Presiden Donald Trump Segera Temui Pemimpin Korut Kim Jong-un

Kamis, 07 Februari 2019 - 06:33 WIB
Presiden Donald Trump...
Presiden Donald Trump Segera Temui Pemimpin Korut Kim Jong-un
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan segera menggelar pertemuan kedua dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Vietnam pada 27–28 Februari mendatang. Dia mengklaim itu sebagai kesuksesannya mencegah perang besar di semenanjung Korea.

Hal itu disampaikan Trump pada pidato State of the Union di Kongres pada Selasa (5/2) waktu setempat. Trump mengambil judul "Memilih Kehebatan" pada State of Union yang disampaikan di depan anggota Kongres dan Senat yang dilaksanakan selama 82 menit.

Trump mengungkapkan dirinya tetap mendorong perdamaian dengan Korut. Dia mengungkapkan, pemerintahannya berhasil mencegah uji coba nuklir dan tidak ada peluncuran misil baru pada 15 bulan terakhir.

“Jika saya tidak terpilih sebagai presiden AS, pendapat saya, akan ada perang besar dengan Korut,” kata Trump seperti dilansir Reuters. Trump pernah mengungkapkan kekhawatiran tentang perang pada 2017. Bahkan dia pernah mengancam akan menghujani tembakan dan misil ke Korut karena ancaman senjata nuklir dan misil yang ditujukan ke AS. Kini dia membalikkan semua pernyataan sebelumnya.

Trump bertemu dengan Kim di Singapura pada 12 Juni lalu. Itu menjadi momen pertama kalinya presiden AS dan pemimpin Korut duduk bersama. Trump mengungkapkan, konferensi kedua dengan Kim dikritik karena tidak ada langkah untuk membujuk Korut menyerahkan program senjata nuklirnya. “Hubungan saya dengan Kim baik-baik saja,” kata Trump.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan (Korsel) Blue House menyambut baik pengumuman Trump. Mereka mengungkapkan harapan kemajuan dalam hubungan AS-Korut. “Kedua pemimpin telah berjabat tangan pertama kali di Singapura setelah 70 tahun bersitegang. Harapan baru bahwa mereka akan bergerak mewujudkan langkah konkret dan kemajuan yang substantif,” ujar juru bicara Blue House, Kim Eui-kyeom, di Seoul.

Vietnam sebagai negara penyelenggara konferensi, menurut Kim Eui-kyeom, menjadi hal penting karena negara ini memiliki hubungan sejarah dengan AS. Vietnam yang berhaluan Komunis memiliki hubungan baik dengan AS dan Korut. Vietnam juga bisa menjadi model reformasi ekonomi dan politik bagi Korut yang terisolasi sehingga bisa ditiru.

Trump belum menyebut kota di Vietnam yang akan menjadi pertemuan kedua pemimpin tersebut. Namun Hanoi dan Danang dipertimbangkan sebagai salah satu lokasi pertemuan. Sumber di bandara Danang mengungkapkan, empat pesawat militer AS V-22 telah terbang dari Okinawa, Jepang, dan mendarat pada Selasa malam.

Pejabat logistik AS juga telah mengunjungi kota tersebut pada pekan lalu. Kedutaan Besar AS di Vietnam tidak berkomentar apa pun mengenai rencana pertemuan Trum-Kim tersebut. Utusan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun telah berada di Pyongyang untuk membicarakan langkah konkret sebelum konferensi kedua. Konferensi di Singapura sebelumnya dianggap sebagai komitmen Kim untuk melaksanakan denuklirisasi di semenanjung Korea.

AS telah menempatkan ribuan pasukan di Korsel sejak Perang Korea pada 1950–1953. Dalam pandangan AS, Korut telah mengambil langkah konkret untuk menyerahkan senjata nuklirnya. Namun Korut mengajukan komplain kepada AS karena tidak memberikan imbalan atas pembekuan uji coba misil dan nuklir serta penghancuran fasilitas nuklir. Pyongyang berulang kali mendorong pencabutan sanksi AS dan jaminan keamanan.

Para pejabat Seoul mengungkapkan, konferensi terbaru nanti akan fokus pada penghancuran kompleks nuklir Yongbyon. “Selain itu, fokus konferensi dua hari ini adalah Washington ingin melunakkan sanksi,” kata peneliti senior di Sejong Institute Korsel, Cheong Seong-chang. Dia mengungkapkan, jika AS lebih proaktif, itu akan mendorong proses denuklirisasi dengan penghancuran fasilitas nuklir Yongbyon.

Menyalahkan Partai Demokrat

Dalam pidato bertajuk “Memilih Kehebatan", Trump mengulangi seruannya untuk persatuan politik seperti yang telah dia cetuskan dalam dua pidato tahunan yang lalu. Trump mengungkapkan rakyat AS sudah bosan memecahkan kebuntuan politik selama berdekade-dekade. “Kita bisa menjembatani perbedaan lama, menyembuhkan luka lama, membangun koalisi baru,” ujarnya.

Trump mengungkapkan tentang area yang bisa mencapai titik kesepakatan seperti meningkatkan infrastruktur, menurunkan biaya obat, dan memerangi kanker pada anak-anak. Trump menjanjikan keajaiban ekonomi bisa terjadi di AS jika tidak ada perang yang bodoh dan politik. Trump mengatakan upaya Partai Demokrat pada "investigasi partisan yang konyol" dapat mencederai kesejahteraan AS.

Trump juga tetap bersikeras membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Kelas pekerja AS harus membayar harga atas imigrasi ilegal. Dia mengungkapkan dirinya menahan diri atas status darurat nasional yang mengizinkan dia mengabaikan pendapat Kongres mengenai pendanaan tembok perbatasan. Dia menunjuk seorang perempuan di antara hadirin yang orang tuanya dibunuh di Nevada oleh "orang asing ilegal".

Bagaimana kebijakan perang AS? Trump menegaskan pemerintahannya menggelar perundingan konstruktif dengan Taliban untuk mencari solusi konflik di Afghanistan. “Bangsa besar tidak akan berperang pada perang yang tak berakhir,” ujar Trump.

Setelah berperang selama 17 tahun di Afghanistan, Trump memuji perjuangan tentara AS. “Terima kasih atas keberanian mereka, kita kini mampu mencari solusi politik untuk konflik berdarah dan panjang ini,” ujarnya. Dia tidak menjelaskan kapan akan memulangkan 14.000 pasukan AS yang kini masih bertahan di Afghanistan. “Kita belum mengetahui kapan kita akan mencapai kesepakatan setelah perang selama dua dekade,” imbuhnya.

Menanggapi pernyataan Trump, Taliban meminta agar semua pasukan asing ditarik dari Afghanistan. “Langkah pertama, kita ingin kekuatan asing untuk meninggalkan dan mengakhiri perang di negara kita,” ujar juru bicara kantor Taliban di Qatar, Sohail Shahin.

Kemudian Suriah dan Irak telah dibebaskan dari ISIS. Tentara AS di Suriah akan segera dipulangkan. Sebanyak 7.000 tentara AS tewas dan lebih dari USD7 triliun dana dihabiskan AS selama perang dua dekade di Timur Tengah.

Bagaimana respons Partai Demokrat atas pidato Trump? Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi mengungkapkan, dibutuhkan waktu beberapa hari untuk mengecek fakta tentang misinterpretasi yang diungkapkan Presiden Trump. Adapun politikus Partai Demokrat Stacey Abrams mengaku kecewa terhadap pidato Trump dan dia tidak ingin Trump gagal.

Menurut pakar strategi politik Partai Republik Ron Bonjean, pidato Trump menunjukkan upaya bipartisan untuk memerangi HIV dan kanker pada anak-anak. “Banyak momen yang menyatukan di tengah perbedaan pandangan tentang penyidikan, imigrasi, dan aborsi,” kata Bonjean.

Alex Conant, pakar politik AS, menyebut Trump sukses menunjukkan upaya kerja sama dengan Partai Demokrat mengenai isu penurunan harga obat. “Setelah berminggu-minggu bersitegang, Trump melakukan penghidupan kembali pemerintahan dengan menjabarkan agenda populis,” ujarnya.

Jajak pendapat yang dilaksanakan Reuters/Ipsos menunjukkan popularitas Trump berada pada tingkat 39%. Itu terendah sejak Oktober silam. Adapun jumlah warga AS yang tidak suka dengan kinerja Trump mencapai 56%.

Itu disebabkan Trump kerap menyalahkan Demokrat melalui berbagai pernyataan di Twitter. “Tidak ada alasan bahwa dia (Trump) menginginkan perdamaian. Dia justru cenderung memecah belah,” kata John Geer, pakar opini publik dari Universitas Vanderbilt. Dia mengungkapkan, Presiden memang menyerukan persatuan, tetapi perilakunya justru sebaliknya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)