Cerita Bos ISIS Hendak Dihabisi Anak Buah Selama 2 Hari

Senin, 11 Februari 2019 - 14:50 WIB
Cerita Bos ISIS Hendak...
Cerita Bos ISIS Hendak Dihabisi Anak Buah Selama 2 Hari
A A A
KESHMA - Seorang saksi mata menceritakan upaya kudeta anggota kelompok Islamic State atau ISIS terhadap pemimpinnya, Abu Bakr al-Bahghdadi. Menurutnya, bos ISIS itu nyaris dihabisi anak buahnya, para petempur asing, dalam pertempuran sengit selama dua hari.

Para anak buah yang memberontak itu akhirnya ditangkap pengawal Baghdadi dan dieksekusi. Saksi mata menceritakan kejadian tersebut kepada Guardian setelah dia diselundupkan dari dusun terakhir yang dikuasai ISIS di Suriah timur.

Menurutnya, bentrokan sengit terjadi di al-Keshma, sebuah desa di sebelah Baghouz pada bulan September atau tiga bulan lebih awal dari yang diperkirakan para pejabat intelijen regional tentang kejadian itu.

"Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri,” kata saksi mata bernama Jumah Hamdi Hamdan, 53. "Dia berada di Keshma dan pada bulan September, Khawarij berusaha menangkapnya," ujarnya.

Khawarij adalah sebutan bagi mereka yang keluar dari kelompok atau sekte terkait. Sebutan Khawarij telah muncul sejak era Khalifah Ali bin Abi Thalib, di mana kelompok yang sebelumnya loyalis Ali berbalik keluar dari barisan sahabat Nabi Muhammad tersebut.

"Pertempuran itu sangat hebat, mereka memiliki terowongan di antara rumah-rumah. Mereka sebagian besar warga Tunisia dan ada banyak orang yang terbunuh. ”

Hamdan mengatakan, Baghdadi kemudian pindah ke Baghouz, dari tempat ia melarikan diri ke padang pasir pada awal Januari. Pengakuan ini sinkron dengan keterangan para pejabat intelijen regional, yang mengatakan Baghdadi kemungkinan masih di Baghouz yang merupakan sisa-sisa "kekhalifahan" yang dia bangun di Suriah.

Seorang pejabat senior militer dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF), pasukan pimpinan Kurdi yang memerangi ISIS, mengatakan anggota legiun asing ISIS lainnya telah bergabung dalam pertempuran, termasuk warga Aljazair dan Maroko.

"Itu adalah bentrokan yang sangat sulit dan mereka mengucilkan yang kalah," kata seorang komandan SDF di garis depan Baghouz, yang menggunakan nama Adnan Afrini. "Itu dimulai pada pertengahan September dan itu adalah upaya yang sangat serius untuk membunuh atau menangkapnya. Kami tidak berpikir dia ada di kota itu sekarang," ujarnya.

Hamdan mengatakan Baghdadi dan pasukan pengawalnya telah berada di daerah itu selama hampir enam bulan sebelum melarikan diri. “Dia mencoba untuk menjaga profil dan tidak melakukan perjalanan melalui kota dengan mereka, tetapi kita semua tahu di mana mereka berada. Dia menggunakan mobil Opal merah tua," paparnya, yang dilansir Senin (11/2/2019).

ISIS telah menempatkan hadiah bagi siapa saja yang bisa membunuh perencana kudeta utama, Abu Muath al-Jazairi, yang diyakini sebagai petempur asing.

Nemsha, bersama dengan sebagian besar area Baghouz, berada dalam kehancuran ketika pasukan Kurdi dan pasukan khusus dari Inggris, Prancis dan Amerika Serikat mengencangkan jala di kantong terakhir yang dimiliki kelompok itu—sebidang kecil tanah di sepanjang sungai Eufrat.

Pasukan Kurdi di garis depan Baghouz memperkirakan daerah itu dipertahankan oleh sekitar 400 anggota ISIS hardcore, yang tidak berniat untuk menyerah. SDF mengatakan telah merebut 41 area yang diduduki ISIS.

Para pemimpin Isis diyakini menyandera orang-orang Barat yang ditangkap oleh kelompok tersebut selama lima tahun terakhir dan yang ingin mereka gunakan sebagai alat tawar-menawar. Wartawan Inggris John Cantlie diyakini termasuk di antara mereka dan penduduk Baghouz yang telah meninggalkan kota itu menduga gua di pinggiran kota digunakan untuk menyembunyikannya dan tawanan lainnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)