NATO Dukung Ukraina di Tengah Krisis dengan Rusia
A
A
A
BRUSSELS - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan dukungannya kepada Ukraian di tengah krisis mendalam dengan Rusia dalam eskalasi terbaru dari konflik empat tahun kedua negara.
"Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap kapal-kapal Ukraina dan personel angkatan laut. Kami menyerukan kepada Rusia agar membebaskan para pelaut Ukraina dan kapal yang disita tanpa penundaan," kata aliansi militer itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (28/11/2018).
NATO mengatakan kekerasan Rusia terhadap kapal dan pelaut Ukraina tidak bisa diterima.
"Mengingat penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina dekat Laut Azov dan Selat Kerch, NATO meminta Rusia untuk memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan Ukraina dan memungkinkan kebebasan navigasi," tuntut NATO.
"Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dalam batas-batas yang diakui secara internasional dan perairan teritorial," tegas NATO.
NATO mengatakan pihaknya berdiri di Ukraina dan akan terus menyediakan dukungan politik dan praktis serta memantau situasi.
NATO juga mengecam keras pencaplokan ilegal dan tidak sah Rusia atas Crimea, dengan mengatakan bahwa organisasi itu tidak akan mengakui tindakan itu.
Rusia menyita dua kapal angkatan laut Ukraina dan sebuah kapal tunda (tugboat) angkatan laut bersama dengan 23 awaknya, Minggu, di luar Crimea. Moskow menuduh kapal-kapal Kiev itu telah memasuki perairannya dan memprovokasi konflik.
Dikatakan kapal-kapal itu mengabaikan panggilan untuk berhenti, sehingga memicu aksi militer.
Rusia melakukan intervensi ketika kapal-kapal Ukraina dipindahkan dari pelabuhan Laut Hitam Odessa ke pelabuhan Mariupol di Laut Azov.
Video muncul di dunia maya menunjukkan kapal penjaga pantai Rusia menabrak kapal tunda angkatan laut Ukraina di Selat Kerch.
Ukraina juga menuduh kapal perang Rusia melepaskan tembakan ke kapal, menegaskan bahwa anggota awak terluka dan kapal-kapal itu disita oleh Rusia.
Rusia dan Ukraina telah berselisih sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Crimea setelah referendum kontroversial. Majelis Umum PBB memandang aneksasi itu sebagai tindakan ilegal.
Ukraina juga menyalahkan Rusia atas kekerasan separatis di timur Ukraina dekat perbatasan dengan Rusia.
"Tidak ada pembenaran untuk penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap kapal-kapal Ukraina dan personel angkatan laut. Kami menyerukan kepada Rusia agar membebaskan para pelaut Ukraina dan kapal yang disita tanpa penundaan," kata aliansi militer itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (28/11/2018).
NATO mengatakan kekerasan Rusia terhadap kapal dan pelaut Ukraina tidak bisa diterima.
"Mengingat penggunaan kekuatan militer Rusia terhadap Ukraina dekat Laut Azov dan Selat Kerch, NATO meminta Rusia untuk memastikan akses tanpa hambatan ke pelabuhan Ukraina dan memungkinkan kebebasan navigasi," tuntut NATO.
"Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dalam batas-batas yang diakui secara internasional dan perairan teritorial," tegas NATO.
NATO mengatakan pihaknya berdiri di Ukraina dan akan terus menyediakan dukungan politik dan praktis serta memantau situasi.
NATO juga mengecam keras pencaplokan ilegal dan tidak sah Rusia atas Crimea, dengan mengatakan bahwa organisasi itu tidak akan mengakui tindakan itu.
Rusia menyita dua kapal angkatan laut Ukraina dan sebuah kapal tunda (tugboat) angkatan laut bersama dengan 23 awaknya, Minggu, di luar Crimea. Moskow menuduh kapal-kapal Kiev itu telah memasuki perairannya dan memprovokasi konflik.
Dikatakan kapal-kapal itu mengabaikan panggilan untuk berhenti, sehingga memicu aksi militer.
Rusia melakukan intervensi ketika kapal-kapal Ukraina dipindahkan dari pelabuhan Laut Hitam Odessa ke pelabuhan Mariupol di Laut Azov.
Video muncul di dunia maya menunjukkan kapal penjaga pantai Rusia menabrak kapal tunda angkatan laut Ukraina di Selat Kerch.
Ukraina juga menuduh kapal perang Rusia melepaskan tembakan ke kapal, menegaskan bahwa anggota awak terluka dan kapal-kapal itu disita oleh Rusia.
Rusia dan Ukraina telah berselisih sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Crimea setelah referendum kontroversial. Majelis Umum PBB memandang aneksasi itu sebagai tindakan ilegal.
Ukraina juga menyalahkan Rusia atas kekerasan separatis di timur Ukraina dekat perbatasan dengan Rusia.
(ian)