Jet Tempur Su-30 India Tembak Jatuh Drone Pakistan
A
A
A
NEW DELHI - Pesawat jet tempur Su-30MKI Angkatan udara India menembak jatuh kendaraan udara nirawak (UAV) atau drone Pakistan yang menerobos masuk ke wilayah Rajasthan. Serangan UAV Islamabad ini berlangsung pada hari Senin, namun baru dikonfirmasi pejabat senior perusahaan keamanan New Delhi, Selasa (5/3/2019).
Serangan UAV ini menandakan ketegangan kedua negara masih memanas, meski Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah menyatakan komitmennya untuk berdamai, termasuk dengan membebaskan pilot jet tempur India yang sempat ditangkap beberapa hari lalu.
Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan sebuah jet tempur Sukhoi Su-30 MKI buatan Rusia menjatuhkan UAV Pakistan dengan rudal air-to-air atau rudal udara-ke-udara di dekat Bikaner, di negara bagian Rajasthan, India utara. Wilayah itu tak jauh dari perbatasan Pakistan.
Kantor berita Press Trust of India (PTI) melaporkan insiden ini adalah upaya kedua oleh Pakistan untuk mengirim drone ke wilayah India dalam enam hari terakhir setelah sebelumnya sebuah drone Pakistan ditembak jatuh pada 27 Februari.
Tidak ada komentar resmi dari pemerintah maupun militer kedua belah pihak.
Pekan lalu kedua negara bersenjata nuklir itu mengalami kebuntuan paling serius dalam beberapa tahun setelah serangan bom bunuh diri di Kashmir menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari lalu. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan.
Pada 26 Februari, jet-jet tempur India menyerang sebuah fasilitas Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan. Pakistan merespons dengan serangan jet tempur pada 27 Februari. Aksi saling serang itu membuat jet-jet tempur kedua negara terlibat dogfight atau pertempuran udara.
Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India, salah satunya MiG-21 Bison yang pilotnya ikut ditangkap. Namun, India hanya mengakui kehilangan satu jet tempur. Sebaliknya, New Delhi mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad menyangkal menggunakan jet tempur buatan Amerika Serikat itu dalam pertempuran udara
Pasukan India dilaporkan telah menangkap ratusan pemimpin separatis dan aktivis di Kashmir, dan terlibat dalam pertempuran senjata mematikan dengan gerilyawan di bagian wilayahnya.
Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan pada 1947, di mana kedua negara pernah terlibat dua perang untuk memperebutkan wilayah Himalaya tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebah rapat umum politik mengobarkan semangat militer negaranya. "Militer India telah menunjukkan keberanian dan kekuatan. Teman-teman, saya tidak bisa menunggu terlalu lama. Sudah menjadi sifat saya untuk menyelesaikan setiap skor," katanya pada Senin malam, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (5/3/2019).
"Untuk berapa lama mereka akan terus membunuh orang tak bersalah? Adalah prinsip kami bahwa kami akan masuk ke rumah mereka, untuk melenyapkan mereka," kata Modi, yang mencalonkan diri sebagai perdana menteri untuk periode kedua dalam pemilu mendatang.
Serangan UAV ini menandakan ketegangan kedua negara masih memanas, meski Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah menyatakan komitmennya untuk berdamai, termasuk dengan membebaskan pilot jet tempur India yang sempat ditangkap beberapa hari lalu.
Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan sebuah jet tempur Sukhoi Su-30 MKI buatan Rusia menjatuhkan UAV Pakistan dengan rudal air-to-air atau rudal udara-ke-udara di dekat Bikaner, di negara bagian Rajasthan, India utara. Wilayah itu tak jauh dari perbatasan Pakistan.
Kantor berita Press Trust of India (PTI) melaporkan insiden ini adalah upaya kedua oleh Pakistan untuk mengirim drone ke wilayah India dalam enam hari terakhir setelah sebelumnya sebuah drone Pakistan ditembak jatuh pada 27 Februari.
Tidak ada komentar resmi dari pemerintah maupun militer kedua belah pihak.
Pekan lalu kedua negara bersenjata nuklir itu mengalami kebuntuan paling serius dalam beberapa tahun setelah serangan bom bunuh diri di Kashmir menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari lalu. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan.
Pada 26 Februari, jet-jet tempur India menyerang sebuah fasilitas Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan. Pakistan merespons dengan serangan jet tempur pada 27 Februari. Aksi saling serang itu membuat jet-jet tempur kedua negara terlibat dogfight atau pertempuran udara.
Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India, salah satunya MiG-21 Bison yang pilotnya ikut ditangkap. Namun, India hanya mengakui kehilangan satu jet tempur. Sebaliknya, New Delhi mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad menyangkal menggunakan jet tempur buatan Amerika Serikat itu dalam pertempuran udara
Pasukan India dilaporkan telah menangkap ratusan pemimpin separatis dan aktivis di Kashmir, dan terlibat dalam pertempuran senjata mematikan dengan gerilyawan di bagian wilayahnya.
Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan pada 1947, di mana kedua negara pernah terlibat dua perang untuk memperebutkan wilayah Himalaya tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebah rapat umum politik mengobarkan semangat militer negaranya. "Militer India telah menunjukkan keberanian dan kekuatan. Teman-teman, saya tidak bisa menunggu terlalu lama. Sudah menjadi sifat saya untuk menyelesaikan setiap skor," katanya pada Senin malam, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (5/3/2019).
"Untuk berapa lama mereka akan terus membunuh orang tak bersalah? Adalah prinsip kami bahwa kami akan masuk ke rumah mereka, untuk melenyapkan mereka," kata Modi, yang mencalonkan diri sebagai perdana menteri untuk periode kedua dalam pemilu mendatang.
(mas)