Hamas Kecam Kebijakan Normalisasi Hubungan Arab-Israel
A
A
A
GAZA - Langkah yang diambil oleh sejumlah rezim Arab untuk menormalkan hubungan dengan Israel merupakan tindakan menikam rakyat Palestina dari belakang. Hal itu diungkapkan oleh gerakan Islam Hamas, kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza.
"Pendudukan Zionis akan selalu menjadi musuh utama rakyat kita dan umat (komunitas Muslim sedunia)," kata juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanoua.
"Kunjungan ke Ibu Kota Arab oleh (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tidak akan berfungsi untuk memberikan legitimasi terakhir," cetusnya seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (24/11/2018).
Al-Qanoua mendesak negara-negara Arab untuk menghentikan semua bentuk normalisasi hubungan dengan penjajah Israel.
Sebelumnya Jumat, Hani Marzouk, yang dilaporkan juru bicara Netanyahu, dikutip oleh Otoritas Penyiaran Israel mengatakan bahwa perdana menteri itu merencanakan kunjungan ke Bahrain.
Namun beberapa jam kemudian, kantor Netanyahu membantah laporan itu, mengatakan bahwa Marzouk tidak berwenang untuk berbicara atas namanya.
Pada 26 Oktober, Netanyahu mengunjungi Oman, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Sultan Oman Qaboos bin Said. Ini adalah pertama kalinya dalam 22 tahun bagi seorang pejabat tinggi Israel mengunjungi kesultanan Teluk Arab.
"Pendudukan Zionis akan selalu menjadi musuh utama rakyat kita dan umat (komunitas Muslim sedunia)," kata juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanoua.
"Kunjungan ke Ibu Kota Arab oleh (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tidak akan berfungsi untuk memberikan legitimasi terakhir," cetusnya seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (24/11/2018).
Al-Qanoua mendesak negara-negara Arab untuk menghentikan semua bentuk normalisasi hubungan dengan penjajah Israel.
Sebelumnya Jumat, Hani Marzouk, yang dilaporkan juru bicara Netanyahu, dikutip oleh Otoritas Penyiaran Israel mengatakan bahwa perdana menteri itu merencanakan kunjungan ke Bahrain.
Namun beberapa jam kemudian, kantor Netanyahu membantah laporan itu, mengatakan bahwa Marzouk tidak berwenang untuk berbicara atas namanya.
Pada 26 Oktober, Netanyahu mengunjungi Oman, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Sultan Oman Qaboos bin Said. Ini adalah pertama kalinya dalam 22 tahun bagi seorang pejabat tinggi Israel mengunjungi kesultanan Teluk Arab.
(ian)