Militan Serang Aleppo dengan Roket Berisi Klorin
A
A
A
SANAA - Lebih dari 50 warga Aleppo, Suriah, dirawat karena gejala keracunan gas beracun setelah militan menyerang daerah pemukiman dengan bom-bom berisi gas. Demikian laporan media Suriah.
Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa wilayah al-Khalidiye dan al Zahraa, serta Nile Street, menjadi sasaran serangan roket pada Sabtu malam. Serangan menyebabkan sedikitnya 55 orang dikirim ke rumah sakit.
Amunisi yang digunakan oleh para pemberontak diduga diisi dengan gas beracun. Pasalanya korban menderita lemas dan sesak napas yang diduga disebabkan oleh gas Klorin.
Gubernur provinsi Aleppo, Hussein Diyab, melaporkan peningkatan jumlah warga sipil yang terluka dalam serangan oleh militan dengan roket berisi klorin. Ia mengatakan bahwa serangan ini mengkonfirmasi kepemilikan senjata kimia oleh kelompok militan yang disebutnya sebagai teroris.
"Rudal-rudal teroris mengandung gas beracun, yang membuktikan bahwa teroris memiliki senjata kimia," katanya, seperti dikutip oleh penyiar Al Ekhbariya, ketika ia tiba di rumah sakit ar-Razi di mana para korban dirawat di rumah sakit.
Kepala departemen kesehatan Aleppo, Ziad Haj Taha, mengatakan bahwa 50 penduduk kota itu terluka dalam serangan oleh militan dengan roket berisi klorin di daerah pemukiman kota.
"Dari mereka yang terluka, 25 dirawat di rumah sakit ke rumah sakit ar-Razi, 25 ke Aleppo University Hospital. Layanan ambulans terus memberikan bantuan kepada para korban penggunaan gas beracun oleh kelompok-kelompok teroris, mungkin klorin," kata Taha seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (25/11/2018).
Klorin, yang pertama kali digunakan sebagai senjata selama Perang Dunia I, dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang permanen dan dapat berakibat fatal pada tingkat paparan yang tinggi.
Anak-anak dan wanita dilaporkan berada di antara korban serangan.
Kota Aleppo dibebaskan oleh pasukan pemerintah Suriah dari kelompok militan dan teror pada tahun 2016, tetapi militan terus menyerang kota dari posisi mereka di pinggiran kota Aleppo.
Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa wilayah al-Khalidiye dan al Zahraa, serta Nile Street, menjadi sasaran serangan roket pada Sabtu malam. Serangan menyebabkan sedikitnya 55 orang dikirim ke rumah sakit.
Amunisi yang digunakan oleh para pemberontak diduga diisi dengan gas beracun. Pasalanya korban menderita lemas dan sesak napas yang diduga disebabkan oleh gas Klorin.
Gubernur provinsi Aleppo, Hussein Diyab, melaporkan peningkatan jumlah warga sipil yang terluka dalam serangan oleh militan dengan roket berisi klorin. Ia mengatakan bahwa serangan ini mengkonfirmasi kepemilikan senjata kimia oleh kelompok militan yang disebutnya sebagai teroris.
"Rudal-rudal teroris mengandung gas beracun, yang membuktikan bahwa teroris memiliki senjata kimia," katanya, seperti dikutip oleh penyiar Al Ekhbariya, ketika ia tiba di rumah sakit ar-Razi di mana para korban dirawat di rumah sakit.
Kepala departemen kesehatan Aleppo, Ziad Haj Taha, mengatakan bahwa 50 penduduk kota itu terluka dalam serangan oleh militan dengan roket berisi klorin di daerah pemukiman kota.
"Dari mereka yang terluka, 25 dirawat di rumah sakit ke rumah sakit ar-Razi, 25 ke Aleppo University Hospital. Layanan ambulans terus memberikan bantuan kepada para korban penggunaan gas beracun oleh kelompok-kelompok teroris, mungkin klorin," kata Taha seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (25/11/2018).
Klorin, yang pertama kali digunakan sebagai senjata selama Perang Dunia I, dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang permanen dan dapat berakibat fatal pada tingkat paparan yang tinggi.
Anak-anak dan wanita dilaporkan berada di antara korban serangan.
Kota Aleppo dibebaskan oleh pasukan pemerintah Suriah dari kelompok militan dan teror pada tahun 2016, tetapi militan terus menyerang kota dari posisi mereka di pinggiran kota Aleppo.
(ian)