Tolak Gencatan Senjata dengan Hamas, Menhan Israel Mundur
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman secara mengejutkan menyatakan mundur dari posisinya. Pengunduran diri Lieberman merupakan bentuk protes atas kesepakatan gencatan senjata yang dicapai Israel dan Hamas, yang disebutnya sebagai kapitulasi untuk teror.
Seperti diketahui, Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya menyepakati perjanjian gencatan senjata selama dua hari dengan Israel di Gaza. Kesepakatan itu dicapai setelah adanya pembicaraan yang ditengahi oleh Mesir.
Israel sejatinya belum memberikan pernyataan apapun mengenai gencatan senjata ini. Tetapi sejak semalam, serangan roket dan serangan udara Israel telah berhenti.
"Kalau saya tetap di posisi saya, saya tidak akan bisa melihat mata warga di selatan," ucap Lieberman, merujuk kepada wilayah yang menjadi sasaran tembak rudal Hamas, seperti dilansir Reuters pada Rabu (14/11).
Lieberman mengatakan, pengunduran dirinya, yang akan berlaku 48 jam setelah dia menyerahkan surat resmi kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga secara otomatis akan menarik partai yang dia pimpin, yakni Partai Beitenu dari koalisi pemerintah.
Keluarnya Partai Beitenu akan membuat koalisi Netanyahu hanya memiliki 61 dari 120 kursi di Parlemen Israel. Hal ini, menurut beberapa pengamat, akan membuat posisi Netanyahu terancam dalam pemilu Israel yang akan berlangsung pekan depan.
Para pengamat berspekulasi bahwa Netanyahu, yang meskipun peringkat persetujuannya telah rusak oleh berbagai investigasi korupsi, mungkin mengedepankan pemungutan suara. Netanyahu diprediksi akan lebih memilih mempertahankan Lieberman, dibandingkan dengan kesepakatan damai dengan Hamas.
Seperti diketahui, Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya menyepakati perjanjian gencatan senjata selama dua hari dengan Israel di Gaza. Kesepakatan itu dicapai setelah adanya pembicaraan yang ditengahi oleh Mesir.
Israel sejatinya belum memberikan pernyataan apapun mengenai gencatan senjata ini. Tetapi sejak semalam, serangan roket dan serangan udara Israel telah berhenti.
"Kalau saya tetap di posisi saya, saya tidak akan bisa melihat mata warga di selatan," ucap Lieberman, merujuk kepada wilayah yang menjadi sasaran tembak rudal Hamas, seperti dilansir Reuters pada Rabu (14/11).
Lieberman mengatakan, pengunduran dirinya, yang akan berlaku 48 jam setelah dia menyerahkan surat resmi kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga secara otomatis akan menarik partai yang dia pimpin, yakni Partai Beitenu dari koalisi pemerintah.
Keluarnya Partai Beitenu akan membuat koalisi Netanyahu hanya memiliki 61 dari 120 kursi di Parlemen Israel. Hal ini, menurut beberapa pengamat, akan membuat posisi Netanyahu terancam dalam pemilu Israel yang akan berlangsung pekan depan.
Para pengamat berspekulasi bahwa Netanyahu, yang meskipun peringkat persetujuannya telah rusak oleh berbagai investigasi korupsi, mungkin mengedepankan pemungutan suara. Netanyahu diprediksi akan lebih memilih mempertahankan Lieberman, dibandingkan dengan kesepakatan damai dengan Hamas.
(esn)