Setelah Dipamerkan, Iran Luncurkan Rudal Balistik Barunya
A
A
A
TEHERAN - Iran meluncurkan rudal balistik terbarunya yang memiliki jangkauan 1.000 kilometer. Demikian laporan yang diturunkan kantor berita semi resmi Iran, Fars.
Garda Revolusi Iran meresmikan rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) bernama Dezful. Rudal ini adalah versi peningkatan dari rudal tua yang disebut Zolfaghar yang memiliki jangkauan 700 kilometer, seperti dikutip Anadolu dari Fars, Jumat (8/2/2019).
Dalam kesempatan itu, Iran juga memamerkan fasilitas produksi rudal bawah tanah.
Berbicara pada upacara itu, Komandan Korps Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan pembukaan fasilitas produksi rudal bawah tanah adalah jawaban bagi Barat yang berpikir mereka dapat menghentikan Teheran dari mencapai tujuannya melalui sanksi dan ancaman.
"Menampilkan fasilitas produksi rudal jauh di bawah tanah ini adalah jawaban bagi orang Barat yang berpikir mereka dapat menghentikan kita untuk mencapai tujuan kita melalui sanksi dan ancaman," kata Jafari, dikutip AFP.
"Orang Eropa berbicara tentang pembatasan kemampuan pertahanan kita, sementara mereka memiliki keberanian (untuk memungkinkan) kekuatan ofensif mereka digunakan untuk menyerang orang tak berdosa di seluruh dunia," ujarnya.
Iran telah secara sukarela membatasi jangkauan misilnya hingga 2.000 kilometer, tetapi itu masih cukup untuk menghantam musuh bebuyutannya, Israel, dan pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah.
Teheran mengekang sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan tahun 2015 dengan negara-negara besar, tetapi tetap mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir pada bulan Mei dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Program rudal Teheran yang berkembang menjadi salah satu alasan Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir Iran.
Amerika Serikat selama ini menuduh rezim Teheran melanggar resolusi PBB dengan terus mengembangkan misil balistik.
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB—yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015—menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu membawa hulu ledak nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program pengembangan misilnya murni defensif dan sesuai dengan resolusi DK PBB.
Garda Revolusi Iran meresmikan rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) bernama Dezful. Rudal ini adalah versi peningkatan dari rudal tua yang disebut Zolfaghar yang memiliki jangkauan 700 kilometer, seperti dikutip Anadolu dari Fars, Jumat (8/2/2019).
Dalam kesempatan itu, Iran juga memamerkan fasilitas produksi rudal bawah tanah.
Berbicara pada upacara itu, Komandan Korps Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan pembukaan fasilitas produksi rudal bawah tanah adalah jawaban bagi Barat yang berpikir mereka dapat menghentikan Teheran dari mencapai tujuannya melalui sanksi dan ancaman.
"Menampilkan fasilitas produksi rudal jauh di bawah tanah ini adalah jawaban bagi orang Barat yang berpikir mereka dapat menghentikan kita untuk mencapai tujuan kita melalui sanksi dan ancaman," kata Jafari, dikutip AFP.
"Orang Eropa berbicara tentang pembatasan kemampuan pertahanan kita, sementara mereka memiliki keberanian (untuk memungkinkan) kekuatan ofensif mereka digunakan untuk menyerang orang tak berdosa di seluruh dunia," ujarnya.
Iran telah secara sukarela membatasi jangkauan misilnya hingga 2.000 kilometer, tetapi itu masih cukup untuk menghantam musuh bebuyutannya, Israel, dan pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah.
Teheran mengekang sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan tahun 2015 dengan negara-negara besar, tetapi tetap mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir pada bulan Mei dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Program rudal Teheran yang berkembang menjadi salah satu alasan Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir Iran.
Amerika Serikat selama ini menuduh rezim Teheran melanggar resolusi PBB dengan terus mengembangkan misil balistik.
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB—yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015—menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu membawa hulu ledak nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program pengembangan misilnya murni defensif dan sesuai dengan resolusi DK PBB.
(ian)