi maupun pengakuan akan dirinya di dunia internasional. Seperti tokoh global dan terkemuka dalam teknologi, dia pun dipilih untuk Youth G8, Youth G20.
Dia juga sempat menjadi tuan rumah Google Founder, Eric Schmidt, di Arab Saudi. Dia juga berkonsultasi tentang Start-up Weekend pertama di Saudi. Pada 2011 namanya disebut sebagai “Pemuda Internasional Paling Berpengaruh” di Arab Youth Media Forum.
Pada 2013 Fahad ditunjuk sebagai mentor di program kewirausahaan teknologi internasional Unreasonable Institute, bersama Sir Richard Branson, penerima Hadiah Nobel Perdamaian Desmond Tutu dan Pendiri WordPress, Matt Mullenweg.
Dia juga kerap menjadi dosen NATO di media sosial Timur Tengah, yang memberikan pemahaman tentang masalah keamanan cyber dan masalah privasi. Pada tahun 2011 dia ditunjuk sebagai Duta Privasi untuk Dunia Arab oleh Dr Anna Cavokian, Komisaris Informasi & Privasi Kanada.
Dia juga menjadi pembicara utama pada teknologi dan inovasi untuk UNICEF dan juga Asosiasi Harvard Arab. Tak hanya itu, Fahad dipilih oleh pemerintahan Obama sebagai Pemimpin Generasi Selanjutnya, mengunjungi Gedung Putih dan merekomendasikan solusi milenial pada perawatan kesehatan, reformasi energi, dan hak-hak perempuan, di bawah perlindungan Warren Buffet.
Pada tahun 2016 ia bertemu dengan Presiden Obama dan Clinton. Dia mendapatkan ucapan selamat atas pekerjaannya yang berkelanjutan dengan NA3AM, hak-hak perempuan, dan menghasilkan platform baru untuk generasi mendatang yang lebih inklusif.
Tak heran banyak yang menjulukinya sebagai “The Tech Dude”. Sebetulnya siapa Pangeran Fahad? Dia cucu dari saudara lelaki raja Arab Saudi dan keturunan anggota kerajaan keluarga Saud (House of Saud). Dia bisa dengan mudah menjalani kehidupan kelas atas di Arab Saudi. Namun, sebaliknya dia membuat nama untuk dirinya sendiri sebagai pengusaha teknologi dan penguasa media daring. Semua ini berawal dari kesukaannya beraktivitas di bangku kuliah.
Kala itu dia tercatat sebagai mahasiswa Teknik Mesin, Ilmu Manajemen dan Teknik serta Studi dan Sastra Timur Tengah (Timteng) di Universitas Stanford. Dia ikut mendirikan banyak klub dan organisasi, termasuk Perkumpulan Islam pertama universitas pada tahun 2003. Dia pun lulus dengan gelar di bidang Teknik Mesin dan gelar minor ganda dalam Ilmu Manajemen dan Studi Timur Tengah.
Kemudian memulai kariernya sebagai Kepala Operasi Pengguna untuk Facebook Arabic, yakni jejaring sosial versi Arab pada tahun 2009. Dikutip Business Insider , di sinilah, sang pangeran “jatuh cinta” dan seolah menemukan dunianya yang lain. “Facebook adalah alasan saya tidak memilih MBA sekarang. Facebook adalah MBA saya.
Facebook adalah PhD saya. Bekerja di Facebook adalah peluang pendidikan paling besar yang pernah saya minta. Sungguh menakjubkan bisa mengerjakan sebuah proyek yang dapat mengubah hidup orang,” ungkapnya kala itu melalui wawancara dengan Business Insider.
Sejak saat itu, medsos langsung booming dan juga membuat revolusi tersendiri di dunia Arab. Fahad melihat Facebook sebagai kendaraan untuk perubahan sosial daripada kekuatan independen. “Media sosial adalah alat. Tidak ada bedanya dengan telepon, televisi, dan palu. Tetapi itu telah memaksa banyak orang untuk lebih transparan dan bertanggung jawab atas apa yang mereka katakana,” ujarnya.
Dia juga melihat medsos membantu mendorong penciptaan lapangan kerja di Timteng dan di seluruh dunia. “Ini memberi banyak orang peluang untuk bekerja, kreasi, inovasi, startup. Kami memiliki generasi besar wirausahawan yang tidak akan memiliki kesempatan itu tanpa jejaring sosial ini,” katanya. Fahad pun seolah berniat mengabadikan diri dan hidupnya untuk teknologi demi kemaslahatan orang banyak.
Sejak meninggalkan Facebook pada Agustus 2011, dia mendirikan beberapa startup teknologi, termasuk New Arabic Media (Na3M) Games dan Appiphany. Na3M berfokus pada pembuatan game multiplatform dengan sentuhan Arab. “Kami ingin membuat konten yang berfokus pada identitas dan budaya kami sebagai orang Arab. Rasanya luar biasa bangga dengan sesuatu yang telah Anda sumbangkan dan yang telah membantu memberdayakan kawasan ini,” katanya.
Sementara, Appiphany membuat aplikasi apik seperti catnip untuk pencandu media sosial. Salah satu aplikasi mereka yang paling populer adalah InstaFeed, program yang memungkinkan pengguna Instagram untuk membagi temanteman yang mereka ikuti menjadi “saluran tertentu yang dapat dinyalakan dan dimatikan”.
Dia juga banyak berinvestasi di Popover Games, pembuat permainan kasino sosial lintas platform. Di sini dia membantu mengembangkan program obrolan terjemahan otomatis yang memungkinkan pemain dari berbagai bahasa berkomunikasi melalui permainan.
“Di Popover kami ingin membuat game warisan, permainan telah dimainkan selama berabad-abad dan generasi di seluruh dunia, tetapi itu tidak tersedia untuk dimainkan di Facebook. Idenya adalah untuk mem bantu mengo muni kasikan budaya dan mendobrak hambatan bahasa dengan membiarkan orang bermain game yang secara budaya penting bagi mereka dengan pemain lain di seluruh dunia,” ungkapnya.
Saking seriusnya, dia akhirnya menjadi cofounder dan menjual Popover Games ke pengembang game kasino Playsino. Saat ini Fahad tinggal di Los Angeles dan bertugas sebagai Kepala Urusan Kemahasiswaan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi di Kedutaan Besar Kerajaan di Konsulat Hukum Konsulat Arab Saudi di Los Angeles, California.
Dia berkonsultasi dengan pemerintah Arab Saudi mengenai teknologi cyber dan programprogram yang berorientasi pada kaum muda sebagai sebuah pekerjaan yang menurutnya sangat cocok. “Setelah menjadi kepala Facebook dalam bahasa Arab dan memiliki pengalaman itu, rasanya sangat wajar untuk diminta memberi saran, terutama setelah hal-hal terjadi dengan Musim Semi Arab. Saya sangat senang,” sebutnya.
Fahad juga berperan sebagai pemimpin dalam pengembangan dan penelitian bisnis untuk proyek energi alternatif bersama yang berbasis di Los Angeles antara UCLA dan Kota Raja Abdulaziz untuk Sains dan Teknologi.
Pengakuan di dunia internasional
Fahad yang lahir di Taif ini diperkirakan masih terbilang muda, yakni sekitar 30 tahun. Namun, dia benar-benar ahli dalam pertumbuhan teknologi di Timteng. Tak heran banyak prestasi maupun pengakuan akan dirinya di dunia internasional. Seperti tokoh global dan terkemuka dalam teknologi, dia pun dipilih untuk Youth G8, Youth G20.
Dia juga sempat menjadi tuan rumah Google Founder, Eric Schmidt, di Arab Saudi. Dia juga berkonsultasi tentang Start-up Weekend pertama di Saudi. Pada 2011 namanya disebut sebagai “Pemuda Internasional Paling Berpengaruh” di Arab Youth Media Forum.
Pada 2013 Fahad ditunjuk sebagai mentor di program kewirausahaan teknologi internasional Unreasonable Institute, bersama Sir Richard Branson, penerima Hadiah Nobel Perdamaian Desmond Tutu dan Pendiri WordPress, Matt Mullenweg.
Dia juga kerap menjadi dosen NATO di media sosial Timur Tengah, yang memberikan pemahaman tentang masalah keamanan cyber dan masalah privasi. Pada tahun 2011 dia ditunjuk sebagai Duta Privasi untuk Dunia Arab oleh Dr Anna Cavokian, Komisaris Informasi & Privasi Kanada.
Dia juga menjadi pembicara utama pada teknologi dan inovasi untuk UNICEF dan juga Asosiasi Harvard Arab. Tak hanya itu, Fahad dipilih oleh pemerintahan Obama sebagai Pemimpin Generasi Selanjutnya, mengunjungi Gedung Putih dan merekomendasikan solusi milenial pada perawatan kesehatan, reformasi energi, dan hak-hak perempuan, di bawah perlindungan Warren Buffet.
Pada tahun 2016 ia bertemu dengan Presiden Obama dan Clinton. Dia mendapatkan ucapan selamat atas pekerjaannya yang berkelanjutan dengan NA3AM, hak-hak perempuan, dan menghasilkan platform baru untuk generasi mendatang yang lebih inklusif.
(don)