Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Mundur dari Jabatan Ketua Partai
A
A
A
TAIPEI - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mundur dari jabatan ketua Partai Demokratik Progresif (DPP) setelah mengalami banyak kekalahan dalam pemilu lokal.
DPP kalah di dua wilayah penting dalam pemilu walikota. Hasil pemilu lokal itu hanya setahun menjelang pemilu presiden Taiwan mendatang. China tampaknya senang dengan hasil pemilu lokal yang memukul DPP yang pro-kemerdekaan Taiwan tersebut.
China selama ini terus menekan Tsai dan pemerintahannya yang dianggap mendukung kemerdekaan dari Beijing. Tsai memimpin Taiwan sejak menang pemilu 2016.
Selama kampanye pemilu lokal, Tsai dan pemerintahannya berulang kali menyatakan Chian berupaya mempengaruhi para pemilih dengan berita palsu dan intimidasi politik.
DPP kehilangan kursi walikota di kota Taichung dan Kaohsiung yang telah dikuasai partai itu selama dua dekade. Dua kota itu pun memiliki peran penting dalam gerakan pro-demokrasi Taiwan sejak era 1970-an. Dua kota itu dimenangkan oleh oposisi yang dekat dengan China, Partai Kuomintang.
Tsai menyatakan DPP akan merenungi kekalahan itu tapi dia menegaskan tetap akan melanjutkan kebijakannya. “Lanjutkan reformasi, kebebasan dan demokrasi, serta lindungi kedaulatan negara sebagai misi yang tidak akan ditinggalkan DPP,” tegas Tsai, dilansir kantor berita Reuters.
Dia juga tidak akan menerima pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Taiwan William Lai yang mengajukan pengunduran diri kemarin malam.
DPP sekarang hanya mengontrol enam kota dan wilayah Taiwan, dibandingkan dengan Kuomintang yang menguasai 15 kota dan wilayah. DPP mempertahankan dua basis pendukungnya di Tainan dan Taoyuan.
“Ini kekalahan tragis bagi DPP. Tapi ini bukan dukungan untuk Kuomintang dari rakyat. Ini kekecewaan rakyat pada DPP,” uajr Yao Chia-wen, penasehat senior Presiden Taiwan.
Yao menyebut lambatnya realisasi berbagai janji kampanye telah memicu kritik publik, termasuk dalam reformasi pensiun dan keadilan.
Suara masih dihitung di ibu kota Taiwan, Taipei, di mana walikota incumbent Ko Wen-je dari independen bertarung ketat dengan Ting Shou-chung dari Kuomintang dan kandidat DPP berada di posisi ketiga.
Walikota terpilih di Kaohsiung, Han Kuo-yu dari Kuomintang berjanji dia akan melakukan segala cara untuk mendorong perekonomian. Han menyebut kota itu sudah kuno dan miskin selama kampanye untuk menggalang dukungan pemilih.
“Kita harus segera menyingsingkan lengan baju kita dan bekerja,” papar Han yang menyatakan kota itu pernah menajdi salah satu pelabuhan tersibuk di dunia tapi telah tergeser oleh China. (Syarifudin)
DPP kalah di dua wilayah penting dalam pemilu walikota. Hasil pemilu lokal itu hanya setahun menjelang pemilu presiden Taiwan mendatang. China tampaknya senang dengan hasil pemilu lokal yang memukul DPP yang pro-kemerdekaan Taiwan tersebut.
China selama ini terus menekan Tsai dan pemerintahannya yang dianggap mendukung kemerdekaan dari Beijing. Tsai memimpin Taiwan sejak menang pemilu 2016.
Selama kampanye pemilu lokal, Tsai dan pemerintahannya berulang kali menyatakan Chian berupaya mempengaruhi para pemilih dengan berita palsu dan intimidasi politik.
DPP kehilangan kursi walikota di kota Taichung dan Kaohsiung yang telah dikuasai partai itu selama dua dekade. Dua kota itu pun memiliki peran penting dalam gerakan pro-demokrasi Taiwan sejak era 1970-an. Dua kota itu dimenangkan oleh oposisi yang dekat dengan China, Partai Kuomintang.
Tsai menyatakan DPP akan merenungi kekalahan itu tapi dia menegaskan tetap akan melanjutkan kebijakannya. “Lanjutkan reformasi, kebebasan dan demokrasi, serta lindungi kedaulatan negara sebagai misi yang tidak akan ditinggalkan DPP,” tegas Tsai, dilansir kantor berita Reuters.
Dia juga tidak akan menerima pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Taiwan William Lai yang mengajukan pengunduran diri kemarin malam.
DPP sekarang hanya mengontrol enam kota dan wilayah Taiwan, dibandingkan dengan Kuomintang yang menguasai 15 kota dan wilayah. DPP mempertahankan dua basis pendukungnya di Tainan dan Taoyuan.
“Ini kekalahan tragis bagi DPP. Tapi ini bukan dukungan untuk Kuomintang dari rakyat. Ini kekecewaan rakyat pada DPP,” uajr Yao Chia-wen, penasehat senior Presiden Taiwan.
Yao menyebut lambatnya realisasi berbagai janji kampanye telah memicu kritik publik, termasuk dalam reformasi pensiun dan keadilan.
Suara masih dihitung di ibu kota Taiwan, Taipei, di mana walikota incumbent Ko Wen-je dari independen bertarung ketat dengan Ting Shou-chung dari Kuomintang dan kandidat DPP berada di posisi ketiga.
Walikota terpilih di Kaohsiung, Han Kuo-yu dari Kuomintang berjanji dia akan melakukan segala cara untuk mendorong perekonomian. Han menyebut kota itu sudah kuno dan miskin selama kampanye untuk menggalang dukungan pemilih.
“Kita harus segera menyingsingkan lengan baju kita dan bekerja,” papar Han yang menyatakan kota itu pernah menajdi salah satu pelabuhan tersibuk di dunia tapi telah tergeser oleh China. (Syarifudin)
(nfl)