Serang Pangkalan Militer, Militan Habisi 100 Tentara Nigeria
A
A
A
MAIDUGURI - Sebanyak 100 tentara Nigeria tewas setelah militan menyerang sebuah pangkalan militer pada akhir pekan lalu. Hal itu diungkapkan sebuah sumber keamanan yang menyalahkan serangan itu kepada Negara Islam Afrika Barat.
Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak Presiden Muhammadu Buhari berkuasa pada 2015 lalu. Kejadian ini dapat meningkatkan tekanan pada dirinya menjelang pemilu pada Februari mendatang, paling tidak karena ia telah mengklaim kemenangan atas pemberontakan sembilan tahun Boko Haram.
Para pemberontak menyerang pangkalan di desa Metele di negara bagian Borno timur laut, pusat pemberontakan Boko Haram dan kelompok sempalan Negara Islam.
"Para pemberontak menyerang kami dengan tidak disangka-sangka," kata seorang perwira yang meminta tidak disebutkan identitasnya.
“Pangkalan itu dibakar dengan senjata dan kami kehilangan sekitar 100 tentara. Ini kerugian besar,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/11/2018).
"Banyak pasukan hilang," kata sumber itu lagi.
Seorang tentara mengatakan, lebih banyak tentara yang tewas pada Selasa ketika upaya untuk mendapatkan kembali mayat dari serangan awal disergap oleh kelompok militan.
"Kami semua mundur karena kami tidak tahu dari mana peluru itu berasal," katanya. "Mereka membunuh beberapa dari kami yang pergi untuk mengevakuasi mayat para tentara yang terbunuh," sambungnya.
“Kami meninggalkan baju pelindung, tank, dan senjata kami. Mereka semua ada di sana. Desa itu masih di bawah kendali mereka,” tukasnya.
Empat sumber keamanan mengatakan sekitar 100 orang meninggal di Metele dan jumlah korban tewas belum final. Sementara sumber kelima mengatakan 96 meninggal di timur laut dalam beberapa hari terakhir, kebanyakan di Metele.
Senat, yang dikendalikan oleh Partai Rakyat Demokrat Rakyat (PDP), pada Kamis menghentikan sidangnya untuk menghormati apa yang dikatakan 44 tentara tewas setelah serangan Metele.
Kandidat presiden oposisi Atiku Abubakar, yang merupakan saingan utama Buhari, menyerukan kepada pemerintah untuk mendukung keluarga para prajurit yang tewas.
Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan militer akan mengeluarkan pernyataan. Juru bicara militer tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Pemerintah dan militer sering menolak mengakui skala kerugian di timur laut. Militan telah membunuh ratusan tentara di wilayah itu dalam beberapa bulan terakhir.
Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak Presiden Muhammadu Buhari berkuasa pada 2015 lalu. Kejadian ini dapat meningkatkan tekanan pada dirinya menjelang pemilu pada Februari mendatang, paling tidak karena ia telah mengklaim kemenangan atas pemberontakan sembilan tahun Boko Haram.
Para pemberontak menyerang pangkalan di desa Metele di negara bagian Borno timur laut, pusat pemberontakan Boko Haram dan kelompok sempalan Negara Islam.
"Para pemberontak menyerang kami dengan tidak disangka-sangka," kata seorang perwira yang meminta tidak disebutkan identitasnya.
“Pangkalan itu dibakar dengan senjata dan kami kehilangan sekitar 100 tentara. Ini kerugian besar,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/11/2018).
"Banyak pasukan hilang," kata sumber itu lagi.
Seorang tentara mengatakan, lebih banyak tentara yang tewas pada Selasa ketika upaya untuk mendapatkan kembali mayat dari serangan awal disergap oleh kelompok militan.
"Kami semua mundur karena kami tidak tahu dari mana peluru itu berasal," katanya. "Mereka membunuh beberapa dari kami yang pergi untuk mengevakuasi mayat para tentara yang terbunuh," sambungnya.
“Kami meninggalkan baju pelindung, tank, dan senjata kami. Mereka semua ada di sana. Desa itu masih di bawah kendali mereka,” tukasnya.
Empat sumber keamanan mengatakan sekitar 100 orang meninggal di Metele dan jumlah korban tewas belum final. Sementara sumber kelima mengatakan 96 meninggal di timur laut dalam beberapa hari terakhir, kebanyakan di Metele.
Senat, yang dikendalikan oleh Partai Rakyat Demokrat Rakyat (PDP), pada Kamis menghentikan sidangnya untuk menghormati apa yang dikatakan 44 tentara tewas setelah serangan Metele.
Kandidat presiden oposisi Atiku Abubakar, yang merupakan saingan utama Buhari, menyerukan kepada pemerintah untuk mendukung keluarga para prajurit yang tewas.
Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan militer akan mengeluarkan pernyataan. Juru bicara militer tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Pemerintah dan militer sering menolak mengakui skala kerugian di timur laut. Militan telah membunuh ratusan tentara di wilayah itu dalam beberapa bulan terakhir.
(ian)