Pemerintah Inggris Siapkan Brexit Tanpa Kesepakatan
A
A
A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dan kabinetnya meningkatkan persiapan untuk Brexit tanpa kesepakatan. Kondisi ini tampaknya akan terjadi karena parlemen diperkirakan akan menolak kesepakatan Brexit yang telah dibuat May bersama Uni Eropa (UE).Dengan hanya tersisa 100 hari hingga Inggris meninggalkan UE (Brexit), May belum mendapat dukungan dari parlemen atas kesepakatan yang telah dibuat bulan lalu dengan Brussels untuk mempertahankan hubungan dekat dengan UE.
May menjelaskan, voting yang sempat ditunda di parlemen akan digelar pada pertengahan Januari. Beberapa anggota parlemen menuduhnya sedang mencoba memaksa parlemen mendukung kesepakatan itu dengan menggelar voting mendekati batas waktu keluar UE pada 29 Maret.
PM Inggris telah selamat dari voting mosi tidak percaya di Partai Konservatif. Diapun memperingatkan anggota parlemen bahwa alternatif lain adalah keluar UE tanpa kesepakatan atau tanpa Brexit.
”Kami akan membahas rencana tanpa kesepakatan hari ini,” papar Menteri Pembangunan Internasional Inggris Penny Mordaunt pada para jurnalis, dilansir Reuters.
Mordaunt menjelaskan, ”Sangat tepat bahwa kita melangkah ke rencana tanpa kesepakatan sekarang. Tidak hanya karena kita perlu menyiapkan negara ini, tapi juga cara terbaik bahwa kita akan menjamin bahwa kita mendapat kesepakatan.”
Bulan ini Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond menyatakan, dia telah mengucurkan lebih dari 4,2 miliar poundsterling untuk rencana Brexit sejak referendum 2016 dan akan mengalokasikan lagi 2 miliar poundsterling untuk berbagai departemen pemerintahan.
Juru bicara May menyatakan, langkah itu akan dilakukan segera. Ekonomi Inggris telah melemah sejak voting referendum 2016 yang memenangkan para pendukung Brexit. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa dunia bisnis dan konsumen akan memperoleh akses bebas tarif untuk barang-barang dari Eropa setelah Brexit.
Kamar Dagang Inggris memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan 2019 akan berada pada level terlemah sejak Inggris bangkit dari resesi pada 2009, lantaran bekunya investasi bisnis dan lemahnya permintaan konsumen menjelang Brexit.
Parlemen juga mengalami kebuntuan terkait kesepakatan Brexit. Sejumlah faksi memiliki pendapat berbeda untuk hubungan masa depan antara UE dan Inggris, baik itu keluar UE tanpa kesepakatan atau tetap di dalam UE. (Syarifudin)
May menjelaskan, voting yang sempat ditunda di parlemen akan digelar pada pertengahan Januari. Beberapa anggota parlemen menuduhnya sedang mencoba memaksa parlemen mendukung kesepakatan itu dengan menggelar voting mendekati batas waktu keluar UE pada 29 Maret.
PM Inggris telah selamat dari voting mosi tidak percaya di Partai Konservatif. Diapun memperingatkan anggota parlemen bahwa alternatif lain adalah keluar UE tanpa kesepakatan atau tanpa Brexit.
”Kami akan membahas rencana tanpa kesepakatan hari ini,” papar Menteri Pembangunan Internasional Inggris Penny Mordaunt pada para jurnalis, dilansir Reuters.
Mordaunt menjelaskan, ”Sangat tepat bahwa kita melangkah ke rencana tanpa kesepakatan sekarang. Tidak hanya karena kita perlu menyiapkan negara ini, tapi juga cara terbaik bahwa kita akan menjamin bahwa kita mendapat kesepakatan.”
Bulan ini Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond menyatakan, dia telah mengucurkan lebih dari 4,2 miliar poundsterling untuk rencana Brexit sejak referendum 2016 dan akan mengalokasikan lagi 2 miliar poundsterling untuk berbagai departemen pemerintahan.
Juru bicara May menyatakan, langkah itu akan dilakukan segera. Ekonomi Inggris telah melemah sejak voting referendum 2016 yang memenangkan para pendukung Brexit. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa dunia bisnis dan konsumen akan memperoleh akses bebas tarif untuk barang-barang dari Eropa setelah Brexit.
Kamar Dagang Inggris memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan 2019 akan berada pada level terlemah sejak Inggris bangkit dari resesi pada 2009, lantaran bekunya investasi bisnis dan lemahnya permintaan konsumen menjelang Brexit.
Parlemen juga mengalami kebuntuan terkait kesepakatan Brexit. Sejumlah faksi memiliki pendapat berbeda untuk hubungan masa depan antara UE dan Inggris, baik itu keluar UE tanpa kesepakatan atau tetap di dalam UE. (Syarifudin)
(nfl)