Islandia Izinkan 2.000 Paus Diburu dalam Lima Tahun

Rabu, 27 Februari 2019 - 13:02 WIB
Islandia Izinkan 2.000...
Islandia Izinkan 2.000 Paus Diburu dalam Lima Tahun
A A A
REYKJAVIK - Hanya ada dua perusahaan penangkapan ikan paus di Islandia. Itu artinya, penangkapan paus merupakan industri kecil yang memiliki sedikit manfaat ekonomi dan mengabaikan larangan internasional untuk membunuh paus. Kelompok konservasi menyebut industri penangkapan paus itu tidak manusiawi.

Meski demikian, pemerintah Islandia pekan ini mengumumkan mereka mengizinkan lebih dari 2.000 paus dibunuh dalam lima tahun mendatang. “Maksimal 209 paus sirip dan 217 paus minke dapat dibunuh setiap tahun antara 2018 dan 2025,” ungkap pernyataan Kementerian Perikanan dan Pertanian Islandia, dilansir CNN.

Menteri Perikanan Kistjan Por Juliusson menjelaskan, kuota baru untuk paus itu berkelanjutan dan berdasarkan riset dari Institut Riset Maritim Islandia dan Universitas Islandia. “Penangkapan paus di perairan Islandia itu hanya diarahkan pada stok paus yang melimpah, paus sirip dan paus minke, yang umum ditemukan di Atlantik Utara, ini berdasarkan sains, berkelanjutan, dikelola dengan ketat, dan sesuai hukum internasional,” papar juru bicara kementerian itu.

Meski demikian, para aktivis dan pakar konservasi tidak sepakat. Asosiasi Lingkungan Islandia mengkritik riset yang digunakan Kementerian Perikanan untuk membuat kebijakan itu. Konservasi Paus dan Lumba-lumba (WDC) yang bertujuan melindungi paus di dunia menyatakan, penangkapan paus tidak lagi menguntungkan bagi ekonomi Islandia dan kurang dukungan publik.

“Ini negara yang mendukung pemantauan paus dan memiliki hubungan berbeda dengan paus sekarang,” kata juru bicara WDC Chris Butler Stroud kepada CNN. “Kenyataannya, daging paus dikonsumsi sebagian besar oleh turis, sayangnya. Jika ini untuk konsumsi lokal, ini mungkin mati di air,” papar dia.

Laporan dari Universitas Islandia menyebutkan, wisata melihat paus berkontribusi USD13,4 juta pada perekonomian dan perusahaan pemburu paus Hvalhf hanya berkontribusi USD8,4 juta. Menurut laporan itu, lebih banyak orang bekerja dalam wisata melihat paus dibandingkan penangkapan paus, tapi gaji pegawai lebih tinggi untuk memburu paus. Laporan itu juga menyimpulkan, warga Islandia harus menangani penangkapan paus secara bertanggung jawab.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1501 seconds (0.1#10.140)