Oposisi Suriah: Penarikan Mundur Pasukan Kekalahan AS atas Rusia
A
A
A
DAMASKUS - Riad Darar, salah satu ketua Dewan Demokrat Suriah, mengatakan, penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Suriah akan mengorbankan kehadiran masa depan mereka di Timur Tengah. Pemimpin badan politik oposisi Suriah itu menyebut, penarikan ini juga menunjukan bahwa AS telah kalah dari Rusia, Iran dan Turki di Suriah.
"Penarikan mereka akan mengorbankan kehadiran masa depan mereka di Timur Tengah, dan mereka akan menyatakan kerugian mereka di hadapan pakta yang terdiri dari Turki, Rusia dan Iran," kata Darar, merujuk pada kesepakatan antara tiga negara itu mengenai proses politik di Suriah.
“Amerika awalnya datang untuk menghadapi ISIS di wilayah tersebut, kemudian mereka mulai meningkatkan sikap terkait dengan Iran dan solusi politik di Suriah. Bagaimanapun, solusi politik di negara itu tidak akan terjadi segera, karena proses damai belum dimulai menurut saya," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (20/12).
Dia lalu mengatakan bahwa konflik tidak lagi di antara warga Suriah, tetapi telah menjadi konflik internasional, dimulai dengan intervensi Turki di beberapa wilayah Suriah, kemudian Rusia dan juga Iran.
Darar juga melihat bahwa pernyataan Washington baru-baru ini tidak memiliki perhitungan strategis yang jelas, menyatakan keyakinannya bahwa Rusia adalah satu-satunya yang tahu apa yang diinginkannya.
Mengenai operasi Turki di sebelah timur Sungai Efrat, Darar menyatakan ketakutannya akan kemungkinan intervensi Turki dengan meluncurkan serangan darat di sebelah timur Sungai Efrat, yang merupakan basis dari Pasukan Demokrat Suriah, yang didominasi pasukan Kurdi.
“Ketakutan itu wajar karena menghadapi tentara yang kuat seperti Turki tidak mudah, tetapi membela tanah air kita adalah tanggung jawab. Inilah mengapa kami telah berbicara kepada rezim Suriah untuk memikul tanggung jawabnya jika masih menganggap dirinya sebagai wakil dari Suriah. Kami terlalu sibuk di tahap sebelumnya dengan menghadapi ISIS bahwa kami tidak berpikir untuk membela atau melindungi perbatasan karena kami tidak berpikir untuk memerangi Turki, tetapi sekarang menyerang kami dan kami sedang mempersiapkan diri untuk mempertahankan wilayah kami," tambahnya.
"Penarikan mereka akan mengorbankan kehadiran masa depan mereka di Timur Tengah, dan mereka akan menyatakan kerugian mereka di hadapan pakta yang terdiri dari Turki, Rusia dan Iran," kata Darar, merujuk pada kesepakatan antara tiga negara itu mengenai proses politik di Suriah.
“Amerika awalnya datang untuk menghadapi ISIS di wilayah tersebut, kemudian mereka mulai meningkatkan sikap terkait dengan Iran dan solusi politik di Suriah. Bagaimanapun, solusi politik di negara itu tidak akan terjadi segera, karena proses damai belum dimulai menurut saya," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (20/12).
Dia lalu mengatakan bahwa konflik tidak lagi di antara warga Suriah, tetapi telah menjadi konflik internasional, dimulai dengan intervensi Turki di beberapa wilayah Suriah, kemudian Rusia dan juga Iran.
Darar juga melihat bahwa pernyataan Washington baru-baru ini tidak memiliki perhitungan strategis yang jelas, menyatakan keyakinannya bahwa Rusia adalah satu-satunya yang tahu apa yang diinginkannya.
Mengenai operasi Turki di sebelah timur Sungai Efrat, Darar menyatakan ketakutannya akan kemungkinan intervensi Turki dengan meluncurkan serangan darat di sebelah timur Sungai Efrat, yang merupakan basis dari Pasukan Demokrat Suriah, yang didominasi pasukan Kurdi.
“Ketakutan itu wajar karena menghadapi tentara yang kuat seperti Turki tidak mudah, tetapi membela tanah air kita adalah tanggung jawab. Inilah mengapa kami telah berbicara kepada rezim Suriah untuk memikul tanggung jawabnya jika masih menganggap dirinya sebagai wakil dari Suriah. Kami terlalu sibuk di tahap sebelumnya dengan menghadapi ISIS bahwa kami tidak berpikir untuk membela atau melindungi perbatasan karena kami tidak berpikir untuk memerangi Turki, tetapi sekarang menyerang kami dan kami sedang mempersiapkan diri untuk mempertahankan wilayah kami," tambahnya.
(esn)