Mesir Temukan Lebih dari 40 Mumi di 3 Makam Kuno
A
A
A
MINYA - Menteri Barang Antik Mesir mengumumkan penemuan tiga makam kuno dengan lebih dari 40 mumi yang terpelihara dengan baik di Tuna el-Gebel necropolis Provinsi Minya di selatan Ibu Kota Kairo.
"Ini adalah penemuan arkeologis pertama yang diumumkan pada 2019 setelah pekerjaan penggalian yang dimulai pada 25 November tahun lalu oleh misi bersama dari Kementerian Purbakala dan Pusat Penelitian untuk Studi Arkeologi Universitas Minya," kata Khaled al-Anany pada sebuah konferensi pers di situs arkeologi seperti disitir dari Xinhua, Minggu (3/2/2019).
Di sela-sela pengumuman itu, al-Anany mengatakan, ini adalah penemuan ketiga yang diumumkan di Minya.
Dua dari makam terhubung, termasuk sejumlah besar mumi, sedangkan yang ketiga memiliki beberapa batu kapur, tembikar dan peti mati kayu.
"Kami menemukan tiga makam dengan poros yang kedalamannya sekitar sembilan meter," kata Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mostafa Waziri.
"Kami menemukan lebih dari 50 mumi, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke gudang terdekat dan di sini kami memiliki lebih dari 40 mumi dalam kondisi pengawetan yang sempurna," tambahnya.
Menurut Ahmed Ata, seorang profesor arkeologi di Universitas Minya dan anggota misi bersama, makam itu berusia sekitar 2.000 tahun.
"Kami menemukan usia makam melalui surat-surat Yunani yang ditulis pada kaki mumi," terang profesor itu sembari menambahkan bahwa sekitar enam mumi anjing juga telah ditemukan.
Makam adalah bagian dari kuburan keluarga yang mungkin milik keluarga dari kelas menengah atas.
Turut hadir dari konferensi pers tersebut diplomat dari lebih dari 10 negara asing. Menurut Menteri Pariwisata Mesir, Rania al-Mashat, kehadiran diplomat asing untuk menyaksikan penemuan itu adalah pesan yang sangat penting bahwa dunia berminat dan tertarik mengunjungi Mesir serta melihat harta arkeologisnya.
"Penemuan baru hari ini menciptakan banyak minat dan keingintahuan wisatawan tentang Museum Mesir Besar, yang diharapkan akan dibuka pada tahun 2020," tambahnya.
"Ini adalah penemuan arkeologis pertama yang diumumkan pada 2019 setelah pekerjaan penggalian yang dimulai pada 25 November tahun lalu oleh misi bersama dari Kementerian Purbakala dan Pusat Penelitian untuk Studi Arkeologi Universitas Minya," kata Khaled al-Anany pada sebuah konferensi pers di situs arkeologi seperti disitir dari Xinhua, Minggu (3/2/2019).
Di sela-sela pengumuman itu, al-Anany mengatakan, ini adalah penemuan ketiga yang diumumkan di Minya.
Dua dari makam terhubung, termasuk sejumlah besar mumi, sedangkan yang ketiga memiliki beberapa batu kapur, tembikar dan peti mati kayu.
"Kami menemukan tiga makam dengan poros yang kedalamannya sekitar sembilan meter," kata Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mostafa Waziri.
"Kami menemukan lebih dari 50 mumi, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke gudang terdekat dan di sini kami memiliki lebih dari 40 mumi dalam kondisi pengawetan yang sempurna," tambahnya.
Menurut Ahmed Ata, seorang profesor arkeologi di Universitas Minya dan anggota misi bersama, makam itu berusia sekitar 2.000 tahun.
"Kami menemukan usia makam melalui surat-surat Yunani yang ditulis pada kaki mumi," terang profesor itu sembari menambahkan bahwa sekitar enam mumi anjing juga telah ditemukan.
Makam adalah bagian dari kuburan keluarga yang mungkin milik keluarga dari kelas menengah atas.
Turut hadir dari konferensi pers tersebut diplomat dari lebih dari 10 negara asing. Menurut Menteri Pariwisata Mesir, Rania al-Mashat, kehadiran diplomat asing untuk menyaksikan penemuan itu adalah pesan yang sangat penting bahwa dunia berminat dan tertarik mengunjungi Mesir serta melihat harta arkeologisnya.
"Penemuan baru hari ini menciptakan banyak minat dan keingintahuan wisatawan tentang Museum Mesir Besar, yang diharapkan akan dibuka pada tahun 2020," tambahnya.
(ian)