Venezuela Pindahkan Kantor PDVSA ke Moskow

Sabtu, 02 Maret 2019 - 01:37 WIB
Venezuela Pindahkan Kantor PDVSA ke Moskow
Venezuela Pindahkan Kantor PDVSA ke Moskow
A A A
MOSKOW - Wakil Presiden Venezuela , Delcy Rodriguez, mengatakan bahwa Presiden Nicolas Maduro telah memutuskan untuk menutup kantor PDVSA di Lisbon, Portugal dan memindahkannya ke Moskow, Rusia .

"Saya ingin menyatakan bahwa Presiden Nicolas Maduro memerintahkan PDVSA di Lisbon untuk menutup kantornya dan memindahkan kantornya ke Moskow," kata Rodrguez pada konferensi pers menyusul pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

Delcy Rodriguez menjelaskan keputusan untuk memindahkan kantor perusahaan minyak negara PDVSA dari Lisbon ke Moskow dengan mengatakan bahwa Eropa tidak memberikan jaminan yang diperlukan untuk perlindungan aset.

Dalam kesempatan itu, ia juga menuding bahwa Amerika Serikat (AS) berencana untuk membentuk unit bersenjata ilegal guna mengacaukan situasi di Venezuela.

"Sejauh menyangkut operasi terhadap Venezuela, itu dikepalai oleh orang yang berpengalaman dalam sabotase semacam itu, orang yang berulang kali berbicara menentang pemerintah yang sah, Tuan Abrams. Ada rencana tertentu, langkah-langkah tertentu yang bertujuan menciptakan kelompok bersenjata ilegal menurut tradisi AS, pembentukan kelompok-kelompok teror. Seluruh dunia tahu melakukan itu, itu bukan rahasia. AS mendukung kelompok-kelompok teroris ilegal ekstremis seperti itu untuk mengguncang dunia," tutur Rodriguez.

"Caracas berbicara untuk dialog dengan oposisi dan mendukung mekanisme Montevideo tentang penyelesaian krisis," tambah Rodriguez seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (2/3/2019).

Sementara dalam kesempatannya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan rencana AS untuk membeli mortir dan senjata ringan di Eropa Timur, dan mengirimkannya ke negara-negara yang berbatasan dengan Venezuela.

"Kami prihatin dengan rencana AS untuk mempersenjatai gerilyawan guna mengacaukan situasi di Venezuela dan, secara tegas, untuk menyerang negara berdaulat ini, karena AS tidak ragu untuk berbicara secara terbuka tentang mereka," kata Lavrov.

Terkait kerja sama dengan Rusia, Rodriguez mengatakan, Venezuela sedang bersiap untuk menyiapkan perjanjian baru dengan Moskow untuk memperluas kerja sama antar kedua negara.

"Pada 5 Desember tahun lalu, Presiden (Venezuela) Nicolas Maduro mengadakan kunjungan resmi ke Rusia, dan perjanjian baru telah ditandatangani. Sekarang kami sedang bersiap untuk memperluas kerja sama kami, (untuk menandatangani) perjanjian baru dan untuk mengimplementasikan 264 kesepakatan yang ada," terang Rodriguez.

Ia menyebutkan bahwa perjanjian baru akan ditandatangani pada pertemuan komisi antar pemerintah Rusia-Venezuela, yang dijadwalkan dihelat pada April nanti.

"Kami akan terus memperkuat hubungan kami dengan Rusia. Kami akan memperluas peluang perdagangan kami dan meluncurkan mekanisme baru. Presiden Nicolas Maduro telah memberikan instruksi yang jelas. Kami akan membeli produk dan obat-obatan yang dibutuhkan rakyat kami dari Rusia," tambah Rodriguez.

Ia juga mengatakan bahwa Venezuela diharapkan meluncurkan produksi dalam negeri dari semua hal yang diperlukan dengan bantuan Rusia.

Pada 23 Februari lalu, oposisi Venezuela berusaha secara paksa membawa bantuan yang disponsori AS ke Venezuela dari Brazil dan Kolombia. Upaya yang gagal ini menghasilkan bentrokan antara petugas Garda Nasional Venezuela dan pengunjuk rasa pro-bantuan, yang mencoba membantu memaksa bantuan masuk ke Venezuela.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6058 seconds (0.1#10.140)