Eks Bos Mossad Sebut Rusia Bantu Trump Jadi Presiden
A
A
A
TEL AVIV - Mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, Tamir Pardo, mengklaim bahwa campur tangan Rusia di dunia maya telah membantu mempengaruhi pemilu presiden Amerika Serikat (AS) 2016 yang dimenangkan Donald Trump. Demikian bunyi laporan yang diturunkan media Israel, Haaretz.
Menurut Pardo, Rusia memilih kandidat yang paling menguntungkan secara politis untuknya dan menggunakan "bot" online untuk mengantarkan Trump ke kursi kepresidenan.
"Rusia mengerahkan puluhan ribu bot untuk mempengaruhi pemilihan umum yang mendukung Trump," kutip Anadolu dari Haaretz, Rabu (26/12/2018).
“Mereka melihat peta politik di Washington, dan berpikir, candidate Calon mana yang ingin kita duduki di Gedung Putih? Siapa yang akan membantu kami mencapai tujuan kami? 'Dan mereka memilihnya," sambung Haaretz mengutip pernyataan Pardo.
"Sejak saat itu, mereka menggunakan sistem (bot) selama pemilihan, dan menjalankannya sebagai presiden," tegas Pardo.
Beberapa sumber intelijen AS mengklaim bahwa agen mata-mata Rusia ikut campur dalam pemilu 2016.
Klaim Pardo datang tak lama setelah Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik semua pasukan AS dari Suriah. Langkah ini digambarkan oleh banyak analis Israel sebagai pukulan besar bagi posisi regional Tel Aviv.
Menurut Pardo, Rusia memilih kandidat yang paling menguntungkan secara politis untuknya dan menggunakan "bot" online untuk mengantarkan Trump ke kursi kepresidenan.
"Rusia mengerahkan puluhan ribu bot untuk mempengaruhi pemilihan umum yang mendukung Trump," kutip Anadolu dari Haaretz, Rabu (26/12/2018).
“Mereka melihat peta politik di Washington, dan berpikir, candidate Calon mana yang ingin kita duduki di Gedung Putih? Siapa yang akan membantu kami mencapai tujuan kami? 'Dan mereka memilihnya," sambung Haaretz mengutip pernyataan Pardo.
"Sejak saat itu, mereka menggunakan sistem (bot) selama pemilihan, dan menjalankannya sebagai presiden," tegas Pardo.
Beberapa sumber intelijen AS mengklaim bahwa agen mata-mata Rusia ikut campur dalam pemilu 2016.
Klaim Pardo datang tak lama setelah Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik semua pasukan AS dari Suriah. Langkah ini digambarkan oleh banyak analis Israel sebagai pukulan besar bagi posisi regional Tel Aviv.
(ian)