Serukan Perdamaian, Pendukung Maduro Bikin Aksi Tandingan
A
A
A
CARACAS - Ribuan warga Venezuela turun ke jalan-jalan Ibu Kota Caracas. Mereka menyerukan perdamaian dan revolusi Bolivarian.
Pendukung partai yang berkuasa berkumpul untuk mendengar Presiden Nicolas Maduro berpidato, menentang upaya intervensi militer Amerika Serikat (AS) dengan kedok kemanusiaan.
"Tiga puluh hari kemudian, kudeta telah gagal," kata Maduro, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (24/2/2019).
Suksesor Hugo Chavez itu merujuk pada peristiwa 23 Januari ketika pemimpin oposisi sayap kanan, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dan melancarkan dorongan untuk menggeser presiden.
Maduro mengatakan perdamaian telah berhasil mengamankan perbatasan negara itu terhadap pengiriman bantuan AS yang dipaksakan, yang diyakininya sebagai dalih untuk serangan militer pada akhirnya.
"Kami sedang memperjuangkan hak untuk perdamaian dengan keadilan, dengan kemerdekaan," kata Maduro kepada massa demonstran yang sesekali meneriakkan slogan-slogan pro-pemerintah.
Sebelum para pendukung Maduro berdemonstrasi di Ibu Kota, demonstran oposisi telah berkonsentrasi di titik-titik utama perbatasan dengan Kolombia dan Brazil untuk mendesak agar bantuan lewat.
Namun, pasukan Venezuela yang setia kepada Presiden Nicolas Maduro mengusir konvoi bantuan asing dari perbatasan negara itu dengan Kolombia dengan gas air mata dan peluru karet. Setidaknya dua pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan tersebut.
Pendukung partai yang berkuasa berkumpul untuk mendengar Presiden Nicolas Maduro berpidato, menentang upaya intervensi militer Amerika Serikat (AS) dengan kedok kemanusiaan.
"Tiga puluh hari kemudian, kudeta telah gagal," kata Maduro, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (24/2/2019).
Suksesor Hugo Chavez itu merujuk pada peristiwa 23 Januari ketika pemimpin oposisi sayap kanan, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara dan melancarkan dorongan untuk menggeser presiden.
Maduro mengatakan perdamaian telah berhasil mengamankan perbatasan negara itu terhadap pengiriman bantuan AS yang dipaksakan, yang diyakininya sebagai dalih untuk serangan militer pada akhirnya.
"Kami sedang memperjuangkan hak untuk perdamaian dengan keadilan, dengan kemerdekaan," kata Maduro kepada massa demonstran yang sesekali meneriakkan slogan-slogan pro-pemerintah.
Sebelum para pendukung Maduro berdemonstrasi di Ibu Kota, demonstran oposisi telah berkonsentrasi di titik-titik utama perbatasan dengan Kolombia dan Brazil untuk mendesak agar bantuan lewat.
Namun, pasukan Venezuela yang setia kepada Presiden Nicolas Maduro mengusir konvoi bantuan asing dari perbatasan negara itu dengan Kolombia dengan gas air mata dan peluru karet. Setidaknya dua pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan tersebut.
(ian)