Trump Nyatakan AS Keluar dari Perjanjian Senjata PBB
A
A
A
INDIANAPOLIS - Presiden Donald Trump menyatakan Amerika Serikat keluar dari perjanjian senjata internasional. Perjanjian tersebut ditandatangani pada tahun 2013 lalu oleh Presiden Barack Obama.
Hal itu diungkapkan Trump saat pertemuan tahunan anggota lobi senjata organisasi senapan Amerika (NRA). Pernyataan ini sekaligus tindakan terbaru AS untuk keluar dari perjanjian internasional.
"Kami mengambil kembali tanda tangan kami," kata Trump kepada ribuan hadirin yang bersorak-sorai, banyak yang memakai topi merah berhiaskan slogan presiden "Make America Great Again" seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/4/2019).
Di Twitter, Trump menyebut keputusan itu untuk mempertahankan kedaulatan AS. "Kami tidak akan pernah membiarkan birokrat asing menginjak-injak kebebasan Amandemen Kedua Anda," tulis Trump.
Trump mengatakan PBB akan segera menerima pemberitahuan resmi tentang penarikan itu.
Menanggapi hal itu, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyebut perjanjian itu pencapaian penting dalam upaya untuk memastikan tanggung jawab dalam transfer senjata internasional. Pejabat PBB itu mengatakan mereka tidak menyadari bahwa Trump telah berencana untuk mencabut tanda tangan AS.
Kebijakan Trump ini mendapat tentangan langsung dari kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional.
"Amerika Serikat sekarang akan mengunci senjata dengan Iran, Korea Utara, dan Suriah sebagai pihak yang tidak menandatangani perjanjian bersejarah ini yang tujuan utamanya adalah melindungi orang-orang tak bersalah dari senjata mematikan," kata Presiden Amerika Oxfam Abby Maxman.
Sejauh ini 101 negara telah secara resmi bergabung dalam perjanjian. 29 lainnya, termasuk AS, menandatanganinya, tetapi belum secara resmi bergabung. Perjanjian tersebut mencakup ekspor senjata, mulai dari senjata api kecil hingga tank, tetapi tidak untuk penjualan domestik.
Dengan pengumuman hari Jumat, Trump melanjutkan upayanya untuk membalikkan inisiatif era Obama. Ini adalah langkah terbaru AS keluar dari perjanjian internasional.
Hampir dua tahun lalu, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon global yang dihubungkan para ilmuwan dengan perubahan iklim yang berbahaya. Partai Republik berpendapat ekonomi AS akan menderita jika memenuhi tujuan pengurangan karbon sesuai dengan kesepakatan itu.
Pada bulan Mei 2018, Trump menarik AS dari kesepakatan internasional 2015 yang meringankan sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan ketat atas aktivitas nuklirnya. AS sejak itu memberlakukan kembali beberapa sanksi yang telah ditangguhkan berdasarkan kesepakatan.
Hal itu diungkapkan Trump saat pertemuan tahunan anggota lobi senjata organisasi senapan Amerika (NRA). Pernyataan ini sekaligus tindakan terbaru AS untuk keluar dari perjanjian internasional.
"Kami mengambil kembali tanda tangan kami," kata Trump kepada ribuan hadirin yang bersorak-sorai, banyak yang memakai topi merah berhiaskan slogan presiden "Make America Great Again" seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/4/2019).
Di Twitter, Trump menyebut keputusan itu untuk mempertahankan kedaulatan AS. "Kami tidak akan pernah membiarkan birokrat asing menginjak-injak kebebasan Amandemen Kedua Anda," tulis Trump.
Trump mengatakan PBB akan segera menerima pemberitahuan resmi tentang penarikan itu.
Menanggapi hal itu, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyebut perjanjian itu pencapaian penting dalam upaya untuk memastikan tanggung jawab dalam transfer senjata internasional. Pejabat PBB itu mengatakan mereka tidak menyadari bahwa Trump telah berencana untuk mencabut tanda tangan AS.
Kebijakan Trump ini mendapat tentangan langsung dari kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional.
"Amerika Serikat sekarang akan mengunci senjata dengan Iran, Korea Utara, dan Suriah sebagai pihak yang tidak menandatangani perjanjian bersejarah ini yang tujuan utamanya adalah melindungi orang-orang tak bersalah dari senjata mematikan," kata Presiden Amerika Oxfam Abby Maxman.
Sejauh ini 101 negara telah secara resmi bergabung dalam perjanjian. 29 lainnya, termasuk AS, menandatanganinya, tetapi belum secara resmi bergabung. Perjanjian tersebut mencakup ekspor senjata, mulai dari senjata api kecil hingga tank, tetapi tidak untuk penjualan domestik.
Dengan pengumuman hari Jumat, Trump melanjutkan upayanya untuk membalikkan inisiatif era Obama. Ini adalah langkah terbaru AS keluar dari perjanjian internasional.
Hampir dua tahun lalu, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon global yang dihubungkan para ilmuwan dengan perubahan iklim yang berbahaya. Partai Republik berpendapat ekonomi AS akan menderita jika memenuhi tujuan pengurangan karbon sesuai dengan kesepakatan itu.
Pada bulan Mei 2018, Trump menarik AS dari kesepakatan internasional 2015 yang meringankan sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan ketat atas aktivitas nuklirnya. AS sejak itu memberlakukan kembali beberapa sanksi yang telah ditangguhkan berdasarkan kesepakatan.
(ian)