Rusia Desak AS Batalkan Rencana Sebar Rudal di Ruang Angkasa
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan pengerahan sistem pertahanan rudal di ruang angkasa. Moskow menilai rencana seperti itu tidak bertanggung jawab dan berisiko memicu perlombaan senjata.
Konsep Washington itu telah tertuang dalam Missile Defense Review (MDR) atau Tinjauan Pertahanan Rudal. Dalam MDR disebutkan bahwa Washington ingin mengerahkan sistem pertahanan rudal berbasis ruang angkasa dengan tujuan mendeteksi dan menghancurkan setiap rudal musuh sebelum ditembakkan.
Dalam pidato yang mengumumkan publikasi MDR di Pentagon, Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa strategi baru itu akan memastikan bahwa rudal musuh tidak menemukan tempat perlindungan di Bumi atau di langit.
"Ruang angkasa adalah domain perang baru dengan Pasukan Ruang Angkasa (AS) memimpin," kata Trump dalam pidatonya saat itu.
Moskow menentang strategi Washington yang menjadikan ruang angkasa dengan medan tempur baru karena akan membahayakan misi antariksa negara lain.
"Implementasi rencana antariksa militer AS akan memengaruhi keselamatan misi antariksa saat ini," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, yang dikutip SINDOnews.com dari situs resminya, Sabtu (26/1/2019).
Kementerian itu menyatakan keprihatinanya bahwa AS meninggalkan dialog konstruktif dan kembali ke program pertahanan rudal "Star Wars" 1980-an dari Presiden Ronald Reagan. Program Reagan yang belum pernah terealisasi itu memang ingin menempatkan sistem pencegat rudal berbasis ruang angkasa.
Meskipun MDR hanya merekomendasikan untuk dipelajari, Moskow yakin bahwa pemerintahan Trump memberikan penekanan kuat pada hal itu dan akan cenderung untuk terus maju dengan pengembangan senjata berbasis ruang angkasa.
Selain ingin mengerahkan sistem pertahanan rudal di ruang angkasa, MDR juga menjelaskan rencana untuk mengerahkan 20 rudal pencegat tambahan di Alaska setelah 2023.
Konsep Washington itu telah tertuang dalam Missile Defense Review (MDR) atau Tinjauan Pertahanan Rudal. Dalam MDR disebutkan bahwa Washington ingin mengerahkan sistem pertahanan rudal berbasis ruang angkasa dengan tujuan mendeteksi dan menghancurkan setiap rudal musuh sebelum ditembakkan.
Dalam pidato yang mengumumkan publikasi MDR di Pentagon, Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa strategi baru itu akan memastikan bahwa rudal musuh tidak menemukan tempat perlindungan di Bumi atau di langit.
"Ruang angkasa adalah domain perang baru dengan Pasukan Ruang Angkasa (AS) memimpin," kata Trump dalam pidatonya saat itu.
Moskow menentang strategi Washington yang menjadikan ruang angkasa dengan medan tempur baru karena akan membahayakan misi antariksa negara lain.
"Implementasi rencana antariksa militer AS akan memengaruhi keselamatan misi antariksa saat ini," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, yang dikutip SINDOnews.com dari situs resminya, Sabtu (26/1/2019).
Kementerian itu menyatakan keprihatinanya bahwa AS meninggalkan dialog konstruktif dan kembali ke program pertahanan rudal "Star Wars" 1980-an dari Presiden Ronald Reagan. Program Reagan yang belum pernah terealisasi itu memang ingin menempatkan sistem pencegat rudal berbasis ruang angkasa.
Meskipun MDR hanya merekomendasikan untuk dipelajari, Moskow yakin bahwa pemerintahan Trump memberikan penekanan kuat pada hal itu dan akan cenderung untuk terus maju dengan pengembangan senjata berbasis ruang angkasa.
Selain ingin mengerahkan sistem pertahanan rudal di ruang angkasa, MDR juga menjelaskan rencana untuk mengerahkan 20 rudal pencegat tambahan di Alaska setelah 2023.
(mas)