Malaysia Lihat Semua Cara Bebaskan Sandera Abu Sayyaf, Termasuk 2 WNI

Jum'at, 22 Februari 2019 - 06:33 WIB
Malaysia Lihat Semua...
Malaysia Lihat Semua Cara Bebaskan Sandera Abu Sayyaf, Termasuk 2 WNI
A A A
KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia bekerja sama dengan pihak berwenang di Filipina untuk menjamin pembebasan tiga orang yang diculik kelompok Abu Sayyaf pada 5 Desember lalu. Tiga sandera itu adalah satu warga Malaysia dan dua warga negara Indonesia (WNI).

Upaya itu disampaikan Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Mohamad Fuzi Harun.

Dia mengomentari sebuah video tentang kelompok teroris Abu Sayyaf yang mengancam akan memenggal para sandera jika tidak ada uang tebusan yang dibayarkan untuk pembebasan mereka.

"Kami bekerja sama dengan rekan-rekan Filipina untuk memastikan pembebasan para korban yang diambil dari perairan Malaysia," kata Mohamad Fuzi, Kamis (21/2/2019).

"Kami melihat dari segala sudut cara untuk menyelamatkan mereka dan membawa mereka pulang dengan selamat," ujarnya, yang dikutip dari The Star, Jumat (22/2/2019).

Dia juga mengatakan tindakan memajang video korban penculikan dengan ancaman parang atau senjata yang diarahkan ke mereka melalui platform media sosial adalah langkah psikologis yang bertujuan menekan keluarga dan pihak berwenang.

Dia mengatakan itu dilakukan untuk memaksa pihak berwenang dan keluarga korban agar memenuhi tuntutan para penculik.

Video yang dirilis Abu Sayyaf menunjukkan salah satu pria Indonesia diancam dipenggal dengan pisau didekatkan di lehernya. Video itu mengusik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga seorang negosiator Indonesia yang membantu mengamankan pembebasan mereka.

Video itu diunggah di Facebook oleh pengguna Facebook Kim Hundin sekitar pukul 05.00 pagi pada 14 Februari. Video itu diduga telah diedit dari video yang aslinya lebih panjang.

Dua sandera yang terlihat dalam video dengan wajah tertutup diyakini orang Indonesia, yakni Heri Ardiansyah, 19, dan Hariadin, 45.

Keduanya diculik bersama dengan sandera Malaysia, Jari Abdulla, 24, dari kapal pukat ikan mereka yang berpangkalan di Sandakan di perairan Sabah timur dekat rantai Pulau Tawi Tawi Filipina pada 5 Desember.

Video itu muncul beberapa hari setelah pria bersenjata Abu Sayyaf menghubungi istri Jari, Nadin Junianti Abdullah, dan mengatakan bahwa tidak ada otoritas atau negosiator Malaysia yang menghubungi mereka untuk mengamankan pembebasan suaminya.

Dalam sebuah wawancara di Sandakan pada 14 Februari, Nadin mendesak pihak berwenang Malaysia untuk membantu mengamankan pembebasan suaminya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9644 seconds (0.1#10.140)