Venezuela Tutup Perbatasannya dengan Kolombia
A
A
A
CARACAS - Venezuela memerintahkan penutupan sementara perbatasan negara itu dengan Kolombia pada Jumat malam. Menurut Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez, langkah ini diambil karena "ancaman serius dan ilegal" terhadap kedaulatan negara itu.
"Demi menghormati aturan dasar hukum internasional, kami menyerukan (Presiden Kolombia) Ivan Duque untuk menghentikan tindakannya yang terkenal dan berhenti memfasilitasi wilayah Kolombia untuk berusaha, mengikuti perintah (Presiden AS) Donald Trump melawan hak Rakyat Venezuela hidup dalam damai dan kedaulatan," kata Rodriguez seperti dikutip Anadolu dari kantor berita Venezuela, Telesur, Sabtu (23/2/2019).
Perselisihan mengenai bantuan kemanusiaan terus berlanjut di negara Amerika Selatan itu ketika Caracas menolak untuk mengizinkan pasokan bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat (AS). Pemerintah Venezuela mengatakan bantuan itu akan mengarah pada intervensi militer oleh Washington.
Sementara pihak oposisi berpendapat bahwa bantuan harus diizinkan, karena 300 ribu orang sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan serta 2 juta lainnya menghadapi risiko kesehatan.
Tokoh oposisi yang memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela, Juan Guaido, mengumumkan kepada pengikutnya akan mencoba memaksa konvoi bantuan AS dari Kolombia ke Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia akan meminta Presiden Kolombia Ivan Duque bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi pada 23 Februari - tanggal diumumkannya untuk menyalurkan "bantuan."
Sebelumnya, Brazil mengikuti Kolombia dan mengumumkan akan mengirim "bantuan kemanusiaan" ke perbatasan dengan Venezuela.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan tetap bersiaga di perbatasan untuk menjaga terhadap kemungkinan pelanggaran wilayah, dan menambahkan mereka tidak akan menerima perintah dari pemerintah lain.
Baca Juga: Menhan Venezuela: Ingin Gulingkan Maduro, Langkahi Mayat Kami
Venezuela juga telah menutup perbatasan maritimnya dengan tiga pulau Karibia Belanda - Curacao, Aruba, dan Bonaire - menjelang operasi "bantuan asing".
Baca Juga: Setelah Darat, Venezuela Tutup Perbatasan Maritim dan Udara
Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai penjabat presiden pada 23 Januari hingga pemilihan baru diadakan. Ia lantas mendapat pengakuan dari Australia, Kanada, Columbia, Peru, Ekuador, Paraguay, Brasil, Chili, Panama, Argentina, Kosta Rika, dan AS. Parlemen Eropa mengambil langkah ke arah yang sama.
Sementara Turki, Rusia, Iran, Kuba, China, dan Bolivia menegaskan kembali dukungan mereka untuk Maduro, yang berjanji untuk memutuskan hubungan dengan AS setelah pertikaian diplomatik.
Presiden AS Donald Trump menyebut intervensi militer sebagai kemungkinan di antara sejumlah pilihan yang dapat ia gunakan untuk membantu menyelesaikan krisis di negara kaya minyak itu.
"Demi menghormati aturan dasar hukum internasional, kami menyerukan (Presiden Kolombia) Ivan Duque untuk menghentikan tindakannya yang terkenal dan berhenti memfasilitasi wilayah Kolombia untuk berusaha, mengikuti perintah (Presiden AS) Donald Trump melawan hak Rakyat Venezuela hidup dalam damai dan kedaulatan," kata Rodriguez seperti dikutip Anadolu dari kantor berita Venezuela, Telesur, Sabtu (23/2/2019).
Perselisihan mengenai bantuan kemanusiaan terus berlanjut di negara Amerika Selatan itu ketika Caracas menolak untuk mengizinkan pasokan bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat (AS). Pemerintah Venezuela mengatakan bantuan itu akan mengarah pada intervensi militer oleh Washington.
Sementara pihak oposisi berpendapat bahwa bantuan harus diizinkan, karena 300 ribu orang sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan serta 2 juta lainnya menghadapi risiko kesehatan.
Tokoh oposisi yang memproklamirkan diri sebagai presiden sementara Venezuela, Juan Guaido, mengumumkan kepada pengikutnya akan mencoba memaksa konvoi bantuan AS dari Kolombia ke Venezuela.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia akan meminta Presiden Kolombia Ivan Duque bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi pada 23 Februari - tanggal diumumkannya untuk menyalurkan "bantuan."
Sebelumnya, Brazil mengikuti Kolombia dan mengumumkan akan mengirim "bantuan kemanusiaan" ke perbatasan dengan Venezuela.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan tetap bersiaga di perbatasan untuk menjaga terhadap kemungkinan pelanggaran wilayah, dan menambahkan mereka tidak akan menerima perintah dari pemerintah lain.
Baca Juga: Menhan Venezuela: Ingin Gulingkan Maduro, Langkahi Mayat Kami
Venezuela juga telah menutup perbatasan maritimnya dengan tiga pulau Karibia Belanda - Curacao, Aruba, dan Bonaire - menjelang operasi "bantuan asing".
Baca Juga: Setelah Darat, Venezuela Tutup Perbatasan Maritim dan Udara
Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai penjabat presiden pada 23 Januari hingga pemilihan baru diadakan. Ia lantas mendapat pengakuan dari Australia, Kanada, Columbia, Peru, Ekuador, Paraguay, Brasil, Chili, Panama, Argentina, Kosta Rika, dan AS. Parlemen Eropa mengambil langkah ke arah yang sama.
Sementara Turki, Rusia, Iran, Kuba, China, dan Bolivia menegaskan kembali dukungan mereka untuk Maduro, yang berjanji untuk memutuskan hubungan dengan AS setelah pertikaian diplomatik.
Presiden AS Donald Trump menyebut intervensi militer sebagai kemungkinan di antara sejumlah pilihan yang dapat ia gunakan untuk membantu menyelesaikan krisis di negara kaya minyak itu.
(ian)