Rusia Sebut AS Selalu Tolak Bahas Penyebaran Senjata di Luar Angkasa
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, Amerika Serikat (AS) secara konsisten menolak membahas penyebaran senjata di luar angkasa, serta masalah stabilitas strategis lainnya.
Lavrov, yang berbicara saat melakukan wawancara dengan Vietnam Television (VTV), CCTV dan Phoenix TV, menuturkan sejak 2017 Rusia selalu berusaha mengajak AS membahas masalah penyebaran senjata di luar angkasa. Namun, AS tidak pernah menggubris hal itu.
"Kami memiliki banyak kesempatan, pada pertemuan Hamburg 2017 antara Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump dan KTT Helsinki pada Juli 2018, percakapan saya dengan Michael Pompeo dan kunjungan Penasihat Keamanan Nasional, AS John Bolton ke Rusia," ucap Lavrov, seperti dilansir Tass pada Minggu (24/2).
"Dalam setiap pertemuan itu menyarankan untuk meluncurkan dialog terstruktur mengenai stabilitas strategis yang akan mencakup rudal jarak menengah dan jarak pendek, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis dan ruang angkasa, yang dianggap sebagai area baru di mana AS ingin mengerahkan senjata, meskipun itu akan disesalkan," sambungnya.
Diplomat senior Rusia itu kemudian mengatakan, draft perjanjian Rusia-Cina tentang non-penyebaran senjata di luar angkasa di Konferensi Jenewa tentang Perlucutan Senjata telah menjadi penghalang bagi AS.
"Ini adalah dokumen yang solid dan disusun dengan baik yang memiliki banyak pendukung, termasuk negara-negara Eropa, tetapi AS tidak ingin terikat dengannya. Ketika AS mengumumkan rencana untuk menyebarkan senjata di luar angkasa, menjadi jelas mengapa mereka menolak untuk mendukung rancangan perjanjian yang disajikan oleh Rusia dan China," tukasnya.
Lavrov, yang berbicara saat melakukan wawancara dengan Vietnam Television (VTV), CCTV dan Phoenix TV, menuturkan sejak 2017 Rusia selalu berusaha mengajak AS membahas masalah penyebaran senjata di luar angkasa. Namun, AS tidak pernah menggubris hal itu.
"Kami memiliki banyak kesempatan, pada pertemuan Hamburg 2017 antara Presiden Vladimir Putin dan Donald Trump dan KTT Helsinki pada Juli 2018, percakapan saya dengan Michael Pompeo dan kunjungan Penasihat Keamanan Nasional, AS John Bolton ke Rusia," ucap Lavrov, seperti dilansir Tass pada Minggu (24/2).
"Dalam setiap pertemuan itu menyarankan untuk meluncurkan dialog terstruktur mengenai stabilitas strategis yang akan mencakup rudal jarak menengah dan jarak pendek, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis dan ruang angkasa, yang dianggap sebagai area baru di mana AS ingin mengerahkan senjata, meskipun itu akan disesalkan," sambungnya.
Diplomat senior Rusia itu kemudian mengatakan, draft perjanjian Rusia-Cina tentang non-penyebaran senjata di luar angkasa di Konferensi Jenewa tentang Perlucutan Senjata telah menjadi penghalang bagi AS.
"Ini adalah dokumen yang solid dan disusun dengan baik yang memiliki banyak pendukung, termasuk negara-negara Eropa, tetapi AS tidak ingin terikat dengannya. Ketika AS mengumumkan rencana untuk menyebarkan senjata di luar angkasa, menjadi jelas mengapa mereka menolak untuk mendukung rancangan perjanjian yang disajikan oleh Rusia dan China," tukasnya.
(esn)