Turki Sebut Keberadaan Pasukan Prancis di Suriah Tidak Berguna
A
A
A
ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan keberadaan pasukan Prancis di Suriah tidak terlalu berguna dan tidak memberikan apapun kepada Prancis. Paris telah menegaskan mereka tidak akan mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) menarik mundur pasukan dari Suriah.
Cavusoglu menuturkan, keputusan Prancis untuk mempertahankan kehadiran di Suriah dan bertempur berdampingan dengan pasukan Kurdi Suriah atau YPG, yang tidak lain adalah musuh Ankara, adalah sebuah hal yang sia-sia.
"Tidak akan ada manfaatnya bagi siapa pun jika Prancis tetap berada di Suriah untuk melindungi YPG," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arab News pada Selasa (25/12).
Turki menganggap YPG adalah kepanjangan tangan dari PKK, kelompok Kurdi yang melakukan pemberontakan di Turki, yang telah melakukan serangkaian aksi terorisme di negara itu.
Sebelumnya diwartakan, Presiden Prancis, Emanuel Macron menyatakan Paris akan mempertahankan kehadiran militernya di wilayah Levant. Levant adalah wilayah yang meliputin Lebanon, Suriah, Yordania, Israel, dan Palestina, terkadang Siprus, Sinai, dan Irak juga dianggap sebagai bagian dari Levant.
Dia juga ingat, bahwa sejak awal koalisi internasional pimpinan AS telah beroperasi di Suriah dengan dukungan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan pasukan Kurdi pada umumnya.
"Karena itu, saya meminta semua orang untuk bertanggung jawab dan jangan lupa bahwa kita berutang pada mereka," ungkapnya dan mencatat bahwa Operasi Barkhane di wilayah Sahel Afrika juga akan berlanjut.
Cavusoglu menuturkan, keputusan Prancis untuk mempertahankan kehadiran di Suriah dan bertempur berdampingan dengan pasukan Kurdi Suriah atau YPG, yang tidak lain adalah musuh Ankara, adalah sebuah hal yang sia-sia.
"Tidak akan ada manfaatnya bagi siapa pun jika Prancis tetap berada di Suriah untuk melindungi YPG," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arab News pada Selasa (25/12).
Turki menganggap YPG adalah kepanjangan tangan dari PKK, kelompok Kurdi yang melakukan pemberontakan di Turki, yang telah melakukan serangkaian aksi terorisme di negara itu.
Sebelumnya diwartakan, Presiden Prancis, Emanuel Macron menyatakan Paris akan mempertahankan kehadiran militernya di wilayah Levant. Levant adalah wilayah yang meliputin Lebanon, Suriah, Yordania, Israel, dan Palestina, terkadang Siprus, Sinai, dan Irak juga dianggap sebagai bagian dari Levant.
Dia juga ingat, bahwa sejak awal koalisi internasional pimpinan AS telah beroperasi di Suriah dengan dukungan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan pasukan Kurdi pada umumnya.
"Karena itu, saya meminta semua orang untuk bertanggung jawab dan jangan lupa bahwa kita berutang pada mereka," ungkapnya dan mencatat bahwa Operasi Barkhane di wilayah Sahel Afrika juga akan berlanjut.
(esn)