Sebelum Edit Gen Bayi Manusia, Ilmuwan China Bikin Anjing Superkuat
A
A
A
BEIJING - Ilmuwan China, He Jiankui, telah mengklaim menciptakan bayi kembar perempuan pertama yang diedit secara genetik, Nana dan Lulu. Jauh sebelum itu, para ilmuwan negeri Tirai Bambu itu telah menyunting gen hewan yang menghasilkan anjing superkuat hingga monyet autis.
Klaim Jiankui telah memicu pengawasan internasional terhadap penggunaan teknologi yang memungkinkan penyuntingan gen pada bayi manusia.
Mengutip South China Morning Post, Minggu (2/12/2018), berikut ini beberapa terobosan para ilmuwan China dalam menggunakan CRISPR-Cas9 (pengelompokan palindromic pendek yang diulang secara berkala) untuk mengedit gen hewan.
1. Anjing Kloning Pertama di Dunia
Tahun lalu, para ilmuwan Cina mengklaim sebagai yang pertama di dunia yang mengkloning anjing menggunakan CRISPR-Cas9.
Anjing yang dimaksud adalah seekor anjing beagle bernama Longlong, dikloning dari anjing lain, Apple. Karena gen-gen Apple dimodifikasi untuk mengembangkan gangguan pembekuan darah, Longlong juga mewarisi penyakit tersebut.
Para ilmuwan di Sinogene yang berbasis di Beijing sedang mencari cara untuk mempelajari kondisi yang dikenal sebagai atherosclerosis, yang berkembang pada orang-orang di bawah kondisi yang tidak diketahui.
Chinese Academy of Sciences mengatakan bahwa anjing adalah target ideal untuk modifikasi genetik dan model klinis untuk mempelajari penyakit manusia, "karena anjing menunjukkan kemiripan yang dekat dengan manusia dalam hal karakteristik metabolik, fisiologis, dan anatomi, serta menderita sekitar 200 penyakit genetik seperti pada manusia."
Pada saat laporan itu muncul, Longlong adalah salah satu dari tiga hasil anjing kloning yang diklaim telah dihasilkan dari Apple. Dua anjing hasil kloning lainnya diberi nama Xixi dan Nuonuo.
2. Monyet dengan Autisme
Para ilmuwan telah bermain-main dengan tikus dalam upaya mereka untuk memahami penyakit dan perawatan potensial selama beberapa dekade. Namun, ada perbedaan signifikan antara tikus dan manusia, terutama pada struktur otak.
Menggunakan teknologi pengeditan gen CRISPR, pada tahun 2016 para ilmuwan mengedit embrio monyet untuk memasukkan gen yang terkait dengan gangguan spektrum autisme pada manusia.
Monyet itu kemudian lahir dan menunjukkan perilaku seperti berputar-putar di sekitar kandang mereka secara berulang-ulang, dan tidak berinteraksi seperti biasanya.
Salah satu penulis penelitian, Sun Qiang, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Nature; "Jika monyet lain menghalanginya, dia akan melompati monyet itu, atau mengitarinya, tetapi kemudian dia akan kembali ke jalur lingkaran aslinya."
Sekarang para ilmuwan kemudian berusaha menyembuhkannya.
Autisme adalah kondisi mental pada mamusia yang ditandai dengan perilaku yang berulang-ulang dan gejala lainnya.
3. Babi Mikro
Salah satu cara CRISPR-Cas9 bisa dikomersialisasikan adalah memodifikasi hewan secara genetis menjadi hewan peliharaan. Aktivitas semacam ini telah terjadi selama ribuan tahun melalui pembiakan selektif yang membudidayakan hewan liar. Namun, teknologi baru bisa membuat modifikasi seperti itu terjadi jauh lebih cepat, dan menawarkan kemungkinan kustomisasi.
Pada tahun 2015, Beijing Genomics Institute menjadi berita utama dengan mengklaim memiliki rencana untuk menjual babi bama yang diedit menggunakan teknologi CRISPR menjadi babi mikro atau babi kecil, dan memiliki warna bulu yang dapat disesuaikan.
Hewan-hewan itu dikatakan tumbuh ke sebagian besar anjing berukuran sedang, dengan berat sekitar 15 kilogram, dan dihargai masing-masing sekitar USD 1.400.
Namun, pada tahun 2017, lembaga itu mengatakan kepada MIT Technology Review bahwa sekarang tidak ada rencana untuk menjual babi mikro.
4. Anjing Superkuat
Dalam eksperimen CRISPR-Cas9 lainnya pada anjing beagle, anjing superkuat yang direkayasa secara genetik pertama—bernama Hercules—lahir tahun 2015.
Para ilmuwan di China "menciptakan" Hercules dan adiknya, Tiangou, anjingsuper kuat dengan mematikan gen yang disebut myostatin.
Liangxue Lai, salah satu penulis penelitian, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MIT Technology Review, bahwa anjing memiliki lebih banyak otot dan diharapkan memiliki kemampuan berlari yang lebih kuat, yang baik untuk berburu dan diaplikasikan untuk tugas polisi.
Klaim Jiankui telah memicu pengawasan internasional terhadap penggunaan teknologi yang memungkinkan penyuntingan gen pada bayi manusia.
Mengutip South China Morning Post, Minggu (2/12/2018), berikut ini beberapa terobosan para ilmuwan China dalam menggunakan CRISPR-Cas9 (pengelompokan palindromic pendek yang diulang secara berkala) untuk mengedit gen hewan.
1. Anjing Kloning Pertama di Dunia
Tahun lalu, para ilmuwan Cina mengklaim sebagai yang pertama di dunia yang mengkloning anjing menggunakan CRISPR-Cas9.
Anjing yang dimaksud adalah seekor anjing beagle bernama Longlong, dikloning dari anjing lain, Apple. Karena gen-gen Apple dimodifikasi untuk mengembangkan gangguan pembekuan darah, Longlong juga mewarisi penyakit tersebut.
Para ilmuwan di Sinogene yang berbasis di Beijing sedang mencari cara untuk mempelajari kondisi yang dikenal sebagai atherosclerosis, yang berkembang pada orang-orang di bawah kondisi yang tidak diketahui.
Chinese Academy of Sciences mengatakan bahwa anjing adalah target ideal untuk modifikasi genetik dan model klinis untuk mempelajari penyakit manusia, "karena anjing menunjukkan kemiripan yang dekat dengan manusia dalam hal karakteristik metabolik, fisiologis, dan anatomi, serta menderita sekitar 200 penyakit genetik seperti pada manusia."
Pada saat laporan itu muncul, Longlong adalah salah satu dari tiga hasil anjing kloning yang diklaim telah dihasilkan dari Apple. Dua anjing hasil kloning lainnya diberi nama Xixi dan Nuonuo.
2. Monyet dengan Autisme
Para ilmuwan telah bermain-main dengan tikus dalam upaya mereka untuk memahami penyakit dan perawatan potensial selama beberapa dekade. Namun, ada perbedaan signifikan antara tikus dan manusia, terutama pada struktur otak.
Menggunakan teknologi pengeditan gen CRISPR, pada tahun 2016 para ilmuwan mengedit embrio monyet untuk memasukkan gen yang terkait dengan gangguan spektrum autisme pada manusia.
Monyet itu kemudian lahir dan menunjukkan perilaku seperti berputar-putar di sekitar kandang mereka secara berulang-ulang, dan tidak berinteraksi seperti biasanya.
Salah satu penulis penelitian, Sun Qiang, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Nature; "Jika monyet lain menghalanginya, dia akan melompati monyet itu, atau mengitarinya, tetapi kemudian dia akan kembali ke jalur lingkaran aslinya."
Sekarang para ilmuwan kemudian berusaha menyembuhkannya.
Autisme adalah kondisi mental pada mamusia yang ditandai dengan perilaku yang berulang-ulang dan gejala lainnya.
3. Babi Mikro
Salah satu cara CRISPR-Cas9 bisa dikomersialisasikan adalah memodifikasi hewan secara genetis menjadi hewan peliharaan. Aktivitas semacam ini telah terjadi selama ribuan tahun melalui pembiakan selektif yang membudidayakan hewan liar. Namun, teknologi baru bisa membuat modifikasi seperti itu terjadi jauh lebih cepat, dan menawarkan kemungkinan kustomisasi.
Pada tahun 2015, Beijing Genomics Institute menjadi berita utama dengan mengklaim memiliki rencana untuk menjual babi bama yang diedit menggunakan teknologi CRISPR menjadi babi mikro atau babi kecil, dan memiliki warna bulu yang dapat disesuaikan.
Hewan-hewan itu dikatakan tumbuh ke sebagian besar anjing berukuran sedang, dengan berat sekitar 15 kilogram, dan dihargai masing-masing sekitar USD 1.400.
Namun, pada tahun 2017, lembaga itu mengatakan kepada MIT Technology Review bahwa sekarang tidak ada rencana untuk menjual babi mikro.
4. Anjing Superkuat
Dalam eksperimen CRISPR-Cas9 lainnya pada anjing beagle, anjing superkuat yang direkayasa secara genetik pertama—bernama Hercules—lahir tahun 2015.
Para ilmuwan di China "menciptakan" Hercules dan adiknya, Tiangou, anjingsuper kuat dengan mematikan gen yang disebut myostatin.
Liangxue Lai, salah satu penulis penelitian, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MIT Technology Review, bahwa anjing memiliki lebih banyak otot dan diharapkan memiliki kemampuan berlari yang lebih kuat, yang baik untuk berburu dan diaplikasikan untuk tugas polisi.
(mas)