Buku Michelle Obama Terlaris Setelah Harry Potter
A
A
A
NEW YORK - Michelle Obama ternyata sangat berbakat menjadi penulis. Bukunya yang berjudul Becoming Michelle Obama tidak hanya menjadi buku best-seller, tapi juga salah satu buku terlaris dalam satu dekade terakhir. Memoar inspiratif karya mantan ibu negara Amerika Serikat (AS) itu bertengger di posisi puncak Amazon.com sejak dirilis pada November tahun lalu.
Kendati banyak buku baru nonfiksi bermunculan dan terjadi perubahan peringkat di Amazon.com, Becoming Michelle Obama berhasil bertahan pada posisi teratas. Amazon.com menyatakan Becoming Michelle Obama mencatat rekor best-seller terpanjang sejak Fifty Shades of Grey pada 2012.
Seperti dilansir cnn.com, tidak ada buku politik atau memoar tokoh negara yang mampu bertengger pada posisi pertama peringkat Amazon.com sepanjang dan sesukses Becoming Michelle Obama. Buku itu dinilai sukses karena dirilis pada waktu yang tepat mengingat penjualan buku meningkat menjelang musim libur di AS.
Selain itu Michelle merupakan salah satu mantan ibu negara AS yang memiliki latar belakang unik bila dibandingkan dengan mantan ibu negara yang lain, baik secara sosial ataupun politik. Suaminya, Barack Obama, menjadi orang kulit hitam pertama yang terpilih menjadi presiden AS selama dua periode, yakni mulai 2009 hingga 2017.
Buku Becoming Michelle Obama bahkan langsung naik ke posisi puncak sebelum dipublikasikan dan terus bertahan sampai sekarang. “Buku tersebut merupakan buku nomor satu paling laris di seluruh format selama 47 hari secara berturut-turut. Rekor ini belum pernah tercatat sejak Fifty Shades,” ungkap Amazon.com.
Becoming Michelle Obama sempat turun dari posisi puncak. Namun tidak lama kemudian, buku itu kembali ke posisi pertama dan tidak pernah goyah selama sembilan pekan. Sampai bulan ini Becoming Michelle Obama masih berada pada urutan teratas di Amazon.com mengalahkan penulis Marie Kondo dan Rachel Hollis.
Buku-buku yang mencitrakan Trump secara positif seperti The Russia Hoax atau pembongkaran kedok pemerintahan AS Fire and Fury juga menarik cukup banyak pembaca. Namun itu tidak dapat mengalahkan kesuksesan Becoming Michelle Obama. Bahkan penjualan bulanannya kandas oleh Michelle dalam hitungan pekan.
Sejak 1995 atau ketika Amazon.com mulai melacak penjualan buku best-seller, hanya ada tujuh buku yang lebih sukses dari Becoming Michelle Obama pada posisi puncak. Empat buku itu ditulis JK Rowling, mulai dari novel Harry Potter and the Goblet of Fire pada 2000 hingga Harry Potter and the Deathly Hallows 2007.
Sisa tiga buku lainnya ialah Da Vinci Code pada 2003, A New Earth: Awakening to Your Life’s Purpose (2005), dan Fifty Shades of Grey (2012). Sejauh ini publisher Becoming Michelle Obama menolak menguak total penjualan. Namun, pada pekan pertama, buku itu berhasil terjual lebih dari 1,4 juta kopi.
Publisher terus melakukan pencetakan. Meski demikian mereka masih tidak mampu memenuhi jumlah permintaan pelanggan. Sebagian ritel mengalami kekurangan stok selama Natal. “Buku itu menjadi buku nonfiksi yang paling banyak terjual dan paling banyak dibaca pada akhir tahun lalu,” ungkap Amazon.com.
Becoming Michelle Obama juga berada di urutan pertama dalam daftar buku nonfiksi best-seller di New York Times selama delapan pekan berturut-turut. Buku selanjutnya tentang memoar Barack Obama juga akan dirilis. Publisher dilaporkan telah meneken kesepakatan senilai USD65 juta untuk menulis kedua buku itu.
Eksplorasi Kehidupan Pribadi
Becoming Michelle Obama merupakan buku yang mengupas tuntas riwayat Michelle Obama mulai dari masa kanak-kanak, kuliah, profesi, hubungan asmara dengan Barack Obama hingga kehidupannya selama di Gedung Putih. Saat kecil Michelle Obama tidur satu kamar bersama ayah, ibu, dan saudaranya di apartemen yang sempit.
Michelle mengaku, meski hidup terlilit kemiskinan, dia dan saudaranya tetap tumbuh dipenuhi rasa kasih sayang, motivasi, dan ambisi. Masa depannya tampak cerah ketika dia lulus masuk Universitas Princeton dan Harvard. Dia belajar penuh dedikasi dan ketekunan demi menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan.
Michelle kemudian bertemu dengan Barack Obama yang juga memiliki impian besar di kampus tempat dia kuliah. Mereka akhirnya menikah dan beberapa kali harus menjalani LDR karena alasan pekerjaan dan sekolah. Meski demikian mereka mampu menjaga hubungan pernikahan dan meluangkan waktu untuk keluarga.
Di dalam buku itu Michelle Obama juga mengungkapkan suka-duka berkeluarga, termasuk gejolak batin. Dia sempat mengalami dilema, antara bekerja atau mengurus keluarga. Saat suaminya terpilih menjadi presiden AS, Michelle kian merasa cemas dengan keselamatan anaknya yang mulai dikenal orang. (Muh Shamil)
Kendati banyak buku baru nonfiksi bermunculan dan terjadi perubahan peringkat di Amazon.com, Becoming Michelle Obama berhasil bertahan pada posisi teratas. Amazon.com menyatakan Becoming Michelle Obama mencatat rekor best-seller terpanjang sejak Fifty Shades of Grey pada 2012.
Seperti dilansir cnn.com, tidak ada buku politik atau memoar tokoh negara yang mampu bertengger pada posisi pertama peringkat Amazon.com sepanjang dan sesukses Becoming Michelle Obama. Buku itu dinilai sukses karena dirilis pada waktu yang tepat mengingat penjualan buku meningkat menjelang musim libur di AS.
Selain itu Michelle merupakan salah satu mantan ibu negara AS yang memiliki latar belakang unik bila dibandingkan dengan mantan ibu negara yang lain, baik secara sosial ataupun politik. Suaminya, Barack Obama, menjadi orang kulit hitam pertama yang terpilih menjadi presiden AS selama dua periode, yakni mulai 2009 hingga 2017.
Buku Becoming Michelle Obama bahkan langsung naik ke posisi puncak sebelum dipublikasikan dan terus bertahan sampai sekarang. “Buku tersebut merupakan buku nomor satu paling laris di seluruh format selama 47 hari secara berturut-turut. Rekor ini belum pernah tercatat sejak Fifty Shades,” ungkap Amazon.com.
Becoming Michelle Obama sempat turun dari posisi puncak. Namun tidak lama kemudian, buku itu kembali ke posisi pertama dan tidak pernah goyah selama sembilan pekan. Sampai bulan ini Becoming Michelle Obama masih berada pada urutan teratas di Amazon.com mengalahkan penulis Marie Kondo dan Rachel Hollis.
Buku-buku yang mencitrakan Trump secara positif seperti The Russia Hoax atau pembongkaran kedok pemerintahan AS Fire and Fury juga menarik cukup banyak pembaca. Namun itu tidak dapat mengalahkan kesuksesan Becoming Michelle Obama. Bahkan penjualan bulanannya kandas oleh Michelle dalam hitungan pekan.
Sejak 1995 atau ketika Amazon.com mulai melacak penjualan buku best-seller, hanya ada tujuh buku yang lebih sukses dari Becoming Michelle Obama pada posisi puncak. Empat buku itu ditulis JK Rowling, mulai dari novel Harry Potter and the Goblet of Fire pada 2000 hingga Harry Potter and the Deathly Hallows 2007.
Sisa tiga buku lainnya ialah Da Vinci Code pada 2003, A New Earth: Awakening to Your Life’s Purpose (2005), dan Fifty Shades of Grey (2012). Sejauh ini publisher Becoming Michelle Obama menolak menguak total penjualan. Namun, pada pekan pertama, buku itu berhasil terjual lebih dari 1,4 juta kopi.
Publisher terus melakukan pencetakan. Meski demikian mereka masih tidak mampu memenuhi jumlah permintaan pelanggan. Sebagian ritel mengalami kekurangan stok selama Natal. “Buku itu menjadi buku nonfiksi yang paling banyak terjual dan paling banyak dibaca pada akhir tahun lalu,” ungkap Amazon.com.
Becoming Michelle Obama juga berada di urutan pertama dalam daftar buku nonfiksi best-seller di New York Times selama delapan pekan berturut-turut. Buku selanjutnya tentang memoar Barack Obama juga akan dirilis. Publisher dilaporkan telah meneken kesepakatan senilai USD65 juta untuk menulis kedua buku itu.
Eksplorasi Kehidupan Pribadi
Becoming Michelle Obama merupakan buku yang mengupas tuntas riwayat Michelle Obama mulai dari masa kanak-kanak, kuliah, profesi, hubungan asmara dengan Barack Obama hingga kehidupannya selama di Gedung Putih. Saat kecil Michelle Obama tidur satu kamar bersama ayah, ibu, dan saudaranya di apartemen yang sempit.
Michelle mengaku, meski hidup terlilit kemiskinan, dia dan saudaranya tetap tumbuh dipenuhi rasa kasih sayang, motivasi, dan ambisi. Masa depannya tampak cerah ketika dia lulus masuk Universitas Princeton dan Harvard. Dia belajar penuh dedikasi dan ketekunan demi menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan.
Michelle kemudian bertemu dengan Barack Obama yang juga memiliki impian besar di kampus tempat dia kuliah. Mereka akhirnya menikah dan beberapa kali harus menjalani LDR karena alasan pekerjaan dan sekolah. Meski demikian mereka mampu menjaga hubungan pernikahan dan meluangkan waktu untuk keluarga.
Di dalam buku itu Michelle Obama juga mengungkapkan suka-duka berkeluarga, termasuk gejolak batin. Dia sempat mengalami dilema, antara bekerja atau mengurus keluarga. Saat suaminya terpilih menjadi presiden AS, Michelle kian merasa cemas dengan keselamatan anaknya yang mulai dikenal orang. (Muh Shamil)
(nfl)