Imam Shamsi Ali: Penembakan Masjid Christchurch Serangan Teroris
A
A
A
NEW YORK - Imam Shamsi Ali, Direktur Jamaica Muslim Center yang juga Presiden Nusantara Foundation Amerika Serikat (AS) mengecam keras penembakan berdarah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, kemarin. Dia menyebut insiden itu sebagai serangan teroris terhadap komunitas Muslim.
Shamsi Ali juga meminta semua media untuk jujur dalam peliputan terkait serangan mengerikan tersebut.
"Sekali lagi peristiwa yang sangat tragis terjadi di Selandia Baru tadi malam (Jumat siang waktu Selandia Baru). Seorang teroris Australia, berusia 28 tahun, masuk ke sebuah masjid (Christchurch Center) dan melakukan penembakan, menyerang saudara-saudari Muslim yang berdoa. Setidaknya 49 terbunuh, sementara lebih dari 50 lainnya terluka parah," kata Imam Shamsi Ali, dalam pesan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Sabtu (16/3/2019).
Tokoh Muslim New York kelahiran Sulawesi Selatan ini mengaku masih mengikuti perkembangan kasus penembakan itu dengan cermat."Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam dan doa tulus untuk para korban dan orang yang mereka cintai. Semoga saudara dan saudari Muslim kita dan semua orang di Selandia Baru dan Australia dan juga di tempat lain dilindungi oleh Tuhan Yang Mahakuasa," katanya.
"Tentu saja tanpa keraguan, ini jelas merupakan serangan teroris terhadap Komunitas Muslim. Kami mengutuk sepenuhnya dan mendesak pihak berwenang untuk cepat melakukan pekerjaan mereka dan membawa pelaku ke pengadilan," papar Shamsi Ali.
"Kami juga meminta media untuk jujur dalam liputan mereka," katanya. Menurutnya, peristiwa tragis ini akan mengungkap orang, terutama kejujuran media dan politisi.
"Ini adalah alasan lain untuk mempromosikan dan percaya bahwa terorisme tidak mengenal ras, etnis, dan agama. Padahal terosime tidak punya agama," paparnya.
Dia mengingatkan kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk tetap waspada, tenang dan sabar tetapi jangan diam. "Jangan takut, tapi hati-hati," katanya.
Sang Imam New York ini mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja bersama dan bersatu untuk menghadapi kejahatan ini, terutama pada saat perpecahan yang mendalam terjadi di masyarakat. "Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghadapi terorisme dan kecenderungan kekerasan di masyarakat selain dengan bergandengan tangan sebagai satu keluarga manusia," ujarnya.
Lebih lanjut, Shamsi Ali meminta semua orang untuk menahan diri dengan tidak membagikan atau meneruskan video dari penembakan Selandia Baru. "Anda tidak perlu merasa dengan mengirimkan video itu bahwa Anda telah menjadi pahlawan," pesannya.
Menurutnya, menyebarkan video itu dapat membuat kerusakan lebih lanjut. Di antaranya, ketakutan untuk beberapa yang menontonnya, terutama Muslim. Kemudian, dapat menginspirasi beberapa orang gila, terutama teroris kulit putih untuk mengikutinya. Selain itu, beberapa pihak akan mendapatkan uang dari darah para korban.
"Jadi saya mengingatkan Anda untuk tidak membagikan video itu. Kecuali jika video itu diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk kepemimpinan atau penegakan hukum. Bagikan pesan ini sebagai gantinya!," pinta Shamsi Ali.
Shamsi Ali juga meminta semua media untuk jujur dalam peliputan terkait serangan mengerikan tersebut.
"Sekali lagi peristiwa yang sangat tragis terjadi di Selandia Baru tadi malam (Jumat siang waktu Selandia Baru). Seorang teroris Australia, berusia 28 tahun, masuk ke sebuah masjid (Christchurch Center) dan melakukan penembakan, menyerang saudara-saudari Muslim yang berdoa. Setidaknya 49 terbunuh, sementara lebih dari 50 lainnya terluka parah," kata Imam Shamsi Ali, dalam pesan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Sabtu (16/3/2019).
Tokoh Muslim New York kelahiran Sulawesi Selatan ini mengaku masih mengikuti perkembangan kasus penembakan itu dengan cermat."Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam dan doa tulus untuk para korban dan orang yang mereka cintai. Semoga saudara dan saudari Muslim kita dan semua orang di Selandia Baru dan Australia dan juga di tempat lain dilindungi oleh Tuhan Yang Mahakuasa," katanya.
"Tentu saja tanpa keraguan, ini jelas merupakan serangan teroris terhadap Komunitas Muslim. Kami mengutuk sepenuhnya dan mendesak pihak berwenang untuk cepat melakukan pekerjaan mereka dan membawa pelaku ke pengadilan," papar Shamsi Ali.
"Kami juga meminta media untuk jujur dalam liputan mereka," katanya. Menurutnya, peristiwa tragis ini akan mengungkap orang, terutama kejujuran media dan politisi.
"Ini adalah alasan lain untuk mempromosikan dan percaya bahwa terorisme tidak mengenal ras, etnis, dan agama. Padahal terosime tidak punya agama," paparnya.
Dia mengingatkan kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk tetap waspada, tenang dan sabar tetapi jangan diam. "Jangan takut, tapi hati-hati," katanya.
Sang Imam New York ini mengingatkan semua pihak untuk terus bekerja bersama dan bersatu untuk menghadapi kejahatan ini, terutama pada saat perpecahan yang mendalam terjadi di masyarakat. "Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghadapi terorisme dan kecenderungan kekerasan di masyarakat selain dengan bergandengan tangan sebagai satu keluarga manusia," ujarnya.
Lebih lanjut, Shamsi Ali meminta semua orang untuk menahan diri dengan tidak membagikan atau meneruskan video dari penembakan Selandia Baru. "Anda tidak perlu merasa dengan mengirimkan video itu bahwa Anda telah menjadi pahlawan," pesannya.
Menurutnya, menyebarkan video itu dapat membuat kerusakan lebih lanjut. Di antaranya, ketakutan untuk beberapa yang menontonnya, terutama Muslim. Kemudian, dapat menginspirasi beberapa orang gila, terutama teroris kulit putih untuk mengikutinya. Selain itu, beberapa pihak akan mendapatkan uang dari darah para korban.
"Jadi saya mengingatkan Anda untuk tidak membagikan video itu. Kecuali jika video itu diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk kepemimpinan atau penegakan hukum. Bagikan pesan ini sebagai gantinya!," pinta Shamsi Ali.
(mas)