Menlu Saudi Sangkal Bakal Ada Pergantian Rezim

Rabu, 21 November 2018 - 23:37 WIB
Menlu Saudi Sangkal Bakal Ada Pergantian Rezim
Menlu Saudi Sangkal Bakal Ada Pergantian Rezim
A A A
RIYADH - Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Adel al-Jubeir, membantah laporan yang tentang potensi perubahan rezim pasca pembunuhan wartawan pembangkang Jamal Khashoggi.

Mengutip tiga sumber tak dikenal yang dekat dengan istana kerajaan, Reuters melaporkan Senin bahwa beberapa anggota keluarga penguasa Arab Saudi ingin mencegah Putra Mahkota Muhammad bin Salman menjadi raja.

Baca Juga: Usai Pembunuhan Khashoggi, Para Bangsawan Saudi Cegah MBS Jadi Raja

"Saya katakan itu konyol. Itu jauh di luar garis. Kepemimpinan Saudi Arabia yang diwakili dalam raja dan putra mahkota adalah garis batas untuk setiap pria atau wanita Saudi," kata al-Jubeir seperti dikutip dari CNBC, Rabu (21/11/2018).

"Negara ini benar-benar mendukung mereka. Setiap warga Saudi merasa diwakili oleh kepemimpinannya, dan setiap orang Saudi mewakili kepemimpinannya. Ini adalah komentar keterlaluan yang sedang dibuat dan sama sekali tidak dapat diterima," tegas al-Jubeir.

Jamal Khashoggi, seorang kolumnis untuk The Washington Post, tewas di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu saat hendak mendapatkan dokumen untuk pernikahannya.

Arab Saudi telah membantah klaim bahwa putra mahkota mengetahui tentang operasi tersebut, dan menyalahkan "kecelakaan yang tidak menguntungkan" itu pada tindakan agen jahat.

"Kerajaan Arab Saudi bersatu dalam masalah ini, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk kepemimpinannya, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen pada visi yang para pemimpin kita telah berikan kepada kita dalam hal Visi 2030 dan dalam hal bergerak di sepanjang jalan reformasi," ujar Jubeir.

"Dan kita akan terus bergerak terlepas dari apa yang orang mungkin atau tidak mungkin katakan," tukasnya.

Sehari sebelumnya, Presiden Donald Trump menegaskan dukungannya untuk kerajaan dan kepemimpinannya meskipun ada kehebohan internasional atas pembunuhan Khashoggi.

Trump mengatakan Arab Saudi yang kaya minyak adalah sekutu politik dan ekonomi yang penting, dan ia tampaknya mengabaikan laporan media bahwa CIA menyimpulkan, dalam laporannya sendiri tentang kematian Khashoggi, bahwa putra mahkota telah memerintahkan pembunuhan itu.

"Sangat mungkin bahwa putra mahkota memiliki pengetahuan tentang peristiwa tragis ini," kata Trump dalam pernyataan itu, meskipun ia menambahkan: "Mungkin dia melakukannya dan mungkin tidak."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6104 seconds (0.1#10.140)