Kereta Presiden Kim Jong-un Bawa Kemewahan ke KTT Vietnam
A
A
A
HANOI - Perjalanan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ke Vietnam untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipenuhi misteri hingga kereta hijau dengan strip kuning melintas Sungai Yalu menuju China pada Sabtu (23/2) malam.
Kim, ayahnya dan kakeknya, yang berkuasa sejak Perang Dunia II itu, semuanya menyukai kereta, tapi tidak tahu bagaimana Kim ingin melakukan perjalanan ke Hanoi untuk pertemuan keduanya dengan Trump pada Rabu (27/2) dan Kamis (28/2). Belum jelas apakah Kim akan melakukan seluruh perjalanan ke Vietnam dengan kereta.
Karena akan membutuhkan waktu sekitar dua setengah hari untuk melakukannya dan ada juga kemungkinan dia berhenti di tengah jalan serta terbang menggunakan pesawat. Jika dia memilih terus naik kereta, dia akan melakukan perjalanan itu dengan gaya. Kereta itu dilengkapi dengan persenjataan yang digunakan oleh ayahnya, Kim Jong-il, kakeknya Kim Il-sung, selama bertahun-tahun.
Kereta itu memiliki 21 gerbong dilengkapi dengan ruang-ruang konferensi yang semua bagian interiornya berwarna putih, sejumlah gerbong untuk makan malam dan gerbong untuk tidur. “Beberapa gerbong diisi dengan kursi-kursi kulit berwarna pink, televisi layar lebar dan gorden berwarna gading yang tergantung di semua jendela,” ungkap media Korut.
“Kereta itu juga memiliki koneksi telepon satelit sehingga Kim bisa terus mengikuti perkembangan terbaru dan mengeluarkan perintah,” ungkap laporan televisi negara itu. Menurut laporan surat kabar Korea Selatan (Korsel), JoongAng Ilbo, kereta itu juga mengangkut mobil Mercedes Benz miliknya.
“Kereta pribadinya itu jelas memiliki interior mewah dan fasilitas berkualitas terbaik, tapi ini juga bisa melakukan perjalanan secara aman di China dengan jalur kereta yang sangat bagus di sana,” kata Ahn Byung-min, pengamat senior di Institut Transportasi Korea yang didanai Pemerintah Korsel.
“Kereta itu dapat mencapai kecepatan hingga 80 km per jam di jaringan China dibandingkan dengan maksimal 45 km per jam di jalur rel Korut,” ungkap Ahn. Meski Kim menggunakan kereta untuk tujuan damai saat ini, dia sebelumnya juga menggunakan kereta yang sama untuk persiapan perang.
Pada 2016, media negara menunjukkan dia tiba di Pyongyang dengan disambut upacara megah dan perayaan karpet merah di Stasiun Pyongyang dari stasiun peluncuran satelit di Sohae, setelah sukses meluncurkan roket jarak jauh yang menurut AS merupakan rudal balistik antarbenua.
Selama konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Pyongyang pada September, Kim berjanji melucuti fasilitas peluncuran dan tes mesin rudal di Sohae dan citra satelit terbaru menunjukkan pelucutan itu telah dimulai. Kereta menjadi bagian penting bagi keluarga Kim.
Pada akhir 2011, ayah Kim, Kim Jong-il meninggal dunia di kereta. Gerbong yang dicat dengan warna hijau itu dipamerkan di Istana Matahari Kumsusan tempat Kim Jong-il disemayamkan. Bapak pendiri Korut, Kim Il-sung yang juga kakek Kim, melakukan perjalanan ke luar negeri menggunakan kereta secara rutin selama berkuasa hingga meninggal dunia pada 1994.
Perjalanan kereta itu termasuk lawatan ke Vietnam pada 1958 saat dia transit di Beijing untuk naik pesawat dan perjalanan ke Eropa Timur pada 1984 melalui Uni Soviet. Pada 2002, buku “Orient Express”, pejabat Rusia Konstantin Pulikovsky menggambarkan perjalanan tiga pekan Kim Jong-il ke Moskow.
Di kereta yang merupakan hadiah dari pemimpin Soviet Stalin, minuman Bordeaux dan Beaujolais diterbangkan dari Paris, termasuk juga lobster hidup menurut buku tersebut. Mantan pejabat intelijen Korsel, Nam Sung-wook menyatakan, keputusan Kim melakukan perjalanan dengan kereta ke KTT Itu adalah bagian dari citra yang hendak dia ciptakan.
“Kim Jong-un telah terlibat dalam pertunjukan besar, memilih untuk perjalanan kereta lebih dari 60 jam, saat dia bisa pergi ke Hanoi hanya dalam waktu empat jam dengan penerbangan pesawat,” kata Nam. “Kontes telah dimenangkan terkait substansi dalam konferensi tingkat tinggi ini,” ungkap Nam.
Trump dan Kim akan bertemu di ibu kota Vietnam pada 27–28 Februari, delapan bulan setelah KTT bersejarah di Singapura pada Juni lalu. KTT itu melanjutkan upaya denuklirisasi penuh semenanjung Korea. Berbagai negosiasi setelah KTT di Singapura berjalan lambat dan muncul perkiraan bahwa pertemuan kali ini akan ada kesepakatan lebih spesifik.
Secara terpisah, sumber lain yang tahu persiapan KTT itu menjelaskan lokasi yang dipilih untuk pertemuan itu adalah Government Guesthouse, gedung era pemerintahan kolonial di pusat Hanoi. Lima sumber yang menjelaskan pada Reuters menyatakan berbagai rencana itu masih bisa berubah. Sumber tersebut tidak memiliki wewenang berbicara pada media karena rencana perjalanan Kim sangat dirahasiakan.
Perdana Menteri (PM) Vietnam Nguyen Xuan Phuc menjelaskan pada komite penyelenggara KTT bahwa keamanan selama pertemuan itu menjadi prioritas utama. “Hotel Metropole yang berada di depan Government Guesthouse akan menjadi lokasi cadangan untuk KTT tersebut,” kata dua sumber itu.
Sebelumnya, jurnalis Reuters melihat ajudan Kim Jong-un, Kim Chang-son, mengunjungi Government Guesthouse dan Hotel Metropole serta Hotel Melia di pusat ibu kota. “Kim diduga akan menginap di hotel Melia saat kunjungannya,” ungkap seorang sumber itu.
Ditanya apakah Kim akan bertemu Presiden China Xi Jinping saat perjalanan melintasi Negeri Panda itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang menyatakan tidak tahu mengenai situasi perjalanan Kim. “China dan Korut memiliki tradisi kunjungan tingkat tinggi. Terkait situasi yang Anda sebutkan, saya tidak memiliki informasi tentang itu,” kata Geng.
Perjalanan menggunakan kereta menjadi mode transportasi favorit bagi Kim Jong-un, ayahnya Kim Jong-il dan kakeknya Kim Il-sung. Para pakar Korut menyebut perjalanan luar negeri Kim Jong-un mirip dengan Kim Il-sung, termasuk saat mengunjungi China pada Januari lalu.
“Ayahnya Kim Jong-il sangat tertutup. Dia tidak suka bertemu delegasi asing dan dia tidak benar-benar menikmati pergi ke negara-negara asing,” ungkap Thae Yong-ho, mantan Deputi Duta Besar Korut untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan (Korsel) pada 2016. Thae menambahkan, “Tapi, Kim Jong-un sedikit mirip Kim Il-sung. Dia benar-benar menyukai aktivitas luar negeri.”
Kakek Kim, Kim Il-sung, mengunjungi Vietnam dua kali pada 1958 dan 1964. “Pada 1958, Kim Il-sung pergi dari Pyongyang ke Beijing menggunakan pesawat, lalu dari Beijing ke Guangzhou menggunakan kereta, lalu dia muncul untuk melintasi perbatasan dari China ke Hanoi menggunakan pesawat,” ungkap laporan surat kabar Korsel, Kyunghyang Shinmun, mengutip laporan media China.
“Pada 1964, Kim Il-sung mengunjungi Vietnam menggunakan pesawat Vickers Viscount yang disiapkan China yang merupakan pesawat pribadi orang kepercayaan Mao Zedong, Lin Biao,” kata laporan Kyunghyang Shinmun.
Sementara itu, Kim merombak dan mengganti banyak diplomat dan pejabat tinggi yang sebelumnya menjabat di era ayah dan kakeknya. Kim memilih pengganti yang lebih muda dan baru. Perombakan itu dilakukan menjelang pertemuan Kim dan Trump di Vietnam.
Di antara perubahan paling penting adalah Kim menunjuk Kim Hyok-chol untuk memimpin perundingan dengan delegasi nuklir AS Stephen Biegun. Kim Hyok-chol merupakan mantan duta besar Korut untuk Spanyol yang diusir Spanyol pada 2017 setelah tes nuklir dan rudal Korut.
Kim, ayahnya dan kakeknya, yang berkuasa sejak Perang Dunia II itu, semuanya menyukai kereta, tapi tidak tahu bagaimana Kim ingin melakukan perjalanan ke Hanoi untuk pertemuan keduanya dengan Trump pada Rabu (27/2) dan Kamis (28/2). Belum jelas apakah Kim akan melakukan seluruh perjalanan ke Vietnam dengan kereta.
Karena akan membutuhkan waktu sekitar dua setengah hari untuk melakukannya dan ada juga kemungkinan dia berhenti di tengah jalan serta terbang menggunakan pesawat. Jika dia memilih terus naik kereta, dia akan melakukan perjalanan itu dengan gaya. Kereta itu dilengkapi dengan persenjataan yang digunakan oleh ayahnya, Kim Jong-il, kakeknya Kim Il-sung, selama bertahun-tahun.
Kereta itu memiliki 21 gerbong dilengkapi dengan ruang-ruang konferensi yang semua bagian interiornya berwarna putih, sejumlah gerbong untuk makan malam dan gerbong untuk tidur. “Beberapa gerbong diisi dengan kursi-kursi kulit berwarna pink, televisi layar lebar dan gorden berwarna gading yang tergantung di semua jendela,” ungkap media Korut.
“Kereta itu juga memiliki koneksi telepon satelit sehingga Kim bisa terus mengikuti perkembangan terbaru dan mengeluarkan perintah,” ungkap laporan televisi negara itu. Menurut laporan surat kabar Korea Selatan (Korsel), JoongAng Ilbo, kereta itu juga mengangkut mobil Mercedes Benz miliknya.
“Kereta pribadinya itu jelas memiliki interior mewah dan fasilitas berkualitas terbaik, tapi ini juga bisa melakukan perjalanan secara aman di China dengan jalur kereta yang sangat bagus di sana,” kata Ahn Byung-min, pengamat senior di Institut Transportasi Korea yang didanai Pemerintah Korsel.
“Kereta itu dapat mencapai kecepatan hingga 80 km per jam di jaringan China dibandingkan dengan maksimal 45 km per jam di jalur rel Korut,” ungkap Ahn. Meski Kim menggunakan kereta untuk tujuan damai saat ini, dia sebelumnya juga menggunakan kereta yang sama untuk persiapan perang.
Pada 2016, media negara menunjukkan dia tiba di Pyongyang dengan disambut upacara megah dan perayaan karpet merah di Stasiun Pyongyang dari stasiun peluncuran satelit di Sohae, setelah sukses meluncurkan roket jarak jauh yang menurut AS merupakan rudal balistik antarbenua.
Selama konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Pyongyang pada September, Kim berjanji melucuti fasilitas peluncuran dan tes mesin rudal di Sohae dan citra satelit terbaru menunjukkan pelucutan itu telah dimulai. Kereta menjadi bagian penting bagi keluarga Kim.
Pada akhir 2011, ayah Kim, Kim Jong-il meninggal dunia di kereta. Gerbong yang dicat dengan warna hijau itu dipamerkan di Istana Matahari Kumsusan tempat Kim Jong-il disemayamkan. Bapak pendiri Korut, Kim Il-sung yang juga kakek Kim, melakukan perjalanan ke luar negeri menggunakan kereta secara rutin selama berkuasa hingga meninggal dunia pada 1994.
Perjalanan kereta itu termasuk lawatan ke Vietnam pada 1958 saat dia transit di Beijing untuk naik pesawat dan perjalanan ke Eropa Timur pada 1984 melalui Uni Soviet. Pada 2002, buku “Orient Express”, pejabat Rusia Konstantin Pulikovsky menggambarkan perjalanan tiga pekan Kim Jong-il ke Moskow.
Di kereta yang merupakan hadiah dari pemimpin Soviet Stalin, minuman Bordeaux dan Beaujolais diterbangkan dari Paris, termasuk juga lobster hidup menurut buku tersebut. Mantan pejabat intelijen Korsel, Nam Sung-wook menyatakan, keputusan Kim melakukan perjalanan dengan kereta ke KTT Itu adalah bagian dari citra yang hendak dia ciptakan.
“Kim Jong-un telah terlibat dalam pertunjukan besar, memilih untuk perjalanan kereta lebih dari 60 jam, saat dia bisa pergi ke Hanoi hanya dalam waktu empat jam dengan penerbangan pesawat,” kata Nam. “Kontes telah dimenangkan terkait substansi dalam konferensi tingkat tinggi ini,” ungkap Nam.
Trump dan Kim akan bertemu di ibu kota Vietnam pada 27–28 Februari, delapan bulan setelah KTT bersejarah di Singapura pada Juni lalu. KTT itu melanjutkan upaya denuklirisasi penuh semenanjung Korea. Berbagai negosiasi setelah KTT di Singapura berjalan lambat dan muncul perkiraan bahwa pertemuan kali ini akan ada kesepakatan lebih spesifik.
Secara terpisah, sumber lain yang tahu persiapan KTT itu menjelaskan lokasi yang dipilih untuk pertemuan itu adalah Government Guesthouse, gedung era pemerintahan kolonial di pusat Hanoi. Lima sumber yang menjelaskan pada Reuters menyatakan berbagai rencana itu masih bisa berubah. Sumber tersebut tidak memiliki wewenang berbicara pada media karena rencana perjalanan Kim sangat dirahasiakan.
Perdana Menteri (PM) Vietnam Nguyen Xuan Phuc menjelaskan pada komite penyelenggara KTT bahwa keamanan selama pertemuan itu menjadi prioritas utama. “Hotel Metropole yang berada di depan Government Guesthouse akan menjadi lokasi cadangan untuk KTT tersebut,” kata dua sumber itu.
Sebelumnya, jurnalis Reuters melihat ajudan Kim Jong-un, Kim Chang-son, mengunjungi Government Guesthouse dan Hotel Metropole serta Hotel Melia di pusat ibu kota. “Kim diduga akan menginap di hotel Melia saat kunjungannya,” ungkap seorang sumber itu.
Ditanya apakah Kim akan bertemu Presiden China Xi Jinping saat perjalanan melintasi Negeri Panda itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang menyatakan tidak tahu mengenai situasi perjalanan Kim. “China dan Korut memiliki tradisi kunjungan tingkat tinggi. Terkait situasi yang Anda sebutkan, saya tidak memiliki informasi tentang itu,” kata Geng.
Perjalanan menggunakan kereta menjadi mode transportasi favorit bagi Kim Jong-un, ayahnya Kim Jong-il dan kakeknya Kim Il-sung. Para pakar Korut menyebut perjalanan luar negeri Kim Jong-un mirip dengan Kim Il-sung, termasuk saat mengunjungi China pada Januari lalu.
“Ayahnya Kim Jong-il sangat tertutup. Dia tidak suka bertemu delegasi asing dan dia tidak benar-benar menikmati pergi ke negara-negara asing,” ungkap Thae Yong-ho, mantan Deputi Duta Besar Korut untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan (Korsel) pada 2016. Thae menambahkan, “Tapi, Kim Jong-un sedikit mirip Kim Il-sung. Dia benar-benar menyukai aktivitas luar negeri.”
Kakek Kim, Kim Il-sung, mengunjungi Vietnam dua kali pada 1958 dan 1964. “Pada 1958, Kim Il-sung pergi dari Pyongyang ke Beijing menggunakan pesawat, lalu dari Beijing ke Guangzhou menggunakan kereta, lalu dia muncul untuk melintasi perbatasan dari China ke Hanoi menggunakan pesawat,” ungkap laporan surat kabar Korsel, Kyunghyang Shinmun, mengutip laporan media China.
“Pada 1964, Kim Il-sung mengunjungi Vietnam menggunakan pesawat Vickers Viscount yang disiapkan China yang merupakan pesawat pribadi orang kepercayaan Mao Zedong, Lin Biao,” kata laporan Kyunghyang Shinmun.
Sementara itu, Kim merombak dan mengganti banyak diplomat dan pejabat tinggi yang sebelumnya menjabat di era ayah dan kakeknya. Kim memilih pengganti yang lebih muda dan baru. Perombakan itu dilakukan menjelang pertemuan Kim dan Trump di Vietnam.
Di antara perubahan paling penting adalah Kim menunjuk Kim Hyok-chol untuk memimpin perundingan dengan delegasi nuklir AS Stephen Biegun. Kim Hyok-chol merupakan mantan duta besar Korut untuk Spanyol yang diusir Spanyol pada 2017 setelah tes nuklir dan rudal Korut.
(don)