Mengenal Naruhito, Musisi yang Jadi Kaisar Baru Jepang

Senin, 29 April 2019 - 11:01 WIB
Mengenal Naruhito, Musisi yang Jadi Kaisar Baru Jepang
Mengenal Naruhito, Musisi yang Jadi Kaisar Baru Jepang
A A A
TOKYO - Kaisar Akihito, 85, dari Jepang akan turun takhta pada hari Selasa (30/4/2019) setelah tiga dasawarsa berkuasa. Negara Matahari Terbit itu kini bersiap menanti penobatan kaisar baru, Naruhito yang sebelumnya berstatus Putra Mahkota.

Akihito adalah kaisar pertama yang turun takhta dalam 200 tahun. Pengunduran diri terakhir oleh seorang raja Jepang adalah pada tahun 1817.

Naruhito, yang merupakan putra Akihito, akan resmi dinobatkan sebagai kaisar baru Jepang pada hari Rabu mendatang. Namun, menurut laporan AP, prosesi upacara yang lebih rumit akan digelar pada bulan Oktober.

Pada Agustus 2016, Akihito, menyampaikan kekhawatiran tentang usia dan kesehatannya yang telah menurun. Dia pun menyatakan keinginannya untuk turun takhta saat dia masih dalam keadaan sehat dan mampu.

Sebagai simbol yang didefinisikan secara konstitusional tanpa kekuatan politik, Akihito meminta pengertian kepada rakyat Jepang dalam sebuah pesan. Pesan itu mendapat dukungan publik yang besar, dan membuka jalan untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.

Undang-undang bernama "Japan's Imperial House Law" tidak memiliki ketentuan tentang pengunduran diri oleh kaisar yang berkuasa dan secara nyata hanya memperbolehkan suksesi setelah meninggal. Namun, pemerintah memberlakukan hukum pertama kali untuk mengizinkan pengunduran diri Kaisar Akihito.

Siapa Naruhito?

Naruhito adalah sesepuh dari dua putra Akihito. Dia seorang musisi dan pejalan kaki yang bersemangat. Naruhito, yang berusia 59 tahun, menghabiskan dua tahun untuk studi di Oxford dan menulis sebuah makalah tentang sistem transportasi Sungai Thames abad ke-18 setelah mempelajari sejarah di Universitas Gakushuin, sebuah sekolah yang dulunya adalah aristokrat.

Istri Kaisar Akihito, Masako, adalah mantan diplomat berpendidikan Harvard. Dia pulih dari kondisi stres setelah melahirkan putri mereka, Aiko, di tengah tekanan publik untuk memiliki anak laki-laki.

Di bawah hukum suksesi, Aiko, 17, dilarang mewarisi takhta kekaisaran Jepang. Suksesi yang hanya boleh untuk bangsawan pria ini akhirnya jatuh pada saudara laki-laki Aiko, yakni Naruhito, dan bisa digantikan pula oleh Fumihito yang lebih dikenal dengan gelar masa kecilnya, Akishino.

Putra Fumihito, Hisahito, 12, akan menjadi kaisar berikutnya.

Diskusi tentang pengubahan hukum untuk memungkinkan suksesi perempuan berakhir dengan lahirnya Hisahito. Namun, dengan suksesi Akihito tetap meningkatkan kekhawatiran tentang masa depan keluarga kekaisaran Jepang.

Prosedur Turun Takhta?

Akihito akan mengumumkan pengunduran dirinya dalam ritual istana pada Selasa malam, tetapi secara teknis dia tetap menjadi kaisar sampai tengah malam.

Pada hari Rabu pagi, Naruhito, dalam ritual pertamanya sebagai kaisar, menerima regalia Kekaisaran, termasuk pedang dan permata, sebagai bukti kenaikannya atas takhta Jepang.

Selain pejabat pemerintah, hanya bangsawan laki-laki dewasa yang diizinkan hadir. Ini merupakan sebuah tradisi yang dipegang teguh pemerintah meskipun ada kritik yang diajukan oleh publik.

Yang Dilakukan Akihito usai Turun Takhta

Akihito akan memegang gelar baru, Kaisar Emeritus. Tapi, dia akan sepenuhnya pensiun dari tugas resmi dan tidak akan lagi menandatangani dokumen, menerima pejabat asing, menghadiri acara-acara pemerintah atau melakukan ritual istana.

Dia bahkan tidak akan menghadiri ritual suksesi putranya dan sebagian besar akan surut dari penampilan publik.

Kegiatannya akan sangat pribadi agar tidak mengganggu kaisar yang bertugas. Setelah turun tahta, Akihito dan Michiko akan pindah ke kediaman sementara kerajaan sebelum akhirnya bertukar tempat dengan Naruhito setelah renovasi di setiap tempat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6188 seconds (0.1#10.140)