Oposisi Sudan Desak Pemerintah Transisi Diserahkan pada Sipil
A
A
A
KHARTOUM -
Oposisi Sudan, yang tergabung dalam "Freedom and Change Alliance" mendesak Dewan Militer, yang bertindak sebagai pemerintah transisi, untuk memindahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil. Aliansi ini menyatukan Asosiasi Profesional Sudan, Aliansi Pasukan Konsensus Nasional, Pasukan Panggilan Sudan, dan kelompok serikat buruh oposisi.
"Kami mendesak kepemimpinan baru tentara, di atas mereka Letnan Jenderal, Abdel-Fattah al-Burhan Abdel-Rahman, untuk mendengarkan suara jalanan dan segera memulai mentransfer kekuasaan ke pemerintahan sipil transisi melalui kepemimpinan dewan kebebasan dan aliansi perubahan," kata aliansi tersebut, seperti dilansir Xinhua pada Sabtu (13/4).
Lebih lanjut, aliansi mendesak kepemimpinan militer baru untuk membatalkan keputusan yang dibuat oleh Dewan Militer sebelumnya mengenai penangguhan konstitusi dan pengenaan keadaan darurat dan jam malam.
Aliansi itu kemudian mendesak para demonstran untuk melanjutkan aksi duduk mereka di depan markas besar militer.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Dewan Transisi Militer Sudanm, Jenderal Awad Ibn Auf mengundurkan diri lewat sebuah pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah. Dia kemudian menyebut Letnan Jenderal Abdel Fattah Burhan sebagai penggantinya.
Pengunduran diri Ibn Auf terjadi hanya sehari setelah dia dilantik sebagai kepala Dewan Militer Transisi. "Saya, Kepala Dewan Militer, mengumumkan bahwa saya menyerahkan jabatan ini. Ini untuk kepentingan bangsa kita, tanpa harus melihat minat khusus, besar atau kecil yang dapat menghambat kemajuannya," kata Ibn Auf.
Oposisi Sudan, yang tergabung dalam "Freedom and Change Alliance" mendesak Dewan Militer, yang bertindak sebagai pemerintah transisi, untuk memindahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil. Aliansi ini menyatukan Asosiasi Profesional Sudan, Aliansi Pasukan Konsensus Nasional, Pasukan Panggilan Sudan, dan kelompok serikat buruh oposisi.
"Kami mendesak kepemimpinan baru tentara, di atas mereka Letnan Jenderal, Abdel-Fattah al-Burhan Abdel-Rahman, untuk mendengarkan suara jalanan dan segera memulai mentransfer kekuasaan ke pemerintahan sipil transisi melalui kepemimpinan dewan kebebasan dan aliansi perubahan," kata aliansi tersebut, seperti dilansir Xinhua pada Sabtu (13/4).
Lebih lanjut, aliansi mendesak kepemimpinan militer baru untuk membatalkan keputusan yang dibuat oleh Dewan Militer sebelumnya mengenai penangguhan konstitusi dan pengenaan keadaan darurat dan jam malam.
Aliansi itu kemudian mendesak para demonstran untuk melanjutkan aksi duduk mereka di depan markas besar militer.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Dewan Transisi Militer Sudanm, Jenderal Awad Ibn Auf mengundurkan diri lewat sebuah pidato yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi pemerintah. Dia kemudian menyebut Letnan Jenderal Abdel Fattah Burhan sebagai penggantinya.
Pengunduran diri Ibn Auf terjadi hanya sehari setelah dia dilantik sebagai kepala Dewan Militer Transisi. "Saya, Kepala Dewan Militer, mengumumkan bahwa saya menyerahkan jabatan ini. Ini untuk kepentingan bangsa kita, tanpa harus melihat minat khusus, besar atau kecil yang dapat menghambat kemajuannya," kata Ibn Auf.
(esn)