Taliban Umumkan Putaran Baru Pembicaraan Damai dengan AS di Doha

Rabu, 01 Mei 2019 - 15:54 WIB
Taliban Umumkan Putaran...
Taliban Umumkan Putaran Baru Pembicaraan Damai dengan AS di Doha
A A A
KABUL - Putaran baru perundingan perdamaian antara Taliban dan Amerika Serikat (AS) di mulai Rabu (1/5/2019) di Doha, Qatar. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat Taliban.

Pembicaraan itu menandai perundingan putaran keenam di antara kedua belah pihak dalam beberapa bulan terakhir. Pembicaraan ini terjadi ketika meningkatnya tekanan untuk semacam terobosan dalam konflik yang melelahkan di Afghanistan, dengan Washington mendorong untuk sebuah resolusi.

"Pembicaraan akan dimulai di Doha hari ini," kata juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid seperti dikutip dari Straits Times.

Kedutaan Besar AS di Kabul tidak segera berkomentar, tetapi Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan utusan perdamaiannya Zalmay Khalilzad akan mengunjungi Doha, Ibu Kota Qatar, bulan ini untuk bertemu dengan Taliban.

Khalilzad, yang lahir di Afghanistan dan merupakan mantan duta besar AS untuk negara itu, telah menghabiskan beberapa bulan bolak-balik antara ibu kota Asia dan Washington dalam upaya membangun konsensus untuk kesepakatan.

Pada hari Minggu, (28/4/2019), ia mengatakan Washington sedikit tidak sabar untuk mengakhiri perang, mengingat biaya tahunannya sebesar US$ 45 miliar untuk pembayar pajak dan jumlah pasukan AS yang terus bertambah, sekitar 2.400 di antaranya terbunuh sejak invasi pimpinan AS sebagai tanggapan atas serangan 11 September 2001.

Presiden AS Donald Trump memberikan momentum tambahan ketika pada bulan Desember ia memberi tahu para penasihat bahwa ia ingin menarik sekitar setengah dari 14.000 tentara Amerika dari Afghanistan.

Khalilzad telah berulang kali menekankan tidak ada kesepakatan akhir sampai semuanya disepakati. Tetapi kerangka dasar untuk kesepakatan akan membuat AS setuju untuk menarik pasukannya dari Afghanistan dengan imbalan Taliban bersumpah untuk menghentikan kelompok-kelompok teror yang pernah menggunakan negara sebagai tempat yang aman.

Namun tidak ada pembicaraan sejauh ini yang melibatkan pemerintah Afghanistan, yang dipandang Taliban sebagai rezim boneka.

Ini berarti jika AS dan Taliban dapat menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang dan jadwal untuk penarikan pasukan, kelompok pemberontak itu masih harus membuat perjanjian dengan para politisi Afghanistan dan para tetua suku sebelum gencatan senjata yang bertahan lama dapat dimulai.

Upaya awal untuk "dialog intra-Afghanistan", yang akan berlangsung bulan lalu di Doha, berantakan pada menit terakhir di tengah perselisihan tentang daftar panjang delegasi yang ingin dikirim oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Sementara itu, kekerasan di Afghanistan terus berlanjut, dan bulan lalu Taliban mengumumkan dimulainya serangan musim semi tahunan mereka.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7156 seconds (0.1#10.140)