Rusia: Guaido Tidak Independen, Tidak Ada Guna Berbicara Dengannya
A
A
A
MOSKOW - Rusia menolak mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela . Guaido dinilai tidak independen karena kerap mengkoordinasikan setiap langkahnya dengan negara asing. Moskow pun tidak melihat gunanya berkomunikasi dengan tokoh yang bergantung dengan pihak lain
Ketika Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela pada akhir Januari, Moskow mengecam tindakan pemimpin Majelis Nasional, parlemen Venezuela, yang didominasi oposisi sebagai upaya untuk merebut kekuasaan. Moskow menegaskan bahwa tidak ada seorang pun kecuali presiden yang terpilih secara demokratis, Nicolas Maduro , yang bisa menjadi pemimpin negara yang sah.
Komentar terbaru datang dari kepala Departemen Amerika Latin Departemen Luar Negeri Rusia, Alexander Schetinin, dan ini adalah pertama kalinya Rusia berbicara secara langsung tentang upaya kudeta di Venezuela.
"Analisis kami terhadap situasi menunjukkan bahwa Guaido adalah politisi yang sama sekali tidak independen," ujarnya.
“Dia mengkoordinasikan setiap langkahnya dan menerima berkah untuk itu dari negara lain. Karena kenyataan ini, kami tidak melihat ada gunanya berkomunikasi dengannya," sambung Schetinin seperti dikutip dari RT, Kamis (7/2/2019).
Schetinin tidak merinci apa yang dia maksud dengan "negara lain," tetapi klaim Guaido atas kekuasaan didukung penuh oleh Washington, yang dengan cepat menyatakan dia sebagai presiden sementara yang sah.
Inggris, Prancis, Spanyol, dan beberapa negara Uni Eropa lainnya mengikuti AS. Namun pemimpin kelompok oposisi itu masih kekurangan dukungan blok secara luas, karena sikap Italia.
Rusia mengecam langkah itu sebagai "campur tangan langsung" dalam urusan internal Venezuela. Guaido juga ditolak oleh China, Iran, dan Turki.
Meskipun menjadi berita utama di seluruh dunia, Guaido adalah wajah yang relatif baru di lanskap politik Venezuela. Banyak orang Venezuela mengatakan mereka pertama kali mendengar tentangnya ketika dia menyatakan dirinya sebagai presiden, sementara beberapa pemimpin negara asing, yang mendukung pria itu, tidak dapat menyebutkan namanya dengan benar.
Laporan media menunjukkan bahwa tokoh oposisi lama, yang mempunyai hubungan kuat dengan AS, Leopoldo Lopez, adalah dalang sebenarnya, meskipun masih berada di bawah tahanan rumah di Caracas karena memprovokasi bentrokan mematikan pada protes anti-pemerintah beberapa tahun yang lalu.
Ketika Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela pada akhir Januari, Moskow mengecam tindakan pemimpin Majelis Nasional, parlemen Venezuela, yang didominasi oposisi sebagai upaya untuk merebut kekuasaan. Moskow menegaskan bahwa tidak ada seorang pun kecuali presiden yang terpilih secara demokratis, Nicolas Maduro , yang bisa menjadi pemimpin negara yang sah.
Komentar terbaru datang dari kepala Departemen Amerika Latin Departemen Luar Negeri Rusia, Alexander Schetinin, dan ini adalah pertama kalinya Rusia berbicara secara langsung tentang upaya kudeta di Venezuela.
"Analisis kami terhadap situasi menunjukkan bahwa Guaido adalah politisi yang sama sekali tidak independen," ujarnya.
“Dia mengkoordinasikan setiap langkahnya dan menerima berkah untuk itu dari negara lain. Karena kenyataan ini, kami tidak melihat ada gunanya berkomunikasi dengannya," sambung Schetinin seperti dikutip dari RT, Kamis (7/2/2019).
Schetinin tidak merinci apa yang dia maksud dengan "negara lain," tetapi klaim Guaido atas kekuasaan didukung penuh oleh Washington, yang dengan cepat menyatakan dia sebagai presiden sementara yang sah.
Inggris, Prancis, Spanyol, dan beberapa negara Uni Eropa lainnya mengikuti AS. Namun pemimpin kelompok oposisi itu masih kekurangan dukungan blok secara luas, karena sikap Italia.
Rusia mengecam langkah itu sebagai "campur tangan langsung" dalam urusan internal Venezuela. Guaido juga ditolak oleh China, Iran, dan Turki.
Meskipun menjadi berita utama di seluruh dunia, Guaido adalah wajah yang relatif baru di lanskap politik Venezuela. Banyak orang Venezuela mengatakan mereka pertama kali mendengar tentangnya ketika dia menyatakan dirinya sebagai presiden, sementara beberapa pemimpin negara asing, yang mendukung pria itu, tidak dapat menyebutkan namanya dengan benar.
Laporan media menunjukkan bahwa tokoh oposisi lama, yang mempunyai hubungan kuat dengan AS, Leopoldo Lopez, adalah dalang sebenarnya, meskipun masih berada di bawah tahanan rumah di Caracas karena memprovokasi bentrokan mematikan pada protes anti-pemerintah beberapa tahun yang lalu.
(ian)