Rusia Tangkap Terduga Mata-mata AS di Moskow
A
A
A
MOSKOW - Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menyatakan telah menangkap seorang warga negara Amerika Serikat (AS) di Moskow. Warga AS itu ditangkap karena diduga sebagai mata-mata Washington.
Layanan pers FSB menuturkan, sebuah kasus kriminal di bawah pasal "spionase" telah dimulai terhadap seorang warga negara Amerika, yang diketahui bernama Paul Whelan, yang ditangkap akhir pekan ini di Moskow.
"Pada tanggal 28 Desember, seorang warga negara AS bernama Paul Whelan ditahan oleh petugas dari FSB saat menjalankan aksi mata-mata di Moskow," kata layanan pers FSB dalam sebuah pernyataan.
"Investigasi kasus ini sedang berlangsung," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (31/12). Namun, sayangnya FSB menolak memberikan rincian lebih jauh mengenai kasus ini.
Berdasarkan pasal spionase yang dituduhkan oleh FSB, yang merupakan kasus pidana serius, Whelan kemungkinan akan mendapat hukuman antara 10 hingga 20 tahun penajara.
Sementara itu, sejauh ini belum ada pernyataan apapun dari pihak AS mengenai penangkapan warga mereka. Namun, bila menilik kebelakang, jarang ada negara yang mengakui adanya agen mereka yang melakukan aksi spionase di negara lain.
Layanan pers FSB menuturkan, sebuah kasus kriminal di bawah pasal "spionase" telah dimulai terhadap seorang warga negara Amerika, yang diketahui bernama Paul Whelan, yang ditangkap akhir pekan ini di Moskow.
"Pada tanggal 28 Desember, seorang warga negara AS bernama Paul Whelan ditahan oleh petugas dari FSB saat menjalankan aksi mata-mata di Moskow," kata layanan pers FSB dalam sebuah pernyataan.
"Investigasi kasus ini sedang berlangsung," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (31/12). Namun, sayangnya FSB menolak memberikan rincian lebih jauh mengenai kasus ini.
Berdasarkan pasal spionase yang dituduhkan oleh FSB, yang merupakan kasus pidana serius, Whelan kemungkinan akan mendapat hukuman antara 10 hingga 20 tahun penajara.
Sementara itu, sejauh ini belum ada pernyataan apapun dari pihak AS mengenai penangkapan warga mereka. Namun, bila menilik kebelakang, jarang ada negara yang mengakui adanya agen mereka yang melakukan aksi spionase di negara lain.
(esn)