Trump Klaim Dinominasikan Nobel Perdamaian oleh PM Jepang
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia telah dinominasikan untuk hadiah Nobel Perdamaian oleh Perdana Menteri (PM) Jepang , Shinzo Abe. Trump mengklaim, nominasi itu didapatkan atas upayanya membuka dialog dengan Korea Utara (Korut).
Setahun lalu, Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un mengadakan pertemuan bersejarah. Sejak itu, Trump mengatakan Korut bukan lagi ancaman nuklir meskipun analis independen mempertanyakan penilai tersebut.
"Abe memberi saya salinan surat yang paling indah yang ia kirimkan kepada orang-orang yang memberikan sesuatu yang disebut Hadiah Nobel," kata Trump.
"Dia berkata, 'Saya telah menominasikan Anda, dengan hormat, atas nama Jepang. Saya meminta mereka untuk memberi Anda Hadiah Nobel Perdamaian,'" Trump membacakan isi surat Abe seperti dilansir dari USA Today, Minggu (17/2/2019).
Nominasi untuk hadiah Nobel Perdamaian 2019 sendiri akan diserahkan kepada Komite Nobel Norwegia sebelum 1 Februari.
Komentar itu muncul setelah pertanyaan tentang KTT kedua Trump dengan Kim Jong-un yang rencananya akan dihelat di Vietnam akhir bulan ini.
Ini bukan pertama kalinya nama Trump disebut-sebut pantas untuk dinominasikan dalam hadiah bergengsi itu. Sebelumnya, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in juga mendukung Trump untuk hadiah tersebut. Jae-in memberikan kredit kepada Trump karena memulai negosiasi dengan Korut yang tertutup.
Dan pada bulan Juni, 2018, dua anggota parlemen Norwegia menominasikan Trump untuk hadiah yang sama. Sekelompok anggota parlemen AS juga mendukung pencalonan Trump untuk hadiah Nobel Perdamaian 2019.
Namun, beberapa nominasi Trump sebelumnya berada di bawah pengawasan. Pada bulan Februari 2018, dua nominasi Hadiah Nobel untuk Trump dianggap pemalsuan oleh Komite Nobel Norwegia, New York Times melaporkan.
Trump sempat mengeluhkan hadiah Nobel Perdamaian yang diterima pendahulunya Presiden Barack Obama pada 2009 lalu. Ia pun menyatakan keraguannya akan mendapatkan kehormatan yang sama. Pada hari Jumat, Trump menyatakan bahwa Obama berada di ambang untuk memulai "perang besar" dengan Korut. Namun klaim ini dibantah oleh mantan pembantu Obama.
Setahun lalu, Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un mengadakan pertemuan bersejarah. Sejak itu, Trump mengatakan Korut bukan lagi ancaman nuklir meskipun analis independen mempertanyakan penilai tersebut.
"Abe memberi saya salinan surat yang paling indah yang ia kirimkan kepada orang-orang yang memberikan sesuatu yang disebut Hadiah Nobel," kata Trump.
"Dia berkata, 'Saya telah menominasikan Anda, dengan hormat, atas nama Jepang. Saya meminta mereka untuk memberi Anda Hadiah Nobel Perdamaian,'" Trump membacakan isi surat Abe seperti dilansir dari USA Today, Minggu (17/2/2019).
Nominasi untuk hadiah Nobel Perdamaian 2019 sendiri akan diserahkan kepada Komite Nobel Norwegia sebelum 1 Februari.
Komentar itu muncul setelah pertanyaan tentang KTT kedua Trump dengan Kim Jong-un yang rencananya akan dihelat di Vietnam akhir bulan ini.
Ini bukan pertama kalinya nama Trump disebut-sebut pantas untuk dinominasikan dalam hadiah bergengsi itu. Sebelumnya, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in juga mendukung Trump untuk hadiah tersebut. Jae-in memberikan kredit kepada Trump karena memulai negosiasi dengan Korut yang tertutup.
Dan pada bulan Juni, 2018, dua anggota parlemen Norwegia menominasikan Trump untuk hadiah yang sama. Sekelompok anggota parlemen AS juga mendukung pencalonan Trump untuk hadiah Nobel Perdamaian 2019.
Namun, beberapa nominasi Trump sebelumnya berada di bawah pengawasan. Pada bulan Februari 2018, dua nominasi Hadiah Nobel untuk Trump dianggap pemalsuan oleh Komite Nobel Norwegia, New York Times melaporkan.
Trump sempat mengeluhkan hadiah Nobel Perdamaian yang diterima pendahulunya Presiden Barack Obama pada 2009 lalu. Ia pun menyatakan keraguannya akan mendapatkan kehormatan yang sama. Pada hari Jumat, Trump menyatakan bahwa Obama berada di ambang untuk memulai "perang besar" dengan Korut. Namun klaim ini dibantah oleh mantan pembantu Obama.
(ian)