Prancis Tolak Seruan Trump Terkait ISIS
A
A
A
PARIS - Menteri Kehakiman Prancis, Nicole Belloubet menuturkan, Paris saat ini tidak akan memenuhi permintaan dan desakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk mengambil kembali ratusan teroris asing ISIS yang ditangkap di Suriah.
Sebelumnya, Trump meminta Inggris, Prancis, Jerman, dan negra Eropa lainnya untuk mengambil kembali lebih dari 800 anggota ISIS yang telah berhasil tangkap pasukan AS di Suriah dan mengadili mereka.
Belloubet, dalam sebuah wawancara dengan France 2 menuturkan, kebijakan Prancis saat ini adalah membawa pulang para anggota ISIS berdasarkan kasus per kasus dan tidak akan membawa pulang mereka secara sekaligus.
"Ada konteks geo-politik baru, dengan penarikan pasukan AS dari Suriah. Untuk saat ini kami tidak mengubah kebijakan kami. Pada tahap ini Prancis tidak menanggapi tuntutan (Trump)," ucap Belloubet, seperti dilansir Reuters pada Senin (18/2).
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, di mana dia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Prancis adalah dengan tegas menolak untuk mengambil kembali anggota ISIS dan istri mereka. Le Drian menyebut mereka sebagai "musuh" bangsa yang harus diadili di Suriah atau Irak.
Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Jerman menuturkan bahwa setiap warga Jerman yang diduga atau memang telah bergabung dengan ISIS, memiliki hak untuk kembali. Namun, untuk mereka yang sudah ditangkap, dibutuhkan akses konsuler untuk menemui mereka dan dengan situasi saat ini di Suriah sangat sulit untuk melakukannya.
Sebelumnya, Trump meminta Inggris, Prancis, Jerman, dan negra Eropa lainnya untuk mengambil kembali lebih dari 800 anggota ISIS yang telah berhasil tangkap pasukan AS di Suriah dan mengadili mereka.
Belloubet, dalam sebuah wawancara dengan France 2 menuturkan, kebijakan Prancis saat ini adalah membawa pulang para anggota ISIS berdasarkan kasus per kasus dan tidak akan membawa pulang mereka secara sekaligus.
"Ada konteks geo-politik baru, dengan penarikan pasukan AS dari Suriah. Untuk saat ini kami tidak mengubah kebijakan kami. Pada tahap ini Prancis tidak menanggapi tuntutan (Trump)," ucap Belloubet, seperti dilansir Reuters pada Senin (18/2).
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, di mana dia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Prancis adalah dengan tegas menolak untuk mengambil kembali anggota ISIS dan istri mereka. Le Drian menyebut mereka sebagai "musuh" bangsa yang harus diadili di Suriah atau Irak.
Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Jerman menuturkan bahwa setiap warga Jerman yang diduga atau memang telah bergabung dengan ISIS, memiliki hak untuk kembali. Namun, untuk mereka yang sudah ditangkap, dibutuhkan akses konsuler untuk menemui mereka dan dengan situasi saat ini di Suriah sangat sulit untuk melakukannya.
(esn)