Inggris Anggap Sayap Politik Hizbullah sebagai Teroris, Israel Semringah
A
A
A
TEL AVIV - Pemerintah Israel menyatakan menyambut baik keputusan Inggris untuk melarang dan memasukkan sayap politik Hizbullah dalam daftar hitam teroris di Negeri Tiga Singa tersebut.
Menteri Keamanan Israel, Gilad Erdan melalui akun Twitternya mendesak Uni Eropa (UE) untuk segera mengikuti langkah Inggris dalam melarang dan turut memasukkan sayap politik Hizbullah dalam daftar teroris.
"Semua yang benar-benar ingin memerangi teror harus menolak perbedaan palsu antara sayap 'militer' & 'politik'. Sekarang adalah waktunya bagi UE untuk mengikuti!" kata Erdan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (26/2).
Sebelumnya diwartakan, Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid mengatakan keputusan ini diambil karena sulit membedakan mana sayap politik dan militer Hizbullah, yang menurutnya berkontribusi pada tidak stabilnya situasi di Timur Tengah.
"Hizbullah terus berupaya untuk mengacaukan situasi rapuh di Timur Tengah dan kami tidak lagi dapat membedakan antara sayap militer mereka yang sudah dilarang dan partai politik. Karena itu, saya telah mengambil keputusan untuk melarang kelompok itu dalam keseluruhannya," ucap Javid.
Namun, sayangnya Javid harus mendapat persetujuan Parlemen Inggris agar keputusan Inggris menjadi sah.
Saat ini, Inggris dan UE hanya mengklasifikasikan sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris. Hal ini memungkinkan anggota politik Hizbullah untuk beroperasi di negara itu, muncul pada rapat umum tahunan al-Quds di London yang penuh dengan bendera organisasi, yang mempromosikan penghancuran Israel.
Menteri Keamanan Israel, Gilad Erdan melalui akun Twitternya mendesak Uni Eropa (UE) untuk segera mengikuti langkah Inggris dalam melarang dan turut memasukkan sayap politik Hizbullah dalam daftar teroris.
"Semua yang benar-benar ingin memerangi teror harus menolak perbedaan palsu antara sayap 'militer' & 'politik'. Sekarang adalah waktunya bagi UE untuk mengikuti!" kata Erdan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (26/2).
Sebelumnya diwartakan, Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid mengatakan keputusan ini diambil karena sulit membedakan mana sayap politik dan militer Hizbullah, yang menurutnya berkontribusi pada tidak stabilnya situasi di Timur Tengah.
"Hizbullah terus berupaya untuk mengacaukan situasi rapuh di Timur Tengah dan kami tidak lagi dapat membedakan antara sayap militer mereka yang sudah dilarang dan partai politik. Karena itu, saya telah mengambil keputusan untuk melarang kelompok itu dalam keseluruhannya," ucap Javid.
Namun, sayangnya Javid harus mendapat persetujuan Parlemen Inggris agar keputusan Inggris menjadi sah.
Saat ini, Inggris dan UE hanya mengklasifikasikan sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris. Hal ini memungkinkan anggota politik Hizbullah untuk beroperasi di negara itu, muncul pada rapat umum tahunan al-Quds di London yang penuh dengan bendera organisasi, yang mempromosikan penghancuran Israel.
(esn)