Perang Kata-kata, Prancis Tarik Dubesnya dari Italia

Jum'at, 08 Februari 2019 - 02:04 WIB
Perang Kata-kata, Prancis...
Perang Kata-kata, Prancis Tarik Dubesnya dari Italia
A A A
PARIS - Pemerinah Prancis menarik atau memanggil pulang duta besar (dubes)-nya yang bertugas di Italia pada hari Kamis. Penarikan diplomat itu dilakukan setelah kedua pemerintah terlibat perang kata-kata yang dipicu keputusan Wakil Perdana Menteri Italia Luigi di Maio yang akan bertemu anggota gerakan "Rompi Kuning" Prancis.

Gerakan Rompi Kuning (Yellow Vest) adalah pihak yang menggerakkan demo besar-besaran di Prancis. Demo itu untuk menentang kenaikan harga bahan bakar minyak dan gas.

Perseteruan diplomatik ini tak biasa karena Italia dan Prancis adalah sekutu di Uni Eropa. Penarikan dubes oleh Prancis itu merupakan yang pertama kali sejak Perang Dunia II.

Para diplomat Prancis mengatakan Paris bertindak setelah serangkaian hinaan dari Italia. Kemarahan Prancis memuncak setelah Wakil Perdana Menteri Italia Luigi di Maio akan bertemu anggota gerakan Rompi Kuning Prancis minggu ini.

"Prancis, selama beberapa bulan, menjadi sasaran serangan berulang dan tak berdasar dan pernyataan keterlaluan," kata Kementerian Luar Negeri Pemerintah Presiden Emmanuel Macron dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (8/2/2019).

"Memiliki perbedaan pendapat adalah satu hal, tetapi memanipulasi hubungan untuk tujuan pemilu adalah hal lain," lanjut kementerian tersebut.

Di Maio, pemimpin gerakan anti-kemapanan 5-Star, yang berada dalam koalisi pemerintahan dengan League (Liga), partai sayap kanan, membela pertemuannya dengan anggota gerakan Rompi Kuning.

"Orang-orang Prancis adalah teman dan sekutu kita," katanya. "Presiden Macron telah berulang kali mengecam pemerintah Italia karena alasan politik mengingat pemilu Eropa," ujarnya, mengacu pada pemungutan suara Parlemen Eropa pada bulan Mei yang diperkirakan akan menjadi kebangkitan partai-partai populis.

"Pertemuan saya sebagai pemimpin politik gerakan 5-Star dengan anggota 'Rompi Kuning' sepenuhnya sah. Saya mengklaim hak untuk berbicara dengan kekuatan politik lain yang mewakili rakyat Prancis."

Di Maio, 32, bersemangat untuk menjadikan dirinya sebagai pesaing Macron, 41, meski peringkat kepuasan publik di dalam negeri jatuh.

Menteri Prancis untuk Eropa, Nathalie Loiseau, mengatakan keputusan untuk memanggil pulang duta besar dari Roma jarang, tetapi itu perlu.

"Ada perilaku oleh anggota pemerintah Italia yang kami anggap tidak biasa, tidak ramah, dan mengikuti sejumlah pernyataan resmi Italia yang sulit kami pahami dalam hal bagaimana mereka membantu hubungan Prancis-Italia," katanya kepada France Info.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8610 seconds (0.1#10.140)