Dibuat Film Serial, Netflix Bayar Bocah Gua Rp1,3 Miliar
A
A
A
BANGKOK - Kisah perjuangan 12 bocah sekolah sepak bola (SSB) Thailand yang terjebak di dalam gua selama 17 hari penuh akan ditransformasi ke dalam film serial.
Mereka akan meneken kesepakat an sekitar tiga juta baht (Rp1,3 miliar, kurs 444 per baht) dengan perusahaan media asal Amerika Serikat, Netflix. Kesepakatan itu diumumkan Selasa (30/4) oleh Netflix setelah melakukan negosiasi selama sebulan dengan Kementerian Kebudayaan Thailand.
Selain diberikan kepada keluarga 12 bocah gua, uang itu juga diberikan kepada pelatih mereka di Wild Boars. Namun, persentase pembagiannya tidak disampaikan. Produser yang akan menggarap film tersebut mengatakan organisasi yang terlibat dalam operasi penyelamatan juga akan menerima komisi.
Kementerian Kebudayaan Thailand pertama kali menguak ketertarikan Netflix ini pada Maret. Mereka menyatakan satu keluarga bocah gua akan dibayar tiga juta baht. Namun, rilis proyeknya tidak diketahui.
“Kami senang atas kesempatan ini dan berterima kasih ke pada mereka yang melakukan penyelamatan, baik dari Thailand maupun luar negeri. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak agar kisahnya sesuai dengan fakta di lapangan,” kata asisten pelatih Ekapol Chanthawong.
Wild Boars juga berkomitmen untuk menyumbangkan 15% dari pendapatan film itu terhadap organisasi yang aktif membantu korban bencana alam. Film itu akan digarap Jon M Chu yang membuat film Crazy Rich Asian, juga dalam kesepakatan Netflix dan Nattawut Poon piriya, seorang produser film terkenal di Thailand.
“Kami sangat bangga dapat membantu menceritakan ulang kisah luar biasa operasi penyelamatan Gua Tham Luang,” kata Direktur Original Internasional Netflix, Erika North, dikutip dailymail.co.uk.
“Kisahnya menggabungkan tema universal dan lokal yang unik, yang menghubungkan semua orang di dunia,” tambahnya. Operasi penyelamatan itu mengalihkan perhatian media dunia yang sering menyoroti konflik politik dan junta militer di Thailand.
Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha yang mengambil alih kekuasaan lewat kudeta militer pada 2014 memuji para petugas yang mempertaruhkan hidupnya demi anak-anak.
Sebuah film indie berjudul The Cave yang dibuat pascapenyelamatan dan bercerita tentang petualangan dilaporkan akan dirilis tahun ini. Seperti diketahui, tim Wild Boars terjebak di Gua Tham Luang akibat hujan lebat dan air bah pada Juni 2018.
Mereka berhasil selamat melalui proses penyelamatan yang amat rumit dan dramatis. Selama proses penyelamatan, satu penyelam tewas. Setelah 12 bocah berhasil dievakuasi dari gua pada 10 Juli, sebagian dari mereka diketahui tidak memiliki kewarga negaraan dan tidak memiliki hak apa pun, meski mereka lahir di Thailand.
Mereka akhirnya memperoleh kewarganegaraan awal Agustus tahun lalu. “Dengan memberi kewarganegaraan kepada anak-anak dan pela tih mereka, Thailand memberi mereka peluang untuk mimpi masa depan lebih cerah dan mencapai potensi penuh mereka,” kata Carol Batchelor, penasihat khusus UNHCR untuk Mereka yang Tanpa Kewarganegaraan.
Batchelor menjelaskan, sebagian besar orang yang tak memiliki kewarganegaraan Thailand itu tinggal di daerah terpencil di perbatasan sehingga aksesnya sangat terbatas untuk mendapat informasi atau cara mengajukan kewarganegaraan.
Somsak Kanakam, kepala kantor distrik Mae Saidi Chiang Rai, menambahkan, permintaan kewarganegaraan untuk sekitar 20 orang lain nya yang sebagian besar anak-anak juga telah disetujui. Insiden di gua itu pun mem buka mata publik bahwa banyak warga dari Kamboja, Laos, dan Myanmar yang tinggal di Thailand.
Sejumlah hak dan peluang mereka ditolak karena bukan warganegara Thailand. Lebih dari 486.000 orang terdata tanpa kewarganegaraan di Thailand. Dari jumlah tersebut, 146.269 orang berusia kurang dari 18 tahun.
Pasca penyelamatan, ke-12 bocah Thailand sempat diun dang menonton pertandingan Manchester United kontra Ever ton di Old Trafford, Inggris, akhir 2018 lalu.
Mereka di undang Executive Vice-Chairman Manchester United Ed Woodward. “Anak-anak itu juga bertemu manajer Manchester United Jose Mourinho,” ungkap laporan bbc.com. (Muh Shamil/ Syarifudin)
Mereka akan meneken kesepakat an sekitar tiga juta baht (Rp1,3 miliar, kurs 444 per baht) dengan perusahaan media asal Amerika Serikat, Netflix. Kesepakatan itu diumumkan Selasa (30/4) oleh Netflix setelah melakukan negosiasi selama sebulan dengan Kementerian Kebudayaan Thailand.
Selain diberikan kepada keluarga 12 bocah gua, uang itu juga diberikan kepada pelatih mereka di Wild Boars. Namun, persentase pembagiannya tidak disampaikan. Produser yang akan menggarap film tersebut mengatakan organisasi yang terlibat dalam operasi penyelamatan juga akan menerima komisi.
Kementerian Kebudayaan Thailand pertama kali menguak ketertarikan Netflix ini pada Maret. Mereka menyatakan satu keluarga bocah gua akan dibayar tiga juta baht. Namun, rilis proyeknya tidak diketahui.
“Kami senang atas kesempatan ini dan berterima kasih ke pada mereka yang melakukan penyelamatan, baik dari Thailand maupun luar negeri. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak agar kisahnya sesuai dengan fakta di lapangan,” kata asisten pelatih Ekapol Chanthawong.
Wild Boars juga berkomitmen untuk menyumbangkan 15% dari pendapatan film itu terhadap organisasi yang aktif membantu korban bencana alam. Film itu akan digarap Jon M Chu yang membuat film Crazy Rich Asian, juga dalam kesepakatan Netflix dan Nattawut Poon piriya, seorang produser film terkenal di Thailand.
“Kami sangat bangga dapat membantu menceritakan ulang kisah luar biasa operasi penyelamatan Gua Tham Luang,” kata Direktur Original Internasional Netflix, Erika North, dikutip dailymail.co.uk.
“Kisahnya menggabungkan tema universal dan lokal yang unik, yang menghubungkan semua orang di dunia,” tambahnya. Operasi penyelamatan itu mengalihkan perhatian media dunia yang sering menyoroti konflik politik dan junta militer di Thailand.
Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha yang mengambil alih kekuasaan lewat kudeta militer pada 2014 memuji para petugas yang mempertaruhkan hidupnya demi anak-anak.
Sebuah film indie berjudul The Cave yang dibuat pascapenyelamatan dan bercerita tentang petualangan dilaporkan akan dirilis tahun ini. Seperti diketahui, tim Wild Boars terjebak di Gua Tham Luang akibat hujan lebat dan air bah pada Juni 2018.
Mereka berhasil selamat melalui proses penyelamatan yang amat rumit dan dramatis. Selama proses penyelamatan, satu penyelam tewas. Setelah 12 bocah berhasil dievakuasi dari gua pada 10 Juli, sebagian dari mereka diketahui tidak memiliki kewarga negaraan dan tidak memiliki hak apa pun, meski mereka lahir di Thailand.
Mereka akhirnya memperoleh kewarganegaraan awal Agustus tahun lalu. “Dengan memberi kewarganegaraan kepada anak-anak dan pela tih mereka, Thailand memberi mereka peluang untuk mimpi masa depan lebih cerah dan mencapai potensi penuh mereka,” kata Carol Batchelor, penasihat khusus UNHCR untuk Mereka yang Tanpa Kewarganegaraan.
Batchelor menjelaskan, sebagian besar orang yang tak memiliki kewarganegaraan Thailand itu tinggal di daerah terpencil di perbatasan sehingga aksesnya sangat terbatas untuk mendapat informasi atau cara mengajukan kewarganegaraan.
Somsak Kanakam, kepala kantor distrik Mae Saidi Chiang Rai, menambahkan, permintaan kewarganegaraan untuk sekitar 20 orang lain nya yang sebagian besar anak-anak juga telah disetujui. Insiden di gua itu pun mem buka mata publik bahwa banyak warga dari Kamboja, Laos, dan Myanmar yang tinggal di Thailand.
Sejumlah hak dan peluang mereka ditolak karena bukan warganegara Thailand. Lebih dari 486.000 orang terdata tanpa kewarganegaraan di Thailand. Dari jumlah tersebut, 146.269 orang berusia kurang dari 18 tahun.
Pasca penyelamatan, ke-12 bocah Thailand sempat diun dang menonton pertandingan Manchester United kontra Ever ton di Old Trafford, Inggris, akhir 2018 lalu.
Mereka di undang Executive Vice-Chairman Manchester United Ed Woodward. “Anak-anak itu juga bertemu manajer Manchester United Jose Mourinho,” ungkap laporan bbc.com. (Muh Shamil/ Syarifudin)
(nfl)