Rusia Nyatakan Siap Tengahi Pembicaraan Hamas-Fatah
A
A
A
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov mengatakan, Moskow memiliki niat untuk mencoba menjembatani pembicaraan antara dua faksi terbesar di Palestina, yakni Hamas dan Fatah.
Bogdanov menuturkan, Rusia telah mengundang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh untuk melakukan kunjungan ke Moskow. Kunjungan itu rencananya akan dilaksanakan pada awal 2019 mendatang.
"Kami telah mengundang (Haniyeh) dan dia menerima undangan dengan rasa syukur. Kunjungan kemungkinan akan dilakukan awal tahun depan. Sekarang, pekerjaan sedang berlangsung untuk menyepakati tanggal yang nyaman bagi kedua belah pihak, untuk membentuk sebuah delegasi," Kata Bogdanov.
Dia juga menyatakan keinginan Rusia untuk mengadakan pertemuan antara Hamas dan kelompok Fatah, dua kekuatan politik utama di Palestina, untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional antara kedua belah pihak.
"Menurut kami, prioritasnya adalah pembentukan persatuan nasional Palestina. Dalam pandangan kami, sangat penting bahwa Fatah dan Hamas bersama dengan organisasi Palestina lainnya bertemu dan menyetujui pemulihan persatuan politik dan geografis," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (21/12).
"Kami telah menyelenggarakan (pertemuan tersebut) dalam berbagai kesempatan dan siap untuk sekali lagi membawa mereka bersama di Moskow, perwakilan atau kepala dan wakil," sambungnya.
Konflik antara Fatah dan Hamas dimulai pada 2006, setelah beberapa bentrokan bersenjata antara gerakan Palestina. Pada bulan Oktober 2017, kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang menetapkan pembentukan pemerintah persatuan di Jalur Gaza dan di Tepi Barat paling lambat 1 Desember 2017. Namun, kedua pihak memutuskan untuk menunda pelaksanaan rencana tersebut.
Bogdanov menuturkan, Rusia telah mengundang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh untuk melakukan kunjungan ke Moskow. Kunjungan itu rencananya akan dilaksanakan pada awal 2019 mendatang.
"Kami telah mengundang (Haniyeh) dan dia menerima undangan dengan rasa syukur. Kunjungan kemungkinan akan dilakukan awal tahun depan. Sekarang, pekerjaan sedang berlangsung untuk menyepakati tanggal yang nyaman bagi kedua belah pihak, untuk membentuk sebuah delegasi," Kata Bogdanov.
Dia juga menyatakan keinginan Rusia untuk mengadakan pertemuan antara Hamas dan kelompok Fatah, dua kekuatan politik utama di Palestina, untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional antara kedua belah pihak.
"Menurut kami, prioritasnya adalah pembentukan persatuan nasional Palestina. Dalam pandangan kami, sangat penting bahwa Fatah dan Hamas bersama dengan organisasi Palestina lainnya bertemu dan menyetujui pemulihan persatuan politik dan geografis," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (21/12).
"Kami telah menyelenggarakan (pertemuan tersebut) dalam berbagai kesempatan dan siap untuk sekali lagi membawa mereka bersama di Moskow, perwakilan atau kepala dan wakil," sambungnya.
Konflik antara Fatah dan Hamas dimulai pada 2006, setelah beberapa bentrokan bersenjata antara gerakan Palestina. Pada bulan Oktober 2017, kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang menetapkan pembentukan pemerintah persatuan di Jalur Gaza dan di Tepi Barat paling lambat 1 Desember 2017. Namun, kedua pihak memutuskan untuk menunda pelaksanaan rencana tersebut.
(esn)