Maduro: Trump Memburu Venezuela Seperti Hitler Menganiaya Yahudi

Jum'at, 30 November 2018 - 15:42 WIB
Maduro: Trump Memburu...
Maduro: Trump Memburu Venezuela Seperti Hitler Menganiaya Yahudi
A A A
CARACAS - Presiden Venezuela menaikkan upah minimum hingga 150 persen pada Kamis untuk memerangi apa yang disebutnya sebagai perang ekonomi yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) saat dia membandingkan Presiden Donald Trump dengan Adolf Hitler.

"Sama seperti Hitler menganiaya orang-orang Yahudi, Donald Trump menganiaya orang-orang Venezuela," kata Maduro seperti dikutip dari Washington Times, Jumat (30/11/2018).

Maduro lebih lanjut melampiaskan kekesalannya terhadap sanksi ekonomi AS yang memblok Venezuela dari pasar keuangan. Ia mengatakan mereka mempertahankan pemerintah yang kekurangan uang dari pembiayaan ulang miliaran utang dan mengurangi krisis.

Meskipun memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, Venezuela berada di tahun kelima krisis ekonomi yang lebih buruk daripada Depresi Besar.

Kritikus menyalahkan krisis Venezuela pada dua dekade pemerintahan sosialis yang gagal, korupsi dan salah urus dari perusahaan minyak negara yang dikelola PDVSA.

Maduro, yang menyalahkan AS dan lawan politiknya, mengatakan dia membantu perjuangan Venezuela dengan menaikkan upah minimum untuk melawan inflasi yang Dana Moneter Internasional katakan dapat mencapai 1 juta persen tahun ini.

Peningkatan upah membuat sebagian besar pekerja Venezuela membawa pulang 4.500 bolivar. Itu sekitar USD11 pada pertukaran mata uang pasar gelap yang umum digunakan.

Maduro mengumumkan kenaikan gaji, menyebutnya koreksi untuk rencana pemulihan ekonomi yang diluncurkan 100 hari lalu. Dia baru-baru ini meluncurkan mata uang baru pada bulan Agustus yang memangkas lima nol dari catatan bank sebelumnya.

Pejabat di pemerintahan Trump menganggap pemerintah Venezuela sebagai kediktatoran yang sedang berkembang. Maduro memenangkan masa jabatan enam tahun kedua sebagai presiden tahun ini dalam pemilu yang dipandang AS dan banyak negara di Eropa dan Amerika Latin palsu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1229 seconds (0.1#10.140)