Maduro Sebut Rusia Akan Kirim 300 Ton Bantuan Kemanusiaan
A
A
A
CARACAS - Rusia akan mengirimkan 300 ton bantuan kemanusiaan ke Ibu Kota Venezuela , Caracas. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro .
"Kami menerima dukungan kemanusiaan setiap hari. Pada hari Rabu, 300 ton bantuan kemanusiaan Rusia secara legal akan dikirim ke bandara internasional Caracas," kata Maduro pada pertemuan dengan para ilmuwan seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (19/2/2019).
Venezuela saat ini menghadapi krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan. Setelah pemimpin oposisi, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela, Amerika Serikat (AS) mengakuinya sebagai pemimpin negara dan mengirimkan bantuan untuk negara itu ke Kolombia.
Maduro menolak untuk menerima bantuan AS, menganggapnya sebagai taktik untuk menjatuhkan pemerintahnya. Rusia, China, Meksiko, berada di barisan negara yang menyuarakan dukungan untuk Maduro, yang menuduh Washington mengatur kudeta.
Kebuntuan mengenai bantuan kemanusiaan akan memuncak pada akhir pekan ini, ketika karavan bus diatur untuk membawa relawan ke titik masuk perbatasan untuk bertemu dan mengangkut kargo yang tiba.
Guaido telah menetapkan target penandatanganan hingga satu juta sukarelawan untuk membantu membawa bantuan, dengan 600 ribu sudah terdaftar.
"Pada 23 Februari, kami memiliki kesempatan untuk menyelamatkan nyawa ratusan ribu rakyat Venezuela," katanya, pada akhir pekan lalu.
Tidak jelas bagaimana Guaido akan mengatasi hambatan perbatasan yang dibuat oleh militer Venezuela, atas perintah Maduro.
Kelompok-kelompok relawan sendiri telah mulai bertemu di "kamp-kamp kemanusiaan" di beberapa negara Venezuela untuk mengatur dan mempersiapkan kedatangan bantuan. Bantuan kemanusiaan ini ditujukan untuk mengurangi kesulitan ekonomi yang dihadapi warga Venezuela akibat krisis yang berkepanjangan. Situasi ini menyebabkan sekitar 2,3 juta warga Venezuela bermigrasi dari negara kaya minyak itu.
"Kami menerima dukungan kemanusiaan setiap hari. Pada hari Rabu, 300 ton bantuan kemanusiaan Rusia secara legal akan dikirim ke bandara internasional Caracas," kata Maduro pada pertemuan dengan para ilmuwan seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (19/2/2019).
Venezuela saat ini menghadapi krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan. Setelah pemimpin oposisi, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela, Amerika Serikat (AS) mengakuinya sebagai pemimpin negara dan mengirimkan bantuan untuk negara itu ke Kolombia.
Maduro menolak untuk menerima bantuan AS, menganggapnya sebagai taktik untuk menjatuhkan pemerintahnya. Rusia, China, Meksiko, berada di barisan negara yang menyuarakan dukungan untuk Maduro, yang menuduh Washington mengatur kudeta.
Kebuntuan mengenai bantuan kemanusiaan akan memuncak pada akhir pekan ini, ketika karavan bus diatur untuk membawa relawan ke titik masuk perbatasan untuk bertemu dan mengangkut kargo yang tiba.
Guaido telah menetapkan target penandatanganan hingga satu juta sukarelawan untuk membantu membawa bantuan, dengan 600 ribu sudah terdaftar.
"Pada 23 Februari, kami memiliki kesempatan untuk menyelamatkan nyawa ratusan ribu rakyat Venezuela," katanya, pada akhir pekan lalu.
Tidak jelas bagaimana Guaido akan mengatasi hambatan perbatasan yang dibuat oleh militer Venezuela, atas perintah Maduro.
Kelompok-kelompok relawan sendiri telah mulai bertemu di "kamp-kamp kemanusiaan" di beberapa negara Venezuela untuk mengatur dan mempersiapkan kedatangan bantuan. Bantuan kemanusiaan ini ditujukan untuk mengurangi kesulitan ekonomi yang dihadapi warga Venezuela akibat krisis yang berkepanjangan. Situasi ini menyebabkan sekitar 2,3 juta warga Venezuela bermigrasi dari negara kaya minyak itu.
(ian)