Korea Utara Hancurkan 10 Pos Penjaga di Zona Demiliterisasi
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) meledakkan 10 pos penjaga di Zona Demiliterisasi (DMZ) . Langkah itu diambil ditengah upaya dua Korea mengejar rekonsiliasi dan macetnya pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).
Langkah itu adalah salah satu langkah yang disepekati selama pertemuan puncak Pyongyang antara Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un di ibu kota negara Komunis tersebut pada bulan September lalu.
"Korea Utara mengatakan kepada Korea Selatan bahwa pihaknya akan meledakkan 10 fasilitas itu hampir bersamaan," kata Kementerian Pertahanan Korsel, seraya menambahkan bahwa tentaranya mengamati dan memastikan pos-pos jaga itu benar-benar hancur pada waktu diumumkan, seperti disitat dari AFP, Rabu (21/11/2018).
"Seoul telah menghancurkan 10 pos penjaga sendiri, kebanyakan menggunakan ekskavator," kata jurubicara kementerian pertahanan.
Korut memiliki lebih banyak fasilitas pos penjaga - yang mencakup baik struktur permukaan dan elemen bawah tanah - dan menurut kantor berita Yonhap, gerakan itu akan menyisakan sekitar 150 pos penjaga di daerah itu dengan Korsel memiliki sekitar 50 diantaranya.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, telah melanjutkan kebijakan membangun hubungan dengan tetangganya yang terisolasi dan bersenjata nuklir. Hal ini kontras dengan Washington yang menegaskan tekanan terhadap Pyongyang harus dipertahankan sampai denuklirisasi benar-benar terwujud.
Daerah di sekitar DMZ adalah salah satu tempat yang paling dibentengi di bumi, penuh dengan ladang ranjau dan pagar kawat berduri. Namun di bawah rencana meredakan ketegangan disepakati di Pyongyang, kedua Korea melakukan demilitarisasi desa gencatan senjata Panmunjom di perbatasan, untuk meninggalkannya diawaki oleh 35 personel tak bersenjata dari masing-masing pihak.
Secara resmi disebut Daerah Keamanan Bersama (JSA), kantong itu adalah satu-satunya tempat di sepanjang perbatasan 250 kilometer tempat para tentara dari kedua Korea dan pimpinan Komando PBB yang dipimpin langsung berhadap-hadapan.
Langkah itu adalah salah satu langkah yang disepekati selama pertemuan puncak Pyongyang antara Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un di ibu kota negara Komunis tersebut pada bulan September lalu.
"Korea Utara mengatakan kepada Korea Selatan bahwa pihaknya akan meledakkan 10 fasilitas itu hampir bersamaan," kata Kementerian Pertahanan Korsel, seraya menambahkan bahwa tentaranya mengamati dan memastikan pos-pos jaga itu benar-benar hancur pada waktu diumumkan, seperti disitat dari AFP, Rabu (21/11/2018).
"Seoul telah menghancurkan 10 pos penjaga sendiri, kebanyakan menggunakan ekskavator," kata jurubicara kementerian pertahanan.
Korut memiliki lebih banyak fasilitas pos penjaga - yang mencakup baik struktur permukaan dan elemen bawah tanah - dan menurut kantor berita Yonhap, gerakan itu akan menyisakan sekitar 150 pos penjaga di daerah itu dengan Korsel memiliki sekitar 50 diantaranya.
Presiden Korsel, Moon Jae-in, telah melanjutkan kebijakan membangun hubungan dengan tetangganya yang terisolasi dan bersenjata nuklir. Hal ini kontras dengan Washington yang menegaskan tekanan terhadap Pyongyang harus dipertahankan sampai denuklirisasi benar-benar terwujud.
Daerah di sekitar DMZ adalah salah satu tempat yang paling dibentengi di bumi, penuh dengan ladang ranjau dan pagar kawat berduri. Namun di bawah rencana meredakan ketegangan disepakati di Pyongyang, kedua Korea melakukan demilitarisasi desa gencatan senjata Panmunjom di perbatasan, untuk meninggalkannya diawaki oleh 35 personel tak bersenjata dari masing-masing pihak.
Secara resmi disebut Daerah Keamanan Bersama (JSA), kantong itu adalah satu-satunya tempat di sepanjang perbatasan 250 kilometer tempat para tentara dari kedua Korea dan pimpinan Komando PBB yang dipimpin langsung berhadap-hadapan.
(ian)