Kemlu Coba Konfirmasi Kabar WNI Terlibat Serangan Bom di Filipina
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia angkat bicara mengenai kabar bahwa dua warga negara Indonesia (WNI) adalah pelaku serangan bom kembar gereja di Filipina Selatan pada akhir pekan lalu. Kabar mengenai keterlibatan WNI ini dihembuskan oleh Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano.
"Indonesia belum dapat mekonfirmasi berita mengenai kemungkinan keterlibatan 2 WNI dalam aksi teror bom di Jolo, Filipina Selatan. Menteri Luar Negeri Indonesia mencoba berkomunikasi dengan berbagai pihak di Filipina untuk memperoleh konfirmasi," kata kemlu RI dalam sebuah pernyataan yang diterima Sindonews pada Jumat (1/2).
Dalam pernyataannya, kemlu kemudian mengatakan, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Manila maupun Konsulat Jendera Indonesia (KJRI) di Davao City juga tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut.
"Informasi terakhir yang diterima hari ini dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan komando militer Western Mindanao Command (Westmincom) bahwa pelaku pembomban di Jolo, sampai saat ini belum teridentifikasi identitas maupun kewarganegaraanya," ungkapnya.
Sebelumnya diwartakan, Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan di pulau Jolo."Mereka orang Indonesia. Saya yakin mereka orang Indonesia," kata Ano dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Ano kemudian mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
Pernyataan Ano adalah putaran terbaru dalam penyelidikan yang penuh dengan laporan yang tidak konsisten dan kadang-kadang bertentangan dari pihak berwenang. Selain itu, penyelidikan juga diperumit oleh tempat kejadian yang telah terkontaminasi.
"Indonesia belum dapat mekonfirmasi berita mengenai kemungkinan keterlibatan 2 WNI dalam aksi teror bom di Jolo, Filipina Selatan. Menteri Luar Negeri Indonesia mencoba berkomunikasi dengan berbagai pihak di Filipina untuk memperoleh konfirmasi," kata kemlu RI dalam sebuah pernyataan yang diterima Sindonews pada Jumat (1/2).
Dalam pernyataannya, kemlu kemudian mengatakan, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Manila maupun Konsulat Jendera Indonesia (KJRI) di Davao City juga tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut.
"Informasi terakhir yang diterima hari ini dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan komando militer Western Mindanao Command (Westmincom) bahwa pelaku pembomban di Jolo, sampai saat ini belum teridentifikasi identitas maupun kewarganegaraanya," ungkapnya.
Sebelumnya diwartakan, Ano mengatakan, dia yakin sepasangan suami istri asal Indonesia berada di belakang serangan di pulau Jolo."Mereka orang Indonesia. Saya yakin mereka orang Indonesia," kata Ano dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Ano kemudian mengatakan, pasangan itu telah menerima bantuan dari Abu Sayyaf. Dia mengatakan, mereka yang merencanakan serangan itu berada di bawah instruksi seorang operatif yang katanya telah diakui oleh ISIS.
Pernyataan Ano adalah putaran terbaru dalam penyelidikan yang penuh dengan laporan yang tidak konsisten dan kadang-kadang bertentangan dari pihak berwenang. Selain itu, penyelidikan juga diperumit oleh tempat kejadian yang telah terkontaminasi.
(esn)