Rusia Kirim Kapal Perang ke Laut Azov
A
A
A
CRIMEA - Sebuah kapal frigat bersenjata rudal Rusia bergerak ke Laut Azov dari Crimea di tengah ketegangan anatar Moskow dan Kiev. Kapal itu terlihat 1,5 mil laut dari pantai Crimea di daerah kota Feodosia. Saksi mengatakan sebuah helikopter terlihat di atas kapal.
Penampakan kapal frigat itu terjadi setelah Rusia bersikeras tidak meningkatkan kehadiran militernya di Laut Azov.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pasukan menjaga Jembatan Crimea.
“Rusia tidak meningkatkan kehadiran militernya di Laut Azov, tidak ada pangkalan angkatan laut Rusia di sana, pasukan yang ada digunakan untuk menjaga Jembatan Crimea," ujar Zakharova.
"Saya akan mengingatkan Anda bahwa sejak awal pernyataan tentang rencana pembangunan fasilitas infrastruktur ini, kami telah mendengar seruan langsung oleh pejabat Ukraina - politisi dan pejabat keamanan, yang mematuhi rezim Kiev - untuk menghancurkannya," sambungnya.
"Kekuatan ini juga digunakan untuk memastikan keamanan navigasi," tukasnya seperti dikutip dari Daily Express, Sabtu (22/12/2018).
Ketegangan di Laut Azov terjadi setelah kapal perang Rusia menembaki tiga kapal Ukraina di Laut Hitam pada 25 November. Pasukan Rusia kemudian menahan 23 pelaut Ukraina, melukai sedikitnya enam orang. Moskow menuduh Kiev telah melakukan manuver secara ilegal melalui Selat Kerch.
Ketegangan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara pasca aneksasi Rusia atas Crimea pada 2014. Rusia juga memberikan dukungan untuk pemberontakan di Ukraina timur.
Krisis di Laut Azov telah berisiko mendorong kedua negara terlibat konflik terbuka.
Insiden di Laut Azov membuat Uni Eropa, Inggris, Prancis, Polandia, Denmark, dan Kanada semuanya mengutuk apa yang mereka sebut agresi Rusia.
Penampakan kapal frigat itu terjadi setelah Rusia bersikeras tidak meningkatkan kehadiran militernya di Laut Azov.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pasukan menjaga Jembatan Crimea.
“Rusia tidak meningkatkan kehadiran militernya di Laut Azov, tidak ada pangkalan angkatan laut Rusia di sana, pasukan yang ada digunakan untuk menjaga Jembatan Crimea," ujar Zakharova.
"Saya akan mengingatkan Anda bahwa sejak awal pernyataan tentang rencana pembangunan fasilitas infrastruktur ini, kami telah mendengar seruan langsung oleh pejabat Ukraina - politisi dan pejabat keamanan, yang mematuhi rezim Kiev - untuk menghancurkannya," sambungnya.
"Kekuatan ini juga digunakan untuk memastikan keamanan navigasi," tukasnya seperti dikutip dari Daily Express, Sabtu (22/12/2018).
Ketegangan di Laut Azov terjadi setelah kapal perang Rusia menembaki tiga kapal Ukraina di Laut Hitam pada 25 November. Pasukan Rusia kemudian menahan 23 pelaut Ukraina, melukai sedikitnya enam orang. Moskow menuduh Kiev telah melakukan manuver secara ilegal melalui Selat Kerch.
Ketegangan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara pasca aneksasi Rusia atas Crimea pada 2014. Rusia juga memberikan dukungan untuk pemberontakan di Ukraina timur.
Krisis di Laut Azov telah berisiko mendorong kedua negara terlibat konflik terbuka.
Insiden di Laut Azov membuat Uni Eropa, Inggris, Prancis, Polandia, Denmark, dan Kanada semuanya mengutuk apa yang mereka sebut agresi Rusia.
(ian)