Maduro Tolak Ultimatum UE Soal Pemilu Ulang Venezuela
A
A
A
CARACAS - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menolak ultimatum internasional, untuk mengadakan pemilihan umum ulang. Ultimatum itu disampaikan oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa (UE).
Maduro, dalam sebuah wawancara dengan CNN Turk, seperti dilansir Reuters pada Minggu (27/1), mengatakan pemimpin oposisi Juan Guaido telah melanggar konstitusi negara itu dengan menyatakan dirinya sebagai Presiden sementara Venezuela.
Dia kemudian mengatakan sangat terbuka untuk berdialog dengan semua pihak dan bahwa pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, tetapi bukan hal yang mustahil.
Sebelumnya diwartakan, negara-negara Eropa, antara lain Jerman, Prancis dan Spanyol menggelar pemilu Venezuela yang baru dalam waktu delapan hari ke depan. Jika tidak, mereka akan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim negara tersebut.
"Rakyat Venezuela harus dapat secara bebas dan aman memutuskan tentang masa depannya," tulis seorang juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter pada hari Sabtu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan pihaknya sudah siap mengakui Guaido sebagai presiden yang bertanggung jawab Venezuela jika tidak ada pemilu yang diadakan dalam waktu delapan hari. Macron mengatakan Prancis bekerja dengan mitra-mitra Eropa untuk mendorong proses politik yang akan menyelesaikan krisis kepemimpinan Venezuela.
Maduro, dalam sebuah wawancara dengan CNN Turk, seperti dilansir Reuters pada Minggu (27/1), mengatakan pemimpin oposisi Juan Guaido telah melanggar konstitusi negara itu dengan menyatakan dirinya sebagai Presiden sementara Venezuela.
Dia kemudian mengatakan sangat terbuka untuk berdialog dengan semua pihak dan bahwa pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, tetapi bukan hal yang mustahil.
Sebelumnya diwartakan, negara-negara Eropa, antara lain Jerman, Prancis dan Spanyol menggelar pemilu Venezuela yang baru dalam waktu delapan hari ke depan. Jika tidak, mereka akan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim negara tersebut.
"Rakyat Venezuela harus dapat secara bebas dan aman memutuskan tentang masa depannya," tulis seorang juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter pada hari Sabtu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan pihaknya sudah siap mengakui Guaido sebagai presiden yang bertanggung jawab Venezuela jika tidak ada pemilu yang diadakan dalam waktu delapan hari. Macron mengatakan Prancis bekerja dengan mitra-mitra Eropa untuk mendorong proses politik yang akan menyelesaikan krisis kepemimpinan Venezuela.
(esn)