Peneliti China Edit Gen Bayi Kembar

Selasa, 27 November 2018 - 14:04 WIB
Peneliti China Edit...
Peneliti China Edit Gen Bayi Kembar
A A A
SHANGHAI - Universitas di China akan menyelidiki klaim seorang peneliti yang berhasil mengedit gen bayi kembar perempuan yang lahir awal bulan ini.

Southern University of Science and Technology di kota Shenzhen menyatakan tidak mengetahui tentang proyek riset itu dan akademisi bernama He Jiankui itu cuti tanpa gaji sejak Februari. “Pekerjaan itu pelanggaran serius etika dan standar akademik,” papar pernyataan Universitas itu, dilansir kantor berita Reuters.

Pernyataan universitas itu muncul setelah He menyatakan di lima video yang diunggah di website, kemarin, bahwa dia menggunakan teknologi edit gen yang disebut CRISPR-Cas9 untuk mengedit gen bayi kembar perempuan.

“Proses bedah gen itu berlangsung aman sesuai tujuan dan dua bayi itu sehat seperti bayi lainnya,” ungkap He di satu video. Klaim He itu belum dapat diverifikasi karena dia tidak memberikan dokumentasi tertulis apapun tentang risetnya.

CRISPR-Cas9 merupakan teknologi yang memungkinkan para peneliti memotong dan menyalin DNA hingga membuka harapan perbaikan gen untuk mencegah penyakit. Meski demikian, ada kekhawatiran tentang keamanan dan etikanya.

“Jika benar, eksperimen ini mengerikan,” kata Julian Savulescu, direktur Oxford Uehiro Centre for Practical Ethics di Universitas Oxford.

Southern University of Science and Technology menyatakan pihaknya membentuk komite pakar independen untuk menyelidiki klaim tersebut. Mereka menjelaskan, He dalam status cuti tanpa gaji hingga 2021.

“Southern University of Science and Technology secara ketat mengharuskan riset ilmiah dilakukan sesuai hukum dan regulasi nasional serta menghormati dan menaati etika akademik dan standar internasional,” papar pernyataan universitas itu.

Dalam beberapa video, He membela hasil penelitiannya. “Saya memahami karya saya akan kontroversial tapi saya yakin keluarga-keluarga membutuhkan teknologi ini. Dan saya dapat menerima kritik demi mereka,” tutur dia di salah satu video yang diunggahnya.

Dalam email ke Reuters, He menjelaskan dia berencana membagikan data tentang penelitian itu di forum ilmiah pekan ini. Dia juga berencana melalui proses peer review dan pra-cetak segera. Pra-cetak merupakan publikasi berbagai temuan yang dibuat sebelum riset dirilis di jurnal peer review.

MIT Technology Review dan Associated Press menjadi yang pertama melaporkan karya terbaru He tersebut. Dalam wawancara telepon dan email dengan Reuters, He menjelaskan dia bertujuan mengedit gen bayi untuk perlindungan seumur hidup terhadap HIV, virus penyebab AIDS.(Syarifudin)
(nfl)
Berita Terkait
Heboh! China Simulasikan...
Heboh! China Simulasikan Penyerangan ke Taiwan Lewat Medsos
Petugas Nakes di China...
Petugas Nakes di China Dilempari Warga
Panggung Spektakuler...
Panggung Spektakuler Perayaan 100 Tahun Partai Komunis China
88 WNA China Sindikat...
88 WNA China Sindikat Server Judi dan Pemerasan Online Ditangkap di Batam
Ribuan Penumpang Padati...
Ribuan Penumpang Padati Stasiun Kereta Hongqiao China pada Perayaan Chunyun
Pidato Presiden Xi Jinping...
Pidato Presiden Xi Jinping dalam Resepsi Hari Nasional China
Berita Terkini
Siapa Noppajit Meen...
Siapa Noppajit Meen Somboonsate? Penyapu Jalanan di Bangkok yang Jadi Kaya Raya setelah Viral di TikTok
1 jam yang lalu
AS Baru Saja Kalah Perang...
AS Baru Saja Kalah Perang dengan Rusia, Berikut 3 Alasannya
3 jam yang lalu
Ingin Tetak Eksis, Mantan...
Ingin Tetak Eksis, Mantan Wapres AS Kamala Harris Punya Ambisi Politik Baru
6 jam yang lalu
Bukan Hanya Prajurit...
Bukan Hanya Prajurit Israel, 2.000 Dosen dan 100 Dokter Militer Desak Netanyahu Hentikan Perang Gaza
6 jam yang lalu
Kolonel Perempuan AS...
Kolonel Perempuan AS Dipecat karena Tidak Suka Politik dan Berani Berbeda Sikap dengan Wapres
8 jam yang lalu
Siapa Yamaguchi-gumi?...
Siapa Yamaguchi-gumi? Sindikat Yakuza Terbesar dan Terkaya di Jepang
9 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved