Trump Sebut Penyelidikan Intervensi Rusia Sebagai Kudeta

Jum'at, 26 April 2019 - 17:17 WIB
Trump Sebut Penyelidikan Intervensi Rusia Sebagai Kudeta
Trump Sebut Penyelidikan Intervensi Rusia Sebagai Kudeta
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam penyelidikan yang dilakukan oleh Penasihat Khusus Robert Mueller atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu presiden AS pada 2016. Ia menyebutnya sebagai kudeta dan skandal terbesar.

"Ini adalah upaya penggulingan pemerintah Amerika Serikat," kata Trump kepada Fox News dalam wawancara pertamanya sejak laporan Mueller di rilis.

Dia menarik paralel antara penyelidikan Mueller dan skandal Watergate, yang terjadi antara 1972 dan 1974 yang akhirnya menyebabkan pengunduran diri Presiden AS Richard Nixon pada saat itu.

"Saya pikir itu mungkin skandal terbesar dalam sejarah politik negara kita. Saya pikir ini jauh lebih besar dari Watergate, karena sangat berarti. Ini bukan mencuri informasi dari kantor di apartemen Watergate. Ini adalah percobaan kudeta. Tidak terbayangkan. Seperti negara dunia ketiga,” Trump menggarisbawahi seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (26/4/2019).

Trump pun menggunakan kesempatan itu untuk mengejek pesaingnya Hillary Clinton karena menghancurkan kehidupan para stafnya. Ia lantas mengatakan bahwa sekarang "meja telah berubah" dan saatnya untuk melihat sisi lain.

“Kami memiliki orang-orang yang datang untuk memberikan suara dari seluruh negara ini yang jatuh cinta dengan apa yang kami lakukan. Itu disebut Make America Great Again, dan itulah yang sudah dan kami lakukan. Ini adalah penggulingan, dan ini adalah hal yang memalukan,” tambah Trump, merujuk pada penyelidikan Mueller.

Wawancara itu muncul setelah laporan Mueller, yang dirilis oleh Departemen Kehakiman Selasa lalu. Penyelidikan itu tidak menemukan bukti kolusi antara Trump dan kampanyenya dengan Rusia, yang telah berulang kali membantah tudingan campur tangan dalam sistem politik AS. Moskow menekankan bahwa tuduhan itu dibuat sebagai dalih atas kalahnya pesaing Trump, serta mengalihkan perhatian publik dari contoh-contoh nyata kecurangan pemilu.

Selain itu, laporan Mueller menggambarkan sepuluh episode yang mungkin merupakan upaya menghalangi keadilan oleh presiden AS.

Jaksa Agung AS William Barr, pada bagiannya, menyatakan bahwa bukti yang diberikan dalam penyelidikan Mueller tidak cukup untuk meningkatkan tindakan Trump ke tingkat pelanggaran menghalangi keadilan.

Trump menggarisbawahi dia tidak, bahkan sedikit pun, khawatir tentang kemungkinan dimakzulkan oleh Kongres terkait laporan Mueller.

Pernyataannya itu disampaikan ketika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan kepada Partai Demokrat dalam sebuah surat bahwa Trump dapat dimintai pertanggungjawaban atas kesalahannya tanpa melakukan proses pemakzulan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7504 seconds (0.1#10.140)