Demonstrasi Anti Pemerintah Kepung Aljazair, 183 Terluka dan 1 Tewas

Minggu, 03 Maret 2019 - 00:54 WIB
Demonstrasi Anti Pemerintah...
Demonstrasi Anti Pemerintah Kepung Aljazair, 183 Terluka dan 1 Tewas
A A A
ALJIR - Kementerian Kesehatan Aljazair mengatakan sebanyak 183 orang terluka saat aksi protes melanda seluruh wilayah negara itu pada hari Jumat (2/3/2019). Para demonstran memprotes pencalonan kembali Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk masa jabatan kelima kalinya.

Sebelumnya, pada pejabat kesehatan mengatakan satu orang meninggal karena serangan jantung seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).

Puluhan ribu demonstran menyerukan Bouteflika (82) yang sakit untuk membatalkan rencananya maju kembali dalam pemilu presiden pada April mendatang. Ini adalah demonstrasi anti pemerintah terbesar di Aljazair sejak Arab Spring delapan tahun lalu.

Bouteflika sendiri belum secara resmi mengkonfirmasi ia akan maju, meskipun perwakilannya mengindikasikan ia akan melakukannya. Kantor berita resmi Aljazair, APS, melaporkan pada hari Sabtu bahwa Bouteflika telah menunjuk Abdelghani Zaalane sebagai direktur kampanyenya.

Protes pada hari Jumat sebagian besar berlangsung damai tetapi pertikaian antara polisi dan pengunjuk rasa pecah di malam hari dekat tempat presiden di Ibu Kota Aljir.

Aljazair relatif damai pada hari Sabtu.

Demonstrasi besar-besaran jarang terlihat di Aljazair dengan dinas keamanannya berada di mana-mana. Aksi menentang pencalonan kembali Bouteflika dimulai seminggu yang lalu, tetapi hari Jumat lalu menjadi aksi demonstrasi dengan jumlah massa terbesar.

Bouteflika menderita stroke pada tahun 2013 dan hanya terlihat beberapa kali di depan umum sejak saat itu. Pencalonannya kembali telah memicu kebencian di kalangan warga Aljazair yang percaya bahwa ia tidak cocok untuk menjalankan negara penghasil minyak dan gas itu.

Manajer kampanye Bouteflika mengatakan pada hari Selasa bahwa ia akan mengajukan pencalonannya secara resmi pada hari Minggu, yang menjadi batas waktu untuk pendaftaran kandidat. Bouteflika belum secara langsung menanggapi aksi protes.

Pihak berwenang mengatakan minggu lalu dia akan melakukan perjalanan ke Jenewa untuk pemeriksaan medis yang tidak ditentukan. Televisi Swiss mengatakan pada hari Jumat Bouteflika berada di Rumah Sakit Universitas Jenewa. Tidak ada konfirmasi resmi bahwa Bouteflika berada di kota Swiss.

Banyak warga Aljazair selama bertahun-tahun menghindari politik di depan umum, takut mendapatkan masalah dari dinas keamanan atau kecewa karena negaranya dijalankan oleh kelompok veteran yang sama sejak perang kemerdekaan 1954-1962 dengan Prancis.

Bouteflika telah memerintah sejak 1999 dan memberantas pemberontakan Islam selama satu dekade di awal kekuasaannya. Warga Aljazair telah lama mentolerir sistem politik dengan sedikit ruang untuk perbedaan pendapat sebagai harga untuk membayar perdamaian dan stabilitas.

Oposisi yang lemah dan terpecah-pecah menghadapi rintangan besar dalam menghadapi tantangan pemilu. Sejak partai FLN kembali memilih Bouteflika sebagai kandidat presiden, beberapa partai, serikat pekerja dan kelompok bisnis telah mendukungnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1302 seconds (0.1#10.140)